Mohon tunggu...
Oktavianti Pertiwi
Oktavianti Pertiwi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Baca buku dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kebijakan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) dalam Pemikiran Ivan Illich

22 Desember 2022   16:29 Diperbarui: 22 Desember 2022   16:57 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Merdeka Belajar - Kampus Merdeka (MBKM)

Perubahan sosial, ekonomi, dan kemajuan teknologi sedang dialami oleh Indonesia saat ini. Adanya pandemi Covid-19 yang terjadi selama dua tahun belakangan ini juga dirasakan masyarakat Indonesia. Pandemi Covid-19 berdampak pada berbagai aspek. Tingkat pengangguran yang semakin meningkat saat pandemi berlangsung menjadi dampak ekonomi dari penyebaran virus Covid-19.

Banyaknya karyawan yang di phk dan usaha-usaha yang terpaksa ditutup menjadi penyebab tingkat pengangguran bertambah. Kondisi dinamis ini membutuhkan transformasi pembelajaran untuk menyiapkan mahasiswa dengan kompetensi yang lebih matang sesuai kebutuhan zaman. Dari kebutuhan zaman dan dampak ekonomi pandemi Covid-19, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi mengusung kebijakan pendidikan yang baru, yaitu Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). 

Kebijakan MBKM diharapkan menjadi solusi atas tuntunan perubahan zaman. Kampus Merdeka merupakan wujud pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa. Program Merdeka Belajar -- Kampus Merdeka bertujuan mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan untuk bekal memasuki dunia kerja. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal dan selalu relevan.

Melalui kebijakan ini, Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa memilih mata kuliah yang akan mereka ambil. Mahasiswa diberikan kesempatan untuk mengambil mata kuliah di luar program studi pada perguruan tinggi yang sama; mengambil mata kuliah pada program studi yang sama di perguruan tinggi yang berbeda; mengambil mata kuliah pada program studi yang berbeda di perguruan tinggi yang berbeda; dan/atau pembelajaran di luar perguruan tinggi. Salah satu program dari kebijakan MBKM adalah hak belajar tiga semester di luar program studi. 

Hak belajar tiga semester yang dimaksud berupa kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi selama satu semester dan dua semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi lulusan, baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman, menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian.

Berbagai bentuk kegiatan belajar di luar perguruan tinggi, di antaranya melakukan magang praktek kerja di Industri atau tempat kerja lainnya, melaksanakan proyek pengabdian kepada masyarakat di desa, mengajar di satuan pendidikan, mengikuti pertukaran mahasiswa, melakukan penelitian, melakukan kegiatan kewirausahaan, membuat studi/ proyek independen, dan mengikuti program kemanusisaan. Semua kegiatan tersebut harus dilaksanakan dengan bimbingan dari dosen (Wulandari, dkk,2020: 3).

Pendidikan Alternatif oleh Ivan Illich

Ivan Illich mengkritik sistem pendidikan formal, yaitu sekolah yang dianggap masyarakat pada saat itu sebagai lembaga pendidikan satu-satunya. Dalam karyanya yang berjudul "Deschooling Society" Ivan Illich memaparkan pemikiran kritis terhadap sistem sekolah yang membelenggu dan melembaga serta ia juga memberikan solusi sebuah pemikiran tentang pendidikan alternatif. 

Ivan Illich dalam bukunya "Deschooling Society" cenderung mendefinisikan pendidikan dalam arti luas. Pendidikan merupakan segala hal yang ada dalam kehidupan untuk mempengaruhi proses perkembangan seseorang. Pendidikan olehnya dianggap sebagai pengalaman belajar seseorang sepanjang hidupnya.

Terdapat tiga asumsi dasar dari Ivan Illich dalam menggagas pendidikan alternatif. 1) Pendidikan harus menyediakan peran untuk mereka yang ingin belajar menggunakan sumber-sumber daya yang ada pada diri mereka. 2) Pendidikan harus mengizinkan semua orang yang ingin membagikan pengetahuannya serta mereka yang ingin menukarkan pikirannya. 3) Sistem pendidikan baru ini perlu memberikan peluang kepada orang yang ingin menyampaikan suatu permasalahan sosial ke tengah masyarakat agar masyarakat yang lain terbuka dalam melihat permasalahan sosial (Illich, 1971:54).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun