Mohon tunggu...
AC Oktavia
AC Oktavia Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar peduli

Memberanikan diri berbagi, setelah terlalu lama hanya mengeluh dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Hari Ini Saya Berutang Rp628.400.261 pada Indonesia

28 Juni 2020   13:56 Diperbarui: 28 Juni 2020   14:25 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Melanjutkan studi di luar negeri adalah impian saya dan banyak pelajar lainnya di Indonesia. Saya adalah seorang yang beruntung menjadi penerima beasiswa LPDP, setelah sebelumnya berhasil diterima di sebuah universitas di Australia. 

Beberapa hari yang lalu saya mendapatkan bukti terdaftarnya  saya di semester akademik mendatang. Di dalam dokumen itu tertera biaya kuliah saya. Saya terhenyak saat diingatkan kembali, saya berhutang 63.000 AUD (setara dengan Rp628.400.261) pada Indonesia.

Angka enam dan tiga yang diikuti tiga angka nol ini tentu saja mengingatkan saya akan tanggung jawab yang dibebankan pada pundak saya dalam tahun-tahun ke depan. Bagaimana tidak? Bangsa saya telah menaruh sebuah investasi yang besar bagi pendidikan dan masa depan saya. Hasil perhitungan saya, uang kuliah saya setara dengan besaran insentif Kartu Pra Kerja bagi 177 orang, BLT Korona bagi 349 Keluarga, ataupun iuran bulanan BPJS Kelas III bagi 14.962 orang.

Meskipun saya menyadari sumber keuangan dan alokasi dana-dana tersebut berbeda dengan sumber uang kuliah saya. Kepada bangsa saya, kepada ratusan dan ribuan rakyat yang menitipkan mimpinya, saya berhutang.

Saya menyadari saya akan harus membayar utang saya ini pada bangsa Indonesia di tahun-tahun ke depan. Saya tidak berhak bermalas-malas bekerja. Saya tidak lagi berhak menjadi orang gagal ataupun menganggur terlalu lama. Saya tidak akan pernah memiliki hak untuk korupsi atau mencurangi masyarakat Indonesia.

Sebaliknya, saya berkewajiban untuk membuat bangga bangsa Indonesia. Saya harus bekerja keras menggerakan bidang keilmuan saya. Saya wajib menyejahterakan masyarakat Indonesia sebisa dan semampu saya melalui kerja saya seusai kuliah nanti. Saya harus bisa membuktikan keputusan bangsa untuk mempercayai dan membiayai saya bukan keputusan yang salah diambil.

Saat ini saya harus belajar dengan baik. Saya rasa kewajiban saya melampaui mendapatkan nilai-nilai baik sepanjang masa kuliah saya nanti. Saya harus benar-benar belajar, menyerap pengetahuan dan kemampuan yang ditawarkan oleh kampus dan dosen-dosen saya. Saya tidak berhak belajar sekedarnya. Negara saya membiayai saya pertama-tama dan terutama untuk belajar.

Saat ini saya tidak boleh sekedar belajar dengan baik. Untuk apa saya disekolahkan jauh-jauh jika saya hanya belajar di dalam kelas? Saya justru juga berkewajiban untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan saya melampaui dinding-dinding kampus. Kemampuan, pengalaman, hingga relasi ini akan menjadi bekal-bekal berharga untuk masa depan saya.

Saat ini saya harus mulai menyusun dan menjalani rencana bakti saya bagi Indonesia. Saya tidak bisa mengharapkan dunia berubah hanya karena saya menyelesaikan sekolah saya nanti. Agar benar-benar bisa berkarya dan bermanfaat nantinya, saya perlu benar-benar mengamati kondisi yang ada dan menyusun persiapan kerja saya.

Saat ini saya memang baru bisa mengerjakan tiga hal di atas. Namun saya akan bekerja keras untuk bisa mengembalikan utang besar saya kepada bangsa Indonesia pada masanya nanti.

Saya rasa seluruh rekan sebangsa selalu berhak untuk terus mengingatkan saya untuk mempertanggungjawabkan utang saya pada Indonesia. Baik sekarang ketika saya harus rajin-rajin belajar, hingga nanti saat saya harus giat-giat bekerja. Apalagi ketika saya tidak lagi berbakti pada Indonesia. Meskipun tentu saja dengan sebuah catatan, izinkan saya berkarya sesuai dengan jalan dan kemampuan saya karena bagaimanapun saya hanya seorang, satu manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun