Mohon tunggu...
oktavia irmawan
oktavia irmawan Mohon Tunggu... Mahasiswa - do what you love, love what you do

Dengan Okta disini

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Elemen-elemen Komunikasi Antar Budaya saat Hari Raya Idul Fitri

12 Mei 2022   16:48 Diperbarui: 12 Mei 2022   16:55 608
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komunikasi Antar Budaya

Hewan, tumbuhan, dan tentunya semua makhluk hidup terutama manusia, perlu berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain atau kelompok individu untuk memenuhi kebutuhannya. Manusia perlu berkomunikasi satu sama lain untuk menunjukkan eksistensinya dalam kehidupan sosial. 

Di sisi lain, seperti yang kita ketahui bahwa masyarakat merupakan sekelompok individu dengan latar belakang budaya yang berbeda. Oleh karena itu, pada dasarnya tidak mungkin memisahkan komunikasi dengan budaya.

Komunikasi antar budaya menggambarkan metode - metode yang digunakan manusia untuk berkomunikasi antar individu satu dengan individu lain melintasi batas-batas sosial. Komunikasi antar budaya meliputi komunikasi antar individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok individu, atau kelompok dengan latar belakang budaya yang berbeda. Misalnya, perbedaan ras, etnis, agama dan juga kelas social.

Budaya yang berbeda menciptakan pengalaman, nilai, dan perspektif yang berbeda tentang dunia. Hal ini mempengaruhi perilaku komunikasi seseorang dan menciptakan pola komunikasi yang berbeda antara satu individu dengan individu lain yang berbeda latar belakang budayanya atau satu kelompok budaya dengan kelompok budaya lainnya. 

Oleh karena itu, komunikasi antar budaya dipelajari dengan tujuan untuk memahami perbedaan budaya yang mempengaruhi komunikasi, mengidentifikasi kesulitan yang muncul, dan meningkatkan keterampilan linguistik dan non-linguistik yang diperlukan untuk komunikasi yang efektif.

Komunikasi antar budaya dapat menciptakan suasana tenang, mengurangi pertanyaan tentang informasi, dan meredakan ketegangan. Komunikasi yang efektif tercipta ketika keduanya memberikan makna yang sama terhadap pesan yang disampaikan. Di sisi lain, komunikasi yang tidak teratur menyebabkan perselisihan dan konflik.

Perbedaan budaya antara beberapa peserta dalam komunikasi dapat menyebabkan pertengkaran. Cara untuk menghindari kesalahpahaman tersebut adalah dengan menghormati dan menghargai budaya lain.

Tentu saja, proses komunikasi manusia melibatkan banyak orang yang memiliki peran ganda sebagai sumber dan penerima pesan pada saat yang bersamaan. Sumber dan penerima pesan memiliki karakteristik individu seperti ras, jenis kelamin, usia, budaya, nilai, dan sikap yang mempengaruhi orang lain dalam mengirim dan menerima pesan.

Pesan komunikasi antar budaya dapat berupa pesan verbal dan nonverbal berupa gagasan atau emosi yang ingin disampaikan atau disampaikan kepada orang lain, penerima pesan. Pesan adalah konten interaktif yang mencakup ekspresi wajah, gerakan tubuh, gerak tubuh, kontak fisik, nada suara, dan simbol lain yang digunakan untuk menyampaikan ide dengan kode non-verbal. Pesannya bisa singkat dan mudah dimengerti, atau bisa panjang dan sangat kompleks.

Satu atau lebih saluran atau media komunikasi yang mengirim pesan dari sumber pesan kadang-kadang disebut sebagai saluran ke penerima pesan. Pesan berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain, atau dari satu orang ke orang lain, melalui media atau saluran. Saluran atau media komunikasi tersebut dapat berupa gelombang radio, gelombang suara, kabel, dan sebagainya.

Tanggapan yang diberikan penerima pesan berupa tanggapan verbal atau nonverbal disebut umpan balik. Idealnya, Anda menanggapi pesan dari orang lain dengan memberikan umpan balik sehingga pengirim pesan mengetahui bahwa pesan telah diterima.

Pada saat libur hari raya idul fitri lalu, saya mudik ke Solo tempat tinggal nenek saya. Karena saya lahir dan dibesarkan di Riau lalu merantau di Jakarta untuk berkuliah sehingga sangat terlihat perbedaan disetiap daerahnya. Baik antara Riau dengan Solo ataupun dengan Jakarta. Banyak perbedaan yang terlihat mulai dari bahasa yang digunakan sehari-hari, makanan dan juga pola kehidupan.

Wawancara Narasumber

Joan Najla sebagai narasumber saya mengatakan bahwa saat libur lebaran lalu ia pulang ke kampung halaman, dan benar banyak perbedaan yang terasa. Yang paling dirasakan ialah kesulitan dalam bahasa. Orang dikampung cenderung menggunakan bahasa daerahnya, berbeda dengan dikota orang-orang lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia. 

"saya lebih banyak diam saat dikampung karena perbedaan bahasa yang ada, tapi tidak semua. Beberapa ada yang berbicara dengan saya menggunakan Indonesia" ungkap nya. Selain itu lebih banyak berkomunikasi secara non-verbal.

Analisis Elemen-Elemen Komunikasi Antar Budaya

Karena perbedaan bahasa yang ada dari setiap daerah penting bagi kita untuk penguasaan bahasa. Dapat dimulai dengan dapat memahami apa yang orang lain katakana. Karena jika kita mengerti apa yang orang katakan, kita tidak perlu menggunakan bahasa yang sama kita bisa menggunakan bahasa Indonesia. Karena perbedaaan yang ada masyarakat Indonesia pun menjunjung tinggi bahasa persatuan yaitu bahasa Indonesia.

Selain perbedaan bahasa, makanan disetiap daerah juga berbeda. Di Riau sendiri orang tua biasa menyajikan hidangan berupa rendang dan burasa, walau bukan makanan asli Riau hanya saja makanan tersebut biasa disajikan saat hari raya idul fitri. 

Untuk di Solo biasa nenek menyajikan makanan dengan nama Jangan krecek, yaitu makanan bersantan yang sedikit pedas dengan isian kerupuk kulit sapi ditambah kentang dan juga parutan labu siam dan tentunya tidak ketinggalan ketupat.

Selain itu perbedaan kebudayaan dalam bersalam-salaman dengan orang yang lebih tua di Solo dengan di Riau berbeda. Di Solo orang yang lebih muda bersalaman dengan yang lebih tua dengan cara sungkem dan mengucapkan kalimat panjang mohon maaf dengan bahasa jawa halus. 

Namun untuk di Riau sendiri, adat salam-salaman sendiri menggunakan bahasa melayu ataupun Indonesia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun