Penipuan yang dilakukan untuk menutup mulut auditor yang mengurus pemeriksaan keuangan perusahaannya adalah awal dari ketidakprofesionalitas seorang auditor itu, ia memilih untuk memalingkan wajahnya dan melakukan pelanggaran dari bagaimana seharusnya etika profesi yang dimiliki seorang auditor, ketidakjujuran yang mengawali kesengsaraan Enron.Â
Pemalsuan kepada publik terhadap nilai sesungguhnya dari laba yang dimiliki Enron membuat kesengsaraan terhadap anak perusahaan yang berada di bawah pimpinan Enron saat itu, tidak hanya anak perusahaan, bahkan karyawan yang bergerak di bawahnya, yang berakhir pada kehilangan pekerjaan yang dialami oleh dua belas ribu lebih karyawan.
Apabila saat itu pihak yang memutuskan untuk melakukan tindak kecurangan tetap mematuhi etika profesi mereka masing-masing, maka Enron dapat melalui krisis ekonomi pada hari itu.
Kasus Enron juga melatarbelakangi munculnya Sarbanes Oxley. Sarbanes Oxley adalah nama lain dari undang-undang reformasi perlindungan investor (The Company Accounting Reform and Investor Protection Act of 2002) yang ditandatangani George Bush bulan Juli tahun 2002 lalu. Banyak yang menyebutkan bahwa undang-undang ini adalah reaksi keras regulator AS terhadap kasus Enron pada akhir tahun 2001. Inti utama dari undang-undang ini adalah upaya untuk lebih meningkatkan pertanggungjawaban keuangan perusahaan publik (good corporate governance).
Kasus Enron Corporation terjadi akibat keegoisan satu pihak terhadap pihak lainnya, dalam hal ini pihak-pihak yang selama ini diuntungkan atas penipuan laporan keuangan terhadap pihak yang telah tertipu. Untuk itulah kode etik profesi harus dibuat dan terus diperbaharui untuk menopang praktik yang sehat bebas dari kecurangan.Â
Kode etik mengatur anggotanya dan menjelaskan hal apa yang baik dan tidak baik dan mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebagai anggota profesi baik dalam berhubungan dengan kolega, langganan, masyarakat dan pegawai, agar tidak hanya terjadinya kesejahteraan perusahaan, tetapi terjadinya kelanggengan dalam berbisnis dan kemakmuran karyawan yang bekerja di dalamnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI