Mohon tunggu...
Oktavianus Datu Biru
Oktavianus Datu Biru Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S-1 Hukum Universitas Kristen Wira Wacana Sumba/Anggota FORKOM Wanukaka

"Berdoa & Bekerja"

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pemuda sebagai "Ujung Tombak" Pengawasan Partisipatif Pemilu 2024: Membangun Simpul Demokrasi yang Tangguh

25 Januari 2024   05:34 Diperbarui: 25 Januari 2024   05:49 204
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda, dengan semangat nasionalisme dan kepedulian yang menyala, kini mengemban peran sentral sebagai 'ujung tombak' dalam pengawasan partisipatif menjelang Pemilu 2024. Mereka bukan hanya menjadi pemilih pasif, melainkan garda terdepan dalam memastikan kesucian dan keadilan proses demokrasi. Melihat Dinamika politik yang sangat dinamis dengan tingkat perubahan yang sulit di prediksi membuat siapapun yang terjun ke dunia politik harus memiliki pengetahuan yang cukup serta analisa-analisa yang tepat dalam memprediksi keadaan fenomena politik yang sangat dinamis.

Jika diibaratkan seperti Global Potitioning System (GPS) maka setiap orang wajib memiliki GPS Politiknya masing-masing sehingga tidak tersesat pada saat melangkah ke dunia politik maupun dalam mengawasi. Sehingga, melihat perkembangan politik saat ini diIndonesia, dapat dilihat beberapa tantangan generasi millenials ketika berpartisipasi di dunia politik seperti maraknya hoaks, ujaran kebencian, kurangnya edukasi yang baik, serta mencuatnya politik identitas yang sangat berbahaya bagi kebhinekaan bangsa Indonesia. Sehingga dibutuhkannya GPS Pengawasan Proses Politik yang kuat agar simpul-simpul demokrasi tidak terkoyakkan dengan begitu saja.

Sehingga, tantangan yang muncul dalam proses ini harus disikapi dengan bijaksana dan santun sehingga pendidikan etika sangat penting ditanamkan pada generasi ini hingga generasi millenials dan generasi Z ini sadar bahwa kebhinekaan yang ada adalah kekuatan yang sangat luar biasa yang dapat merubah dunia, ibarat pelangi paduan dari berbagai warna yang membuatnya tampak indah dan tantangan generasi milenial ini untuk tetap menjaganya. Jika mengutip pernyataan Ir. Soekarno "Perjuanganku lebih mudah karena melawan bangsa penjajah, tapi perjuanganmu akan lebih susah karena akan melawan bangsa sendiri", kalimat ini bisa menjadi sebuah dasar pijakan berpikir dan bersikap sehingga generasi milenial sadar memang tantangan yang terjadi saat ini adalah mengelola bangsa sendiri. Maka, Pemuda masa kini tidak hanya aktif di lapangan, tetapi juga di dunia maya. Menurut data survei terkini, lebih dari 70% pemuda terkoneksi secara digital dan menggunakan platform online untuk mendiskusikan isu-isu politik, serta menyampaikan informasi terkait potensi pelanggaran pemilu.

Selain itu, Organisasi-organisasi pemuda juga memainkan peran penting dalam mengoordinasikan upaya pengawasan. Data dari beberapa organisasi pemuda menunjukkan bahwa mereka telah melatih ribuan relawan untuk memantau dan melaporkan setiap potensi ketidakreguleran dalam proses pemilu. Seperti Organisasi GMKI, GMNI, HMI, PMII, HIKMABUDHI dan KMHDI serta Organisasi kepemudaan Kedaerahan dari Sabang sampai Merauke. Selain peran organisasi kepemudaan, ada juga Peran pemuda perempuan juga tidak kalah signifikan. Berdasarkan data dari kelompok advokasi gender, keterlibatan pemuda perempuan dalam pengawasan pemilu telah meningkat secara signifikan, mencapai peningkatan 30% dibanding pemilu sebelumnya.

Pemuda saat ini juga mengadopsi teknologi sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi pengawasan. Aplikasi khusus telah dikembangkan untuk melacak dan melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan selama proses pemilu, menciptakan jaringan informasi yang real-time. Sehingga Pemuda membawa keberagaman dalam pengawasan pemilu. Data demografis menunjukkan bahwa partisipasi berasal dari berbagai latar belakang etnis, agama, dan kelas sosial, menciptakan masyarakat pemuda yang lebih inklusif dan representatif.

Sebagai 'ujung tombak', pemuda menjelma sebagai harapan bagi masa depan demokrasi. Pemikiran inovatif dan kreativitas dapat menjadi pembuka jalan untuk solusi-solusi baru dalam merespon tantangan-tantangan demokrasi modern. Dengan tekad kuat, pemuda membuktikan bahwa mereka bukan hanya penerima keputusan, tetapi juga penentu nasib bangsa. Melalui kolaborasi lintas generasi, pemuda dapat memperkuat posisinya sebagai agen perubahan. Dengan demikian, pengawasan partisipatif pemilu bukan hanya menjadi tugas mereka, tetapi juga menjadi bagian integral dari identitas kewarganegaraan mereka. Pemuda membawa harapan, semangat, dan energi positif untuk membentuk masa depan politik yang lebih baik dan berkelanjutan.

Dalam menyongsong Pemilu 2024, mari bersatu dalam semangat kepemudaan untuk memastikan bahwa suara pemuda tidak hanya didengar, tetapi juga diresapi dalam setiap keputusan politik. Pemuda sebagai 'ujung tombak' pada pengawasan partisipatif Pemilu 2024 bukan sekadar tagline, melainkan komitmen bersama untuk melangkah maju sebagai bangsa yang lebih kuat dan demokratis.

Penulis : 

Oktavianus Datu Biru

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun