Tingginya angka prevalensi balita yang menderita gizi kurang di Kabupaten Malang yakni 17,7% persen yang melebihi prevalensi di Provinsi Jawa Timur membuat tim Pengabdian Kepada Masyarakat Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Malang (Tim Abdimas IKM FIK UM) tergerak untuk melakukan pencegahan kekurangan gizi balita khususnya di Desa Baturetno, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
“Gizi kurang pada balita dapat mengakibatkan gangguan tumbuh kembang sehingga mempengaruhi tingkat kecerdasan dan prestasi mereka, maka dari itu pencegahan gizi kurang harus digalakkan,” tutur Oktava Sri Wahyuni, Mahasiswa IKM FIK UM (19/07/2022)
Menurut hasil survey, salah satu penyebab terjadinya gangguan tumbuh kembang bayi dan anak usia 12-24 bulan di Indonesia adalah rendahnya mutu MP-ASI (Septiana et al., 2014). MP-ASI diberikan ketika bayi berusia 6 bulan. Namun bukan berarti setelah usia tersebut pemberian ASI dihentikan. “Ketika bayi berusia 6 bulan, pemberian ASI saja tidak cukup karena kebutuhan energi mereka bertambah seiring usianya” ujar Farah Paramita, S.Gz., M.PH, Dosen IKM FIK UM (28/08/2022).
Tim Abdimas IKM FIK UM yang diketuai oleh Farah Paramita, S.Gz., M.PH dengan anggota Septa Katmawanti, S.Gz., M.Kes dan Anita Sulistyorini, S.Kep., Ns., M.Kes mulai terjun ke lapangan pada bulan Juli 2022. Kegiatan ini melibatkan perwakilan ibu-ibu yang mempunyai bayi atau balita dari Dusun Nampes, Pakel, dan Lowokjati serta kader setempat.
Kegiatan yang dilakukan oleh Tim Abdimas IKM FIK UM ini dimulai dengan perizinan kepada Kepala Desa Baturetno, Solehan. Dilanjutkan dengan koordinasi antara kader dan tim, dilanjutkan dengan pemberian pre-test di awal pertemuan dengan para responden. Setelah pemberian pre-test, responden dibagikan booklet dan penjelasan singkat mengenai MP-ASI. Secara garis besar, isi booklet membahas terkait gizi kurang, penyebab dan tanda-tanda gizi kurang, strategi dalam pemberian MP-ASI, cara pemberian MP-ASI yang baik, beberapa contoh menu untuk membuat MP-ASI, dll.
Di pertemuan kedua, kegiatan yang dilakukan adalah sharing session terkait MP-ASI dan gizi kurang oleh Farah Paramita, S.Gz., M.PH. Pertemuan kedua ini juga terdapat lomba kreasi menu MP-ASI oleh ibu-ibu responden dengan ketentuan bahan utama berupa tahu yang menjadi salah satu bahan pangan lokal di daerah tersebut.
“Menu MP-ASI yang baik adalah makanan yang dibuat oleh Ibu sendiri”, ujar Farah Paramita, S.Gz., M.PH (28/08/22).
Kegiatan lomba ini dilakukan agar ibu-ibu responden dapat mempraktikan langsung dan lebih kreatif dalam mengkreasikan menu MP-ASI pada bayinya. Diakhir pertemuan, terdapat pengisian post-test untuk mengukur pengetahuan responden.
Kegiatan ini mendapat sambutan baik dari perangkat desa setempat maupun masyarakat Desa Baturetno karena kegiatan ini dapat menambah pengetahuan dan kreativitas masyarakat mengenai gizi kurang dan MP-ASI yang pastinya akan berdampak pada tumbuh kembang balita. Selain itu, adanya kegiatan ini membuat masyarakat lebih kompak dan semangat untuk mengkreasikan menu MP-ASI bayinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H