Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Keteladanan Gejala Alam Part 1: Bersikap dan Bertindak Menuju New Normal Life

17 Juni 2020   16:08 Diperbarui: 17 Juni 2020   16:45 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Delapan detik untuk seruas jari sebuah perpindahan. Ada interaksi di sana. Sederhana. Bahkan, tak sadar sepasang netra tengah menjadi pengamat. Ibarat netizen dengan segala opini.

Jika ia biologist maka sebut saja sebuah proses interaksi antar komponen biotik tengah berperan. Apabila ia physicholik yang diperkirakan ialah kelajuan sesaat seekor semut atau besarnya gaya tegangan kaki semut untuk menahan massa badannya agar ia tetap dapat melintas di atas permukaan bidang bunga.

Ketika ia seorang matematikawan, yang menjadi acuan bisa jadi luas permukaan bidang euphorbia yang dilalui semut.

Saat ia seorang chemist, mungkin yang terpikir apa saja kandungan senyawa nektar yang dimiliki oleh si bunga berbatang duri ini?

Lalu? Bolehkah memaknai lain? Tentu. Dengan berbagai sudut pandang yang paling mudah untuk dimengerti.

Dalam menyikapi sebuah peristiwa maupun suatu gejala tertentu yang tengah terjadi masing-masing pribadi memiliki cara pandang sendiri. Satu pihak dengan pihak lainnya dapat memberikan pandangan berbeda dan beragam. Hal ini sudah menjadi kondisi wajar dan tak perlu dirisaukan. 

Tiap pihak yang berpendapat baiknya menghargai gagasan yang tidak sejalan dengan apa yang menjadi pemikirannya. Tak selamanya hal yang kita anggap benar merupakan kebenaran hakiki yang bersifat prinsip. Akan tetapi pada praktiknya tak jarang satu pihak dengan pihak lain yang berseberangan pendapat  merasa bahwa pandangan masing-masing diri ialah paling benar.

Fenomena semacam ini telah banyak dijumpai di dunia nyata maupun dunia maya. Wajar. Lumrah. Lalu, bagaimana kita bersikap? Akankah turut andil dalam perdebatan? Ataukah memilih menyimak dengan baik? Atau justru menawarkan titik terang apabila terdapat tanda-tanda menuju proses pertikaian pendapat? Pilihan berada di tangan pribadi masing-masing.

Menyambut New Normal. Bagaimana Bersikap?

New Normal Life masih menjadi salah satu tranding topic yang tengah dibicarakan dan nampaknya akan semakin dibicarakan. Berbagai pendapat mulai dilontarkan di berbagai media sosial. Sebagian menyambut suka cita, sebagian lain mempertanyakannya. Sudah siapkah? Yakinkah Indonesia menyambut New Normal Life secepat ini? Tal beresiko-kah?

Berada di pihak yang mendukung New Normal Life sesegera mungkin maupun yang belum bersiap karena mengkhawatirkan resiko bahayanya dengan berbagai pertimbangan semuanya (keduanya) merupakan pemikiran yang pantas untuk dihargai. Pihak pendukung memiliki acuan dan pedoman dengan berbagai referensi yang meyakinkan. Sedangkan pihak yang belum mendukung pelaksanaan New Normal Life sepenuhnya pasti mempunyai pertimbangan yang tidak sembarangan.

Sebagai masyarakat dan warga negara Indonesia yang baik, kita ikuti arahan pemerintah dengan standar protokol kesehatan yang berlaku. Berusaha yakin dengan kebijakan yang diambil oleh pemerintah merupakan upaya terbaik yang telah dikaji dengan berbagai pertimbangan mendalam. Apabila dirasa kurang puas, lakukan cara bijak untuk menyampaikan aspirasi pribadi secara nyata.

Mulai dari Viral Corona sampai New Normal Life.

Setiap permasalahan akan mendewasakan. Tiap persoalan akan membelajarkan. Tiap peristiwa menyadarkan tentang banyak hal yang dapat dimaknai dengan penuh kesadaran. Khawatir dalam menghadapi setiap tahap kejadian bukanlah hal yang buruk karena ia bagian dari bentuk kewaspadaan. 

Akan tetapi, kekhawatiran dan kecemasan berlebihan yang membuat hati gelisah serta tidak tenang inllah yang perlu kita atasi. Setidaknya mengatasi mulai dari diri sendiri untuk setiap dampak dari suatu masalah yang tengah kita lewati. Terlebih menyikapi persoalan global Covid-19 sampai menuju rencana New Normal Life pasca kurang lebih tiga bulan berstatus stay at home.

Belajar dari Gejala Alam

1. Gelombang transversal kehidupan

sumber: thekingofscience.com
sumber: thekingofscience.com

Saat belajar fisika, kita mengetahui bahwa gelombang transversal merupakan jenis gelombang yang terdiri dari puncak dan lembah. Tiap langkah kita menghadapi kehidupan pun seperti demikian, kadang berada pada perjalanan menuju puncak pendewasaan untuk melejitkan kapasitas dan bersikap tenang dalam menghadapi segala permasalahan yang hadir di tengah-tengah kita. 

Di sisi lain, kita juga pasti pernah merasa  berada pada titik serendah-rendahnya bahkan kehilangan semangat untuk hidup. Seolah merasa jemu dan ingin lari dari tiap persoalan yang tengah menimpa. Namun, dari tiap puncak dan lembah yang ada, Tuhan tak akan memberikan kesulitan untuk mencapai puncak keberhasilan melewati batas kemampuan hamba-Nya. 

Saat merasa mengalami keterpurukan dalam titik terendah, Tuhan pun tak akan meninggalkan kita sendiiri. Karena tiap amplitodo gelombang kehidupan telah diatur sedemikian rupa oleh kuasa-Nya yang kita seharusnya yakin bahwa kita akan mampu melewati tiap langkah sulit menuju puncak pendewasaan maupun saat merasa terpuruk di dalam lembah putus asa.

Kita telah mampu melewati riuhnya permasalahan Covid-19 yang dampaknya berimbas pada setiap lini kehidupan dengan segala upaya kita yang luar biasa. Mengapa luar biasa? Karena kita mampu bertahan sampai detik ini. Bahkan mampu membaca apa yang telah saya tuliskan di sini. Ibaratnya kia telah menempuh setengah lembah gelombang. 

Berikutnya kita akan menuju puncak gelombang dalam rangka menyambut New Normal Life yang sesungguhnya meskipun entah sampai kapan akan benar-benar pulih kembali. Berproses menuju titik puncak gelombang New Normal Life menjadi sebuah fase berkesan yang tidak akan terlupakan sepanjang hidup kita. Walaupun bertahap, percayalah bahwa Tuhan akan selalu menyertai langkah positif kita.

2. Kapasitas kapasitor dalam rangkaian paralel

sumber: panduanelektronika.blogspot.com
sumber: panduanelektronika.blogspot.com

Bertahan sesuai kapasitasnya masing-masing. Berusaha mengelola kemampuan diri dengan maksimal tanpa menaruh rasa iri pada orang lain yang memiliki kemampuan lebih rendah maupun lebih tinggi. Legowo semampunya dan semaksimal kita karena Tuhan memberikan waktu yang sama dalam satu hari yakni 24 jam. Tinggal kita akan melakukannya seperti apa dan bagaimana memanfaatkannya dengan baik.

Pada rangkaian paralel kapasitor, nilai kapasitor yang berbeda akan menghasilkan muatan yang berbeda pula. Kapasitas yang tinggi pun akan diberikan beban muatan yang tinggi pula. Hal ini berlaku juga sebaliknya untuk nilai kapasitor yang lebih rendah maka muatan yang diberikan juga lebih rendah pula.

Menyikapi New Normal Life yang ada, kita pun perlu menerima kesepakatan pemerintah dalam menerapkan New Normal Life di beberapa daerah yang telah berada dalam zona hijau. Sebagai masyarakat di luar zona tersebut haruskah menolak kebijakan tersebut? Akankah melanggar? Tentunya harus siap dengan resiko yang diambil.

Masyarakat di zona hijau memiliki kemampuan (kapasitas) lebih besar untuk menyambut New Normal Life dengan segera. Sebaliknya bagi masyarakat yang berada di zona merah dan hitam harus lebih bersabar menanti New Normal Life. Masing-masing akan ada waktu yang tepat. Tugas kita sebagai diri pribadi dan masyarakat ialah menyikapi dengan hati terbuka dan legowo dengan keadaan yang ada.

3. Tumbukan pendapat dan pemikiran dalam menyikapi beberapa wacana dan kebijakan

Dalam materi sains, peristiwa tumbukan dibedakan menjadi tiga, yakni tumbukan lenting sempurna, lenting sebagian, dan tak lenting sama sekali.

A. Tumbukan lenting sempurna

sumber: fisikazone.com
sumber: fisikazone.com

Tumbukan terjadi ketika terdapat dua pendapat maupun pemikiran bertemu kemudian beradu gagasan. Jika sama kuat dan keukeuh dengan masing-masing pemikiran tanpa ada yang bersedia mengalah maka ia akan kebal dengan pengaruh-pengaruh pemikiran yang lain. Lenting sempurna. Dua pendapat yang berbeda tak akan bersatu. Hal tersebut hak masing-masing diri yang tak perlu dipermasalahkan namun harapannya perbedaan tersebut tidak mengakibatkan perpecahan di kedua belah pihak yang tengah beradu gagasan

Sisi positif dari kelentingan sempurna ini, masing-masing prinsip yang sama kuatnya tidak akan  tergoyahkan dengan pendapat maupun gagasan lawan bicaranya (pemikiran yang berseberangan). Pelaku yang berpendapat tak akan mudah gegabah dalam mengambil tindakan karena telah memiliki acuan yang ia percayai dengan benar. Terlebih apabila pemikiran tersebut disertai beberapa kajian (penggalian informasi, referensi, dan bukti) yang telah dilakukan tentunya. Sehingga tak sekadar kuat pendapat karena tiru-tiru.

Menghadapi New Normal di berbagai daerah di Indonesia ada kalanya kita perlu mengacu pada ptinsip ini. Jika memang belum pantas untuk melakukan New Normal Life, ya tak perlu risau dengan gagasan lain yang berseberangan. Apabila bertemu dengan pemikiran lain cukup jelaskan alasan kita berprinsip dengan pemikiran kita. Selama tidak melanggar hukum bukankah itu tak menjadi masalah  bukan? Kembali lagi pada diri, sudah siap dengan segala resiko dari keteguhan prinsip diri.

B. Tumbukan lenting sebagian

Di sisi lain, terkadang kita perlu mendengarkan nasihat maupun masukan dari berbagai pihak di sekeliling kita apabila memang itu sebagai kesepakatan bersama. Ada kalanya tak harus selalu kebal dengan hal-hal yang tak bersifat prinsip selama itu masih memberi imbas kebaikan. Kita dapat menyimak obrolan pendapat orang lain untuk menambah wawasan dan pengetahuan kita

Menuju New Normal dengan segala resiko telah menjadi salah satu kebijakan yang berlaku, terutama pada daerah berzona hijau. Namun apabila kita merupakan salah satu masyarakat zona hijau yang belum yakin dengan kebijakan pemerintah alangkah lebih baik jika kita kembali berpikir ulang. Melihat sisi baik dari segala keputusan yang diambil sebagai bentuk apresiasi kita sebagai masyarakat dan tentunya bentuk upaya kita untuk hidup dalam kondisi seperti semula.

C. Tumbukan tidak lenting sama sekali.

sumber: fisikazone.com
sumber: fisikazone.com

Pada kasus kejadian tumbukan tidak lenting sama sekali, satu pendapat dapat mempengaruhi pihak lain yang masih bersikap netral atau belum memiliki gagasan. Suatu kebijakan dapat mengambil peran keseluruhan selama hal tersebut merupakan langkah menuju kehidupan yang jauh lebih stabil setelah melewati pandemi yang menggemparkan hampir seluruh lapisan masyarakat.

Seperti halnya ketika kita menerima protokol kesehatan dari pemerintah, maka mau tidak mau, suka tidak suka, sebagai warga masyarakat yang baik setidaknya kita tetap perlu belajar protokol kesehatan di masa pandemi menuju New Normal Life. Tiga point penting yakni memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak. Sebagai masyarakat awam hendaknya kita menerapkan budaya tersebut sebagai bentuk menjaga diri dan patuh pada kebijakan pemerintah

Secara nyata bagaimana kita bersikap dan bertindak sebenarnya ialah kemauan dari diri kita sendiri. Akan tetapi bukankah akan menjadi lebih baik jika kita bertindak lebih bijak untuk memberi kontribusi kebaikan bagi diri sendiri, lingkungan sekitar, dan masyarakat. Jadi langkah apapun yang akan kita ambil ataupun yang tengah kita jalani harapannya membawa kita pada kondisi kehidupan yang lebih stabil dan pulih kembali.

Tetaplah menjadi bijak dalam bersikap dan bertindak agar kelak kita yang akan menuai hasil dari proses dan tahapan yang telah kita lakukan. Semangat perbaikan menuju New Normal Life.

#Save Iman and Imun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun