Dua benda bentuk bulat dibenturkan. Mereka menghasilkan suara khas yang viral. Hampir sepanjang hari di halaman samping dan belakang rumah. Tanpa melihat proses benturan keduanya ini berlangsung, sudah bisa ditebak suara apa gerangan.Â
Ya, suara mainan anak kecil yang tidak hanya dimainkan oleh anak-anak saja. Bahkan mereka yang sudah berusia seperempat abad pun masih tertarik untuk mencoba memainkannya.Â
Tak mau kalah dengan adik-adik yang masih duduk di bangku sekolah dasar. Justru tua-muda saling berlomba membuktikan siapa yang paling jago. Ya, permainan tradisional zaman dahulu yang tengah naik daun saat ini tak lain dikenal dengan sebutan latto-latto.
Beberapa sumber menjelaskan bahwa latto-latto berasal dari negeri Paman Sam dan mulai dikenal sekitar tahun 1960-an. Sebutan di sana ialah Clankers.Â
Sumber lain juga menyampaikan bahwa latto-latto mulai dikenal di Indonesia sekitar tahun 1990-an, tepatnya di Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pengganti petasan pada saat upacara pernikahan.
Beralih dari sejarah permainan latto-latto berasal, terdapat beberapa konsep sains khususnya fisika yang dapat dipelajari dari permainan ini.Â
Ketika saya bertemu dengan seorang siswi kelas sembilan SMP yang tengah memainkan latto-latto pada jam istirahat sekolah beberapa hari yang lalu, saya mencoba bertanya tentang konsep sains pada permainan latto-latto.Â
Anak tersebut berbalik bertanya pada saya, "Pasti ada hubungannya dengan Hukum Newton ya Bu?"
Yap, benar. Konsep fisika yang dapat dianalisis dari permainan ini lebih menekankan pada besaran-besaran mekanika Newton.
Saya yakin teman-teman pembaca tidak asing dengan Newton. Seorang ahli berkebangsaan Inggris bernama lengkap Sir Isaac Newton sangat terkenal dengan teori gravitasi dan tiga hukum dasar tentang mekanika.Â