Mohon tunggu...
AC Oktavia
AC Oktavia Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar peduli

Memberanikan diri berbagi, setelah terlalu lama hanya mengeluh dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Tiga Alasan untuk Ber-snorkeling Ria di Nusa Penida

2 Mei 2022   19:09 Diperbarui: 2 Mei 2022   19:36 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: dokumentasi pribadi

Nusa Penida kini menjadi salah satu primadona baru destinasi pariwisata di Bali. Berbagai sudut pulaunya ramai diabadikan dan dibagikan di media sosial para pelancong. Asyiknya, destinasi di areal perairan pulau ini tidak kalah menawan dari destinasi-destinasi di dataran pulaunya. Beberapa spot snorkeling yang terkenal, antara lain: Manta Point, Wall Bay, Crystall Bay, dll. Setelah mencoba mengunjunginya beberapa hari yang lalu, snorkeling di Nusa Penida menjadi aktifitas utama yang saya rekomendasikan kepada teman-teman saya yang berencana berkunjung ke Bali.

Berikut beberapa alasan saya merekomendasikan aktifitas ini:

Ramah Solo Traveler

Menjadi solo traveler, apalagi yang tidak lihai berkendara sendiri seperti saya, memang memiliki tantangannya sendiri. Akses seringkali menjadi masalah besar ketika destinasi yang ingin dikunjungi tidak memiliki angkutan umum, dan belum terjangkau jaringan ojek online. Nusa Penida, adalah salah satu destinasi yang memiliki masalah ini. 

Meski tersedia banyak rental mobil dan motor, kegiatan mengelilingi pulau tetap saja sulit saya lakukan sendirian---apalagi terbatas waktu penyeberangan kapal. Saya pun sempat ragu berkunjung ke sana, karena enggan membayar harga mahal untuk menyewa mobil dan supir. Trip-trip berkeliling pulau pun seringkali diberi batas minimal 2 orang.

Namun, saya tidak terkendala isu ini, ketika saya hanya melakukan snorkeling di Nusa Penida. Penyeberangan ke Nusa Penida bisa dengan mudah dilakukan menggunakan speed-boat yang jadwal dan pemesanannya bisa dilakukan via online. 

Titik keberangkatan kapal-kapal untuk snorkeling ini juga terletak dekat sekali dengan Pelabuhan Banjar Nyuh sehingga bisa mudah dijangkau dengan berjalan kaki. Yang paling membuat perbedaan, tentu saja,  adalah keberhasilan saya menemukan open trip snorkeling Nusa Penida yang tidak memiliki batas partisipan sehingga bisa saya ikuti meski sendirian.

Kaya Pesona Bawah Laut

Snorkeling juga memampukan saya menikmati kekayaan pesona bawah laut. Bagaimana tidak, saya menemukan berbagai biota laut yang mempesona di seluruh spot yang saya kunjungi. 

Rombongan saya beruntung bertemu dengan dua ekor ikan pari (Manta Ray) di Manta Point. Wall Bay dan Crystal Bay menawarkan berbagai terumbu karang yang dipenuhi rombongan ikan-ikan berwarna-warni. Meski saya tidak bertemu dengan penyu di GT point, ramainya spot tersebut oleh berbagai biota laut membuat hati saya terasa penuh.

Bukan hanya kaya keanekaragaman hayati, kondisi perairan Nusa Penida sangat jernih sehingga kekayaan tersebut bisa saya nikmati dengan maksimal. Belum lagi, para pemandu dan nahkoda kapal tampak sangat familiar dengan arus laut di spot-spot snorkeling yang dikunjungi. 

Saya bisa dengan tenang mengamati kehidupan bawah laut sambil mengapung dibawa arus karena kapal saya ikut mengiringi rombongan kami berenang. Tidak perlu lagi deh, menghabiskan banyak tenaga melawan arus untuk kembali naik ke kapal. Meski demikian, memang para pengunjung perlu berhati-hati untuk tidak keluar dari zona aman yang diperkenalkan oleh para pemandu.

Potensi Kerusakan Minimal

Sebagai penikmat wisata alam, potensi kerusakan ekosistem yang saya kunjungi juga seringkali membebani pikiran saya. Bagaimanapun, tak jarang aktifitas pariwisata ikut bertanggung jawab dalam kerusakan terumbu karang dan ekosistem lainnya. Untungnya, apa yang saya amati di perairan Nusa Penida bisa membuat saya menghela nafas lega.

Para pemandu dengan tegas dan jelas mengawali perjalanan kami dengan menginformasikan cara berinteraksi dengan ikan pari dan penyu---satwa primadona yang berstatus dilindungi. Pada saat kapal-kapal mengejar ikan pari pun, formasi kapal tidak menghalangi jalur kabur ikan pari---hal yang sangat penting bagi kesehatan mental para pari ini. 

Tidak hanya itu, spot-spot snorkeling yang saya kunjungi juga cukup dalam. Hal ini berarti terumbu karang yang ada terbebas dari potensi terinjak atau tertendang oleh para wisatawan. Kapal-kapal juga tampaknya tidak menambatkan jangkar mereka di lokasi-lokasi penuh terumbu karang.

Meski demikian, ada beberapa hal juga yang bisa berpotensi buruk bagi ekosistem terkait. Misalnya, praktek memberi roti untuk membuat ikan bergerombol di sekeliling wisatawan. Praktek ini bisa mengubah perilaku ikan-ikan tersebut dan bahkan membahayakan mereka---bagaimanapun, roti bukanlah makanan alami ikan. 

Selain itu, tampaknya pihak pengelola perlu segera melakukan studi kapasitas daya dukung spot-spot snorkeling tersebut. Mengingat pamor Nusa Penida yang tidak akan surut dalam waktu dekat, ancaman overtourism juga menghantui perairan Nusa Penida ini.

Dengan tiga alasan tersebut, saya pun ingin merekomendasikan aktifitas snorkeling kepada para pembaca sekalian. Saya rasa, dibandingkan dengan beberapa lokasi snorkeling lainnya di sekitar Pulau Bali, saya paling menyukai spot-spot snorkeling di Nusa Penida. Jadi, tunggu apalagi? Ayo berenang bersama ikan-ikan di Nusa Penida!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun