Mohon tunggu...
Oktav Unik Ardiana
Oktav Unik Ardiana Mohon Tunggu... Guru - Hamba Allah yang tengah menjadi seorang pembelajar. (Mahasiswi dan Guru IPA yang berdomisili di Banyumas dan Cilacap)

Anak perempuan pertama dari 4 bersaudara yang tengah belajar mengabdi pada dunia pendidikan. Masih terus belajar, belajar, dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Lari Kecil 1 Menit: Bentuk Integrasi Gerak Ringan Mapel Olahraga

10 Mei 2020   21:07 Diperbarui: 10 Mei 2020   21:11 464
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

School from Home merupakan istilah dari  suatu bentuk kegiatan yang diterapkan oleh beberapa instansi pendidikan selama pandemi Covid-19 berlangsung. Sebagian guru memberikan tugas pada peserta didik untuk dikerjakan selama berada di rumah.

Akan tetapi terdapat pula instansi pendidikan yang menerapkan pembelajaran online untuk mengganti jam tatap muka di sekolah. Hal ini merupakan bentuk tanggung jawab dan kepedulian lembaga pendidikan terhadap para peserta didiknya agar tetap mendapatkan pelayanan pendidikan selama pendidikan. Meskipun tentunya proses pembelajaran online yang dilakukan tidak seefektif seperti saat tatap muka secara langsung.

Suatu lembaga pendidikan sekolah menengah di kawasan Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas menerapkan pembelajaran dalam jaringan selama masa lockdown berlangsung.

Kegiatan pembelajaan ini sejatinya merupakan kepedulian pendidik agar para peserta didik tetap mendapatkan bimbingan pendidikan formal meskipun tengah berada di rumah. Kebijakan ini sesungguhnya pun mengandung maksud agar para peserta didik tidak bersantai ria dan tetap produktif selama di rumah selain menjalankan tugas membantu orang tua di tempat tinggal masing-masing.

Melihat kondisi masyarakat di tengah wabah global ini, tentunya target pencapaian kurikulum mengalami beberapa perubahan dan modifikasi. Meskipun tetap mengacu kurikulum asal di tiap tingkatan kelas, pelaksanaan pembelajaran lebih mengena saat benar-benar bersentuhan dengan kondisi nyata mereka. Salah satunya adalah aplikasi praktik pada mapel olahraga.

Tak sekadar menunaikan tugas, esensinya berkeringat dan tetap sehat

Memegang gadget seharian merupakan kesempatan yang dapat menjadi alasan bagi para peserta didik. Aji mumpung berada di rumah.

Sebagian besar aktivitas peserta didik didominasi dengan kegiatan duduk dan memegang gadget. Sesekali memang diperlukan aktivitas yang dapat memanfaatkan alat gerak supaya tubuh tetap sehat dan berkeringat. Walaupun tengah berpuasa, namun olahraga tetap dibutuhkan.

Alhasil, mapel yang paling cocok untuk menugaskan hal ini adalah PJOK. Selain upaya pemberian tugas, peserta didik mendapatkan manfaat langsung bagi tubuhnya sendiri. Bergerak. Berkeringat. Sehat.

Tertarik dengan pemberian tugas yang dilakukan oleh guru mapel PJOK terhadap peserta didik di kelas, saya melihat beberapa video hasil kegiatan mereka.

Salah satu materi kegiatan yang menarik bagi saya ialah praktik secara langsung berkaitan dengan olahraga sederhana, ringan, dan murah.

Hal ini saya ketahui dari unggahan video beberapa peserta didik saat mengerjakan tugas mapel olahraga. Kegiatan yang sangat mudah dan sederhana, apakah itu?

sumber: dokpri Oktav
sumber: dokpri Oktav

Lari  bolak-balik membentuk lintasan angka 8 selama 1 menit.

Suatu bentuk gerakan yang sangat mudah dilakukan dalam waktu singkat namun cukup untuk menghilangkan lesu dan lemas saat puasa. Terlebih apabila diakukan rutin setiap hari.

Bagi orang dewasa mungkin terlalu sebentar akan tetapi bagi peserta didik yang masih berusia 12-15 tahun, hal ini cukup berpotensi untuk menghasilkan kata "lelah". Jadi, yang terpenting adalah sedikit namun konsisten.

Jika Anda ingin menambahkan durasi menjadi lebih dari 1 menit tentunya itu adalah hak Anda. Sesuai dengan kebutuhan Anda. Kuncinya, kita tetap berolahraga meskipun tengah berpuasa dan tidak mengganggu aktivitas ibadah kita dalam berpuasa.

Saya yakin kegiatan ini cocok untuk semua usia dan dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja. Latihan olahraga ringan semacam ini juga dapat digunakan sebagai latihan untuk pemula, terutama bagi orang yang enggan sekali untuk bergerak.

Bahkan kegiatan ini dapat Anda lakukan di dalam rumah saja. Terlebih apabila Anda khawatir untuk sekadar keluar dari rumah karena kondisi di tempat tinggal Anda yang berada pada zona bahaya selama pandemi. Panjang lintasan dan kecepatan lari pun dapat Anda sesuaikan sesuai kemampuan saja.

Di sisi lain, cara ini juga menyenangkan apalagi jika dikombinasi dalam bentuk permainan bersama anak-anak Anda. Mudah, murah, dan meriah.

Dilansir dari doktersehat.com. lari dengan membentuk lintasan angka 8 ternyata memiliki beberapa manfaat khusus bagi tubuh antara lain

  • Melatih kecepatan berlari (bagi orang yang telah terbiasa berlari)
  • Mengatur koordinasi dan kontrol tubuh
  • Melatih kelincahan dan ketepatan
  • Melatih kekuatan otot kaki
  • Mencegah cidera berat
  • Menambah pertumbuhan hormon dan produksi testosteron
  • Latihan kardio yang sangat efektif
  • Menjaga kesehatan jaringan lunak dan tulang
  • Menjaga kesehatan seluruh tubuh.

Jadi, meskipun tengah berpuasa, harapannya kita tidak malas untuk menggerakkan tubuh agar stamina tetap terjaga. Latihan dari yang paling mudah dan tidak membebankan. Jika para peserta didik saja mampu melakukannya, apalagi dengan kita? Bagi mereka mungkin yang terpenting adalah menuntaskan tugas sekolah, namun secara tidak sadar mereka melakukan pembiasan untuk bergerak ringan setiap harinya. Mereka sudah mencoba, bagaimana dengan Anda?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun