Manfaat social listening, dapat menjadi penelitian pasar. Pada metode penelitian pasar tradisional, pelanggan tidak memberitahu pemasar mengenai peristiwa apa yang sedang dilakukan. Sedangkan pada metode penelitian pasar berbasis komunitas tradisional, seringnya terjadi kegagalandalam menangkap dinamika sosial pada kalangan pelanggan yang sebenarnya terjadi dalam komunitas tersebut.
Netnografi
        Netnografi dikembangkan oleh Robert Kozinets merupakan etnografi yang difokuskan pada internet atau metode yang mengadaptasi praktik etnologi untuk memahami perilaku manusia di e-tribes atau komunitas online. Hampir sama dengan etnografi, netnografi bertujuan mempelajari manusia dengan melibatkan diri ke dalam komunitas alami mereka dengan cara yang tidak menganggu. Pelaku netnografi bergabung dengan komunitas, membenamkan diri dalam hubungan ini, melibat diri dalam obrolan dan berempati pada sesame anggotanya. Karena netnografi merupakan bentuk relasi antar manusia dalam proses penelitian pasar.
        Netnografi menjadi tindak lanjut praktik social listening yang lebih terlibat secara mendalam. Social Listening dapat secara efektif membantu para pelaku netnografi mengidentifikasi komunitas yang tepat untuk mereka membenamkan diri secara mendalam. Komunitas yang dikelola pelanggan dan bukan komunitas yang dikelola oleh perusahaan merupakan komunitas online yang menjadi sumber wawasan kaya dari pelaku netnografi yang meliputi topik yang sangat khusus dengan lalu lintas cukup besar dan jumlah anggota aktif yang cukup besar. Didalam beberapa kasus, penting bagi para pelaku netnografi untuk membicarakan tujuan mereka melalukan penelitian dan meminta izin dari para anggota komunitas.
        Social Listening sendiri umumnya menggunakan perangkat lunak pemantauan media sosial untuk menciptakan visualisasi data dengan otomatis. Netnografi juga masih mengaruskan para penelitinya menyatukan wawasan mereka yang lebih dalam. Juga mengharuskan para pelaku netnografi mencerminkan apa saja yang mereka teliti. Karena netnografi menuntut tingkat empati yang tinggi dan seperangkat keterampilan sangat spesifik yang tidak dimiliki oleh semua peneliti.
        Emphatic Research, yang merupakan perkusor pada human-centered design atau HCD adalah metode yang dipopulerkan oleh perusahaan desain seperti IDEO dan frog yang melibatkan persperktif dan empati manusia dalam proses penelitian. Biasanya mencakup pengamatan partisipatif dan pencurahan diri dalam konteks komunitas pelanggan dengan tujuan mencari tahu kebutuhan tependalm sang pelanggan. Tidak sama seperti social listening dan netnografi, emphatic research membutuhkan pengamatan perseorangan, dialog, curhat pendapat dan kolaborasi di kalangan peneliti dan anggota komunitas untuk menyatukan wawasan yang paling relevan. Karena adanya emphatic research adalah metode yang paling dekat dengan etnografi tradisional.
        The Society of Grownups merupakan contoh emphatic research. MassMutual dan IDEO merupakan pelaku emphatic research dengan penemuannya kegelisahan dan keinganan terpendam dari Generasu Milenial untuk menjadi melek finansial.  MassMutual dan IDEO kemudian mengembangkan Society of Grownups, perusahaan yang menyediakan Pendidikan finansial khusus Generasi Milenial. Perusahaan ini menyediakan kelas pribadi dan sesi konsultasi finansial di ruang yang sejuk, tenang dan tidak mengintimidasi yang meyerupai kedai kopi. Perusahaan ini juga menyediakan alat digital bergaya Generasi Milenial untuk digunakan dalam perencanaan keuangan mereka. Tujuan akhirnya yakni membuat perencanaan finansial menjadi bagian integral dari gaya hidup sosial dan digital dari Generasi Milenial.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H