Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Tips Sukses Presentasi Kuliah, Auto Dapat Nilai Akhir A

14 Januari 2023   11:13 Diperbarui: 26 Januari 2023   17:58 1227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presentasi kuliah (Sumber: Shutterstock)

Kegiatan presentasi bagi seorang mahasiswa ibarat makanan pokok yang setiap minggunya akan dijumpai di hampir setiap mata kuliah. 

Biasanya dosen akan meminta mahasiswa dalam satu kelas untuk membentuk kelompok kecil di mana masing-masing kelompok akan diberi tugas untuk membedah salah satu topik materi yang akan diperbincangkan bersama setiap minggunya. Tentunya kegiatan presentasi memerlukan persiapan yang cukup menguras banyak waktu. 

Terlebih lagi menyatukan gagasan masing-masing anggota kelompok membutuhkan waktu yang cukup lama. 

Alih-alih bukannya selesai mengerjakan tugas presentasi, kegiatan berkelompok akan berakhir dengan pembagian submateri tiap anggota saja dilanjutkan makan atau jajan bersama. 

sumber: dokpri
sumber: dokpri

Di samping itu,  tugas kuliah lainnya juga tak mau kalah mencari perhatian. Mulai dari laporan praktikum, makalah, wawancara, dan tugas lapangan. Akhirnya tugas presentasi biasanya akan dikerjakan mepet beberapa jam sebelum presentasi dilakukan (saya banget itu). 

Nah, bagaimana nih supaya presentasi tetap maksimal meskipun dikerjakan di waktu mepet jadwal presentasi? 

Berikut tips yang pernah saya coba di semester kemarin ketika menyiapkan bahan presentasi kurang dari 36 jam.

sumber: fertiish.blogspot.com
sumber: fertiish.blogspot.com

1. Gunakan referensi saran dari dosen

Setiap dosen biasanya memberikan beberapa referensi yang dapat dipakai selama kegiatan perkuliahan satu semester saat membahas kontrak kuliah di awal pertemuan pertama. 

Nah, dari sumber referensi yang diberikan, kita dapat memanfaatkannya sebagai salah satu modal untuk membuat bahan presentasi sesuai materi yang didapatkan. 

Tentunya kita harus pandai-pandai membahasakan bahasa buku dengan bahasa kita sendiri sehingga ketika kita menjelaskan di depan dosen dan teman-teman mampu menarik perhatian mereka dan menghilangkan kesan 'presentasi yang membosankan'.

Kendala yang akan kita jumpai saat membaca dan memahami buku referensi salah satunya ialah buku referensi yang masih berbahasa Inggris dan kita dituntut untuk memahami dalam waktu singkat. 

Ya, kembali lagi pada diri kita sih. Mulai menikmati bacaan berbahasa Inggris setiap harinya supaya kita terbiasa memahami konten berbahasa Inggris. 

Kalau sudah mentok, bisa memanfaatkan fasilitas Google Translate atau aplikasi penerjemah lainnya. Akan tetapi, hal yang perlu diperhatikan ketika kita memanfaatkan aplikasi ketiga sebagai penerjemah, kita harus tinjau kembali hasil terjemahannya. 

Pada beberapa kasus tertentu, hasil terjemahan tidak sesuai dengan keinginan dan maksud hati kita.

2. Cari referensi tambahan minimal tiga sumber dari channel YouTube terpercaya

Selain dari buku sumber referensi yang diberikan oleh dosen, kita tentunya dapat memanfaatkan channel YouTube sebagai salah satu referensi praktis dan efisien untuk membantu kita dalam memahami penjelasan. Terlebih bagi sebagian orang yang memiliki tipe belajar audio visual, pengamatan video merupakan cara yang paling jitu untuk memahami materi dengan mudah. 

Bahasa lisan di dalam video biasanya akan membantu menguatkan pemahaman yang kita peroleh dari buku sumber referensi. Akan tetapi, perlu diingat bahwa kita harus selektif dalam mencari channel video. Kita perlu mencari channel yang memiliki konten berbobot, mudah dipahami, dan terpercaya. Mengapa tiga channel? Supaya kita dapat mempertimbangkan satu materi dari tiga sudut pandang yang berbeda.

Berdasarkan hasil referensi dari video YouTube dan buku sumber referensi dosen, kita dapat menemukan poin-poin penting yang akan kita sampaikan saat presentasi. 

Kita sudah bisa menyusun kerangka berpikir versi kita berdasarkan sumber terpercaya. Apabila kita membutuhkan penguatan lebih, bolehlah kita mencari jurnal ilmiah ataupun search referensi tambahan melalui google atau situs peramban lainnya.  

3. Buat media presentasi semenarik dan sejelas mungkin

Bagian selanjutnya dalam persiapan presentasi ialah membuat media presentasi yang elegan, menarik, dan sejelas mungkin. Elegan di sini memberi arti bahwa media presentasi kita enak dilihat, mencirikan diri kita (tidak sembarang copy paste sana-sini), dan ringkas. 

Hal ini memberikan gambaran kepada penikmat presentasi kita bahwa apa yang kita buat merupakan karya sendiri berdasarkan beberapa sudut pandang kajian referensi.

Selanjutnya, presentasi yang kita kemas haruslah menarik perhatian khalayak untuk dinikmati. Kita dapat memanfaatkan berbagai software presentasi baik offline maupun online untuk membantu mengemas bahan materi kita secara apik. 

Untuk membantu menata poin-poin materi yang akan saya sampaikan saat presentasi, saya biasanya memilih memanfaatkan slides.go atau Canva sebagai acuan template presentasi kemudian dimodifikasi sesuai keinginan kita.

Hal yang tak boleh dilupakan saat kita mempersiapkan presentasi ialah unsur "kejelasan". Salah satu tujuan kita mempresentasikan suatu topik di depan dosen dan teman-teman ialah untuk menjelaskan materi yang menjadi bagian topik kita.

Jika kita tidak mampu menyampaikan materi secara jelas, sudah dipastikan teman-teman yang lain akan banyak bertanya di sesi tanya jawab (bukankah hal tersebut paling kita hindari?) atau malah kita ditinggal tidur oleh sebagian teman-teman karena presentasi kita yang tidak menarik, tidak jelas, dan membosankan.

4. Yakinkan khalayak bahwa pendapat yang kita sampaikan berdasarkan sumber

Bahasa lisan berbeda dengan bahasa buku namun bahasa lisan kita didasarkan sumber yang kita dapatkan dari buku, jurnal ilmiah, dan sumber lain yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Apa yang kita sampaikan tentunya memiliki referensi valid sehingga ketika teman kita maupun dosen kita menanyakan secara lebih lanjut, kita mempunyai pedoman referensi yang dapat dipercaya. Bukan sekadar omong kosong belaka.

5. Hanya tuliskan poin-poin penting yang benar-benar kita kuasai

Pada saat kita membuat media presentasi, tuliskan hal penting yang memang benar-benar kita kuasai saja (ini saran saya saja). Karena saya tidak ingin mengalami kejadian 'senjata makan tuan' (kita yang menyajikan namun justru kita malah tidak paham) maka saya akan memilih hanya menyampaikan poin penting yang saya kuasai saja. 

Apabila ada bagian penting yang tidak saya kuasai, saya akan memilih tidak menuliskannya pada media presentasi saya. Justru saya akan menanyakannya di akhir presentasi kepada dosen saya (trik supaya kelihatan benar-benar belajar meskipun sebenarnya belajar hanya sistem kebut semalam).

Bagi para mahasiswa yang memang fokus untuk kuliah saja tanpa ada kegiatan lain di luar perkuliahan, saya rasa mengerjakan tugas presentasi pastilah selalu menjadi salah satu prioritas. Akan tetapi, bagi saya yang mengikuti kegiatan perkuliahan bersamaan dengan mengerjakan tugas pekerjaan di sekolah terkadang merasa kurang maksimal dalam mengeksplorasi topik yang disajikan untuk dipresentasikan. 

Jadi, bagi teman-teman yang memang masih dapat benar-benar fokus kuliah saja tanpa bekerja saya sampaikan selamat karena mampu memanfaatkan waktu dengan lebih maksimal untuk menyajikan presentasi dengan lebih keren dan menggali ilmu pengetahuan lebih optimal.

6. Apabila perlu, sediakan video pemantik

Pada materi tertentu yang bersifat abstrak, akan lebih menarik apabila kita menyajikan video pemantik untuk memberikan gambaran kepada teman-teman kita supaya semakin tertarik dengan apa yang akan dan sedang kita sampaikan. Melalui pengamatan video, dosen dan teman-teman kita akan semakin penasaran dengan topik materi kita. Tentunya, kita perlu melakukan pertimbangan saat memilih video yang dapat mendukung presentasi kita supaya terkesan semakin menarik.

7. Aktif mengomentari presentasi milik teman yang lain

Hidupnya kegiatan presentasi ialah adanya interaksi antara kelompok penyaji dengan kelompok pengamat. Interaksi dalam hal ini tidak harus selalu dalam bentuk pertanyaan yang dilontarkan kepada kelompok penyaji. Komentar positif, tambahan, dan saran juga tak kalah penting untuk mengapresiasi kelompok yang sedang bertugas menjadi tim penyaji. 

Pun, ketika saya tengah menjadi penyaji justru akan lebih suka apabila diberikan masukan, tanggapan, dan komentar dibandingkan diberikan pertanyaan mematikan (hehe). Melalui interaksi yang menghidupkan kegiatan presentasi, dosen juga akan menilai siapa yang aktif dan siapa yang hanya duduk manis. 

Seperti halnya ketika saya mengajar di kelas, saya pun akan lebih cepat menghapal anak-anak yang aktif dibandingkan anak-anak yang pasif. So, supaya kita dapat meyakinkan dosen bahwa kita layak mendapat nilai A salah satunya ialah dengan aktif di dalam kelas.

sumber: dokpri
sumber: dokpri

Saya setuju dengan pendapat bahwa 'goal mendapat nilai A bukanlah tujuan utama'. Namun, saya juga sependapat dengan pernyataan 'kalau yang lain bisa dapat A, kenapa saya tidak?' Jadi, kembalikan pada prinsip diri masing-masing.

Sejatinya, hal yang menjadi prioritas saat mengikuti kegiatan perkuliahan ialah mendapatkan ilmu baru yang belum kita dapatkan di jenjang pendidikan sebelumnya. 

Di samping itu, harapan besar dari apa yang kita peroleh melalui kegiatan perkuliahan salah satunya kegiatan presentasi ialah selanjutnya dapat kita aplikasikan dalam kehidupan nyata. Tidak sekadar mendapatkan teori penggugur dosa selama kegiatan perkuliahan berlangsung yang hanya masuk melalui telinga kanan dan keluar melalui telinga kiri.

Sebagai seorang mahasiswa kita memang tidak dituntut menguasai seluruh materi perkuliahan yang diajarkan. Kita juga tidak diminta ahli dalam seluruh materi perkuliahan. 

Akan tetapi, sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat sudah menjadi keharusan bagi kita untuk mencintai proses belajar yang kita lakukan salah satunya ialah selama kegiatan perkuliahan. Salah satu proses mendapatkan dan memahami ilmu yang kemudian kita nikmati aplikasinya dalam kehidupan kita. Bukankah kita memang hidup untuk senantiasa belajar? 

Dan, bukankah hakikat belajar ialah menikmati dan mencintai prosesnya? Lalu, tentang bagaimana hasil proses belajar kita pada akhirnya merupakan bentuk apresiasi dari berbagai hal yang telah kita alami dan kita jalani untuk kemudian kita syukuri.

Cilacap, 14 Januari 2023

Oktav Unik Ardiana, :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun