Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat pertama dalam belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.Â
Pengaruh domi-nan orang tua terhadap anak terlihat dalam hal distorsi terhadap waktu penjadualan kegiatan pembelajaran peserta didik, baik secara struktur, pembagian tugas dan internalisasi norma-norma.Â
Peran yang selama ini dilaksanakan di satuan pendidikan beralih fungsi di satuan keluarga. Disinilah dibutuhkan peran orang tua agar anak memiliki self-regulating sehingga mampu mengajarkan dirinya dalam upaya memberikan penguatan secara internal pada dirinya.
Urgensi Pendidikan di Tengah Wabah Pandemi Covid-19
Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama bukan hanya pemerintah, tetapi juga sekolah (guru), dan keluarga (orang tua)Sekolah dan keluarga masuk ke dalam kelompok primer.Â
Dalam kelompok ini terdapat interaksi sosial yang lebih intensif dan lebih erat, yaitu face-to-face group, dimana anggota-anggota dari kelompok ini sering berhadapan atau bertatap muka yang satu dengan yang lain, saling mengenal dari dekat dan memiliki hubungan yang erat.Â
Peranan kelompok primer ini dalam kehidupan individu sangat penting karena di dalam kelompok inilah khususnya keluarga manusia pertama-tama berkembang dan mendapatkan didi- kan sebagai makhluk sosial.Â
Di kelompok inilah terajarkan kerangkanya yang memugkinkannya untuk mengembangkan sifat-sifat sosial, antara lain mengindahkan norma-norma, melepaskan kepentingan dirinya demi kepentingan kelompok sosialnya, belajar bekerja sama dengan individu- individu lainnya, dan mengembangkan kecakapannya guna kepentingan kelompok.
Dalam kontek kekinian dengan adanya surat edaran Menteri dapat memberi pengaruh terhadap perkembangan sosial, terutama guru, orang tua dan peserta didik.Â
Pengaruh kelompok sosial yang pertama-tama dihadapi manusia sejak dilahirkan, yaitu kelompok keluarga. Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan manusia, tempat pertama dalam belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial di dalam hubungan interaksi dengan kelompoknya.Â
Pengaruh dominan yaitu distorsi terhadap waktu penjadualan kegiatan pembelajaran peserta didik, baik secara struktur, pembagian tugas dan internalisasi norma-norma.
Peran yang selama ini dilaksanakan di satuan pendidikan beralih fungsi di satuan keluarga. Pengalaman-pengalaman dalam interaksi sosial di keluarganya turut menentukan pula cara-cara perilaku belajar peserta didik.
Ada faktor-faktor umum dalam situasi keluarga yang dapat memberi pengaruh yang menguntungkan atau pengaruh yang menghambat perilaku belajar peserta didik. Disinilah peran orang tua menjadi penting, bagaimana mensikapi pelaksanaan kebijakan pendidikan pada masa waktu peserta didik dalam hal ini anak belajar di rumah (study from home).Â
Sisi lainnya anak harus memiliki kesadaran, bahwa apa yang dilakukannya terutama berkaitan dengan proses pembelajaran di rumah adalah sebuah kewajiban juga yang harus dilakukan termasuk di dalamnya adalah tugas-tugas. Dalam proses pembelajaran di rumah, pastilah anak mengalami kecemasan, stress, sedih, bosan, jenuh, dan perasaan lainnya.Â
Bagi anak seperti ini disinilah peran orang tua dibutuhkan bantuannya agar anak memiliki self-regulating sehingga mampu mengajarkan dirinya dalam upaya memberikan penguatan secara internal. Bila anak telah memulai membangun penguatan di dalam dirinya sesuai dengan tugas-tugas pembelajaran yang dijalaninya akan memberikan dampak yang signifikan bagi diri anak.
Strategi Orang Tua dalam Proses Belajar Anak di Rumah Strategi orang tua mengajarkan dan membangun self-
regulating (Ormrod), kepada anak untuk mengembangkan perilaku yang digerakkan guna memiliki kemampuan mengatur dan merencanakan proses belajarnya sendiri setiap hari di rumah antara lain dapat dilakukannya, yaitu:
1. Mendiskusikan tentang aturan-aturan di dalam rumah;
2. Memberikan arah kepada anak bagaimana perilaku yang seyogianya dijadikan contoh, agar anak mendapatkan pedoman untuk
mencapai prestasi;
3. Berikan cara yang mudah bagi anak untuk memecahkan masalah yang berkaitan dengan kemampuan memelihara hubungan inter-
personal dengan guru dan teman kelasnya selama di rumah;
4. Jika anak menunjukkan perilaku yang emosional, tunjukkan cara mengatasinya dan juga dampak dari perilaku tersebut;
5. Menjadi sahabat dan teman dalam berbagi tugas yang berkaitan dengan self-regulating learning (misalnya sebagai teman diskusi dalam menyelesaikan tugas, menjadi teman untuk bertanya), dan ini harus menjadi proses berkelanjutan.Â
Pendekatan strategi ini tentu saja dapat diimplementasikan secara gradual bergantung situasi proses pembelajaran yang diasumsikan terhadap perilaku belajar anak, misalnya mengkondisikan lingkungan belajar, belajar dimulai dengan adanya perubahan perilaku, memberikan stimulus dan respon menjadi yang esensial, menciptakan terbentuknya contiguity, dan adanya kesamaan prinsip-prinsip belajar antara orang tua dan anaknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H