Industri fashion telah mengalami transformasi yang signifikan dalam beberapa dekade terakhir. Salah satu perubahan paling mencolok adalah kemunculan konsep fast fashion, yang telah mengubah cara kita berbelanja dan berpakaian. Meskipun menawarkan kenyamanan dan kecepatan dalam memenuhi selera konsumen, fast fashion juga menghadirkan sejumlah dampak negatif yang serius, baik bagi lingkungan, para pekerja, maupun kualitas produk itu sendiri.
Fast fashion adalah praktik produksi pakaian dengan cepat, biaya rendah, dan dalam volume besar. Tujuan utama dari fast fashion adalah untuk memenuhi tren mode yang terus berubah dengan harga yang terjangkau. Merek-merek besar seperti Zara, H&M, dan Shein merupakan contoh perusahaan yang menerapkan model bisnis ini. Mereka mampu merancang, memproduksi, dan mendistribusikan pakaian ke pasar dalam waktu singkat, bahkan hanya dalam hitungan minggu.
Dampak Negatif Fast Fashion
1. Kerusakan Lingkungan
Salah satu dampak paling mencolok dari fast fashion adalah kerusakan yang ditimbulkannya terhadap lingkungan. Proses produksi massal yang menekan biaya sering kali menggunakan bahan baku yang tidak ramah lingkungan, seperti poliester dari plastik. Selain itu, limbah tekstil yang dihasilkan dalam jumlah besar turut mencemari tanah dan air. Produksi yang masif juga meningkatkan emisi karbon, menyumbang pada perubahan iklim yang semakin mendesak.
2. Eksploitasi Tenaga Kerja
Banyak perusahaan fast fashion mengeksploitasi tenaga kerja di negara-negara berkembang dengan upah yang sangat rendah dan kondisi kerja yang memprihatinkan. Para pekerja sering kali terpaksa bekerja dalam jam yang panjang tanpa perlindungan keselamatan yang memadai. Hal ini menimbulkan pertanyaan etis mengenai cara perusahaan-perusahaan tersebut meraih keuntungan besar dengan mengabaikan kesejahteraan para pekerjanya.
3. Kualitas Pakaian yang Rendah
Pakaian yang dihasilkan dalam skema fast fashion biasanya memiliki kualitas yang lebih rendah dibandingkan dengan produk yang dibuat dengan metode tradisional. Proses produksi yang cepat dan penggunaan bahan murah berdampak pada daya tahan produk, menyebabkan konsumen sering kali harus membeli pakaian baru dalam waktu singkat, sehingga memperburuk siklus konsumsi yang tidak berkelanjutan.