Mohon tunggu...
AC Oktavia
AC Oktavia Mohon Tunggu... Lainnya - Belajar peduli

Memberanikan diri berbagi, setelah terlalu lama hanya mengeluh dalam diam

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Beauty is Pain, Mengapa Harus Begitu?

6 Juni 2020   21:18 Diperbarui: 8 April 2021   10:05 8711
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya sangat menghargai rekan-rekan perempuan yang sudah banyak berjuang menyusun penampilannya, tetapi mengapa kita harus memperjuangkan cantik sampai terasa sakit?

Saya juga tahu ada kelompok yang merasa mengerjar kecantikan adalah bagian dari menyayangi diri sendiri. Saya menghargai pandangan ini, tapi salahkah saya apabila saya menyayangi diri saya dengan makan sedikit lebih banyak, atau pergi sedikit lebih jauh, atau tidur sedikit lebih lama? Haruskah saya menyayangi diri saya dengan mengejar cantik agar tidak mendapatkan tekanan sosial untuk menjadi cantik?

Ah, mungkin saya saja yang terlalu manja dan enggan memperjuangkan kecantikan. Toh, standarnya sudah ada, realitanya sudah saya alami, hingga jalur mencapainya pun sudah saya tahu. 

Jutaan perempuan toh senang-senang saja mengikuti sistem ini. Ribuan lainnya juga sudah menemukan cara untuk mendapatkan tempat di dunia ini tanpa mengandalkan kecantikan.

Saat ini saya masih enggan bersakit-sakit mengejar kecantikan, tapi mungkin saja sebentar lagi saya menyerah dan mengikuti arus yang sudah ada. 

Selama masih bisa saya akan terus bertanya, jika perempuan masih terus harus sakit berkorban untuk menjadi cantik, mengapa harus begitu?

Baca Juga: Beauty Standard: Produk Kapitalis?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun