Hari ini beberapa tahun yang lalu, saya bersenang-senang menjalani sidang skripsi saya. Ya, alih-alih merasa takut dan tertekan, saya justru merasa senang menjalani berbagai proses di ruang sidang. Tapi saya kira, pengalaman saya ini bisa terbilang cukup langka. Bahkan dengan susunan dosen yang sama, rekan-rekan mahasiswa saya dulu tidak juga mengalami proses sidang semenyenangkan saya. Dengan demikian, saya pikir baik juga bila saya membagikan kisah dan saran agar lebih banyak orang bisa bersenang-senang ketika menjalani sidang skripsinya.
Mari saya awali tulisan ini dengan kisah sidang skripsi saya. Seperti semua orang yang lain, saya merasa sangat gugup ketika bersiap di ruang sidang. Setelah berdoa singkat, proses sidang saya pun dimulai. Sidang dimulai dengan pemaparan hasil penelitian saya. Saya ingat sekali, saya sampai menyiapkan naskah kata-per-kata untuk pemaparan itu. Setelahnya, para dosen ini mengorek berbagai proses penelitian saya, hasil penelitian saya, hingga dampak dari penelitian saya. Prosesi tanya jawab pun berlanjut ke proses pembelajaran saya selama kuliah. Beberapa nilai jeblok saya sempat dibahas cukup lama.
Tanpa terasa, proses sidang telah berakhir, dan saya diminta keluar ruangan agar para dosen penguji bisa berdiskusi. Tak lama setelahnya, saya dipanggil kembali, dinyatakan lulus, dan diberi setumpuk wejangan untuk perjalanan saya ke depannya. Dosen-dosen ini juga bersemangat mendiskusikan rencana saya ke depannya, beserta harapan besar yang mereka miliki atas saya. Beberapa waktu setelahnya, dosen penguji saya bahkan mengakui bahwa beliau juga ikut bersenang-senang ketika menyidang saya. Sejujurnya, dari seluruh perjalanan saya mengerjakan skripsi, tahap inilah yang paling ringan bagi hati saya.
Hal-hal berikut adalah alasan saya merasa bersenang-senang saat menjalani sidang skripsi saya: (1) Saya merasa bangga dan sungguh ingin agar lebih banyak orang tahu hasil penelitian saya; (2) Sesi tanya jawab lebih terasa sebagai sesi diskusi alih-alih ujian/sidang; (3) Saya menyukai aura "akademisi" yang sangat kental di sepanjang sidang skripsi saya; (4) Di akhir sidang, saya merasa percaya diri sudah berhasil memenuhi ekspektasi tinggi tim penguji saya. Keempat hal itu membuat senyum saya berhasil bertahan sepanjang sidang, dan membuat hati saya terasa sidang.
Saya pikir saya bisa menjalani sidang skripsi dengan ringan hati bukan hanya karena beruntung, tapi juga karena berbagai proses dan persiapan yang saya lakukan sebelumnya. Saya percaya dengan pepatah "Gagal bersiap-bersiap adalah bersiap-siap gagal." Berikut ini beberapa proses dan persiapan yang bisa saya bagikan.
Pertama, lakukan penelitianmu dengan baik. Bagaimanapun juga komponen terbesar dari proses skripsi adalah penelitian. Kalau kamu tidak melakukan penelitianmu dengan sungguh-sungguh dan sering potong kompas (mis. pakai joki/jasa olah data) hampir dipastikan proses sidangmu akan terasa seperti neraka. Selain itu kamu harus menuliskan hasilmu dengan jujur. Hasil penelitian bisa saja berbeda dengan hipotesis awal. Itu tidak masalah. Justru yang menjadi masalah adalah ketika kamu memanipulasi data untuk mendapatkan kesimpulan-kesimpulan tertentu. Wah, ketidakjujuran dalam memperoleh dan menyajikan data ini masalah besar bagi seorang akademisi. Kalau ketauan, kamu pasti dibantai oleh tim penguji sidang.
Kedua, baca, baca, baca. Komponen besar dari penelitian skripsi berikutnya adalah membaca. Kamu harus menguasai topik penelitianmu. Ini berarti, kamu harus banyak membaca dan sungguh-sungguh belajar tentang hasil penelitian orang-orang lain, tren dunia, bahkan peraturan hukum yang berkaitan dengan topik penelitianmu. Salah satu alasan tim dosen penguji saya ikut bersenang-senang adalah luasnya pengetahuan saya tentang topik penelitian saya. Dibawa kemanapun dan ditanya apapun, saya bisa menjawab dengan fakta atau paling tidak dengan asumsi berdasar. Mereka pun jadi mendapatkan hal-hal baru dari sidang skripsi saya.
Ketiga, pantaskan dirimu untuk menjadi seorang sarjana. Ya, ketika kita menjadi sarjana, kita tidak hanya dituntut memahami topik penelitian kita, tapi juga semua hal yang kamu pelajari selama menjadi mahasiswa. Dengan demikian kamu harus mengingat kembali poin-poin penting sepanjang perkuliahanmu. Kamu harus menunjukkan (minimal) kualitas pengetahuan yang berbeda dengan orang-orang lain yang belum menjalani perkuliahanmu. Masa iya mau menjadi Sarjana Akuntansi tanpa memhani neraca keuangan, atau menjadi Sarjana Kehutanan tanpa mengetahui jenis-jenis pohon di hutan?
Keempat, "mempersiapkan" dosen penguji. Karena kita tidak sendirian di ruang sidang, kita perlu juga memastikan dosen penguji kita siap menjalani proses sidang skripsi kita. Tentu saja "mempersiapkan" di sini bukan berarti membuat sogokan uang atau makanan. Setau saya mencoba menyogok dosen malah akan membuat situasi sidang anda lebih buruk. Persiapan yang saya maksud adalah persiapan yang sama dengan persiapan anda, tentang skripsi. Ada satu hal yang tanpa sengaja saya lakukan, tapi ternyata malah membedakan saya dari banyak mahasiswa lainnya. Saya menjelaskan penelitian saya kepada para dosen penguji ketika menyampaikan surat undangan sidang. Saya malah merasakan mini sidang di saat-saat itu, karena mereka sudah bertanya berbagai hal seusai pemaparan. Alhasil, saya pun jadi bisa mempersiapkan penjelasan-penjelasan yang lebih lanjut untuk sidang yang sebenarnya. Selain itu hal ini ternyata membuat tim penguji saya mengenal saya, merasakan antusiasme saya, dan membangun ekspektasi terhadap saya.
Kelima, bersikap positif. Saya rasa mayoritas dosen menginginkan hal-hal yang baik bagi mahasiswanya. Dengan demikian segala teguran, sanggahan, kritikan, bahkan hardikan sesungguhnya adalah bagi kebaikan kita. Bertanggungjawablah atas semua hasil skripsi dan perjalanan kuliahmu, tapi tidak perlu bersikap terlalu defensif. Coba dengarkan apakah mereka sedang menguji keyakinanmu atau malah menguji kemauan belajarmu. Mengenalinya akan membuat perbedaan besar dalam proses sidangmu.
Kurasa persiapan-persiapan itulah yang membuat sidang skripsiku terasa menyenangkan. Proses penyusunan skripsi memang bukan proses yang mudah. Bagi beberapa orang prosesnya lebih sulit dan lebih sakit daripada bagi beberapa orang yang lain. Meski demikian, teruslah jaga semangatmu para pejuang skripsi! Semoga setelah membaca tulisan ini kamu semua bisa ikut bersenang-senang ketika menjalani sidang skripsi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H