Mohon tunggu...
Okta Via
Okta Via Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa unisnu jepara

Masak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengkaji Hubbul Wathon Minal Iman

6 Januari 2023   23:00 Diperbarui: 6 Januari 2023   23:07 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

TUGAS UAS PANCASILA

SEMESTER GASAL

Dosen Pengampu : Dr. Wahidullah, S.H.I, M.H.

Nama: Oktavia Kartika Sari

NIM: 221510000495

Prodi: komunikasi dan penyiaran Islam

Hubbul wathon minal Iman, yaitu cinta tanah air sebagian dari iman, merupakan  ungkapan usul yang dibuat oleh NU, mengambil dari nilai-nilai Alquran dan Hadits menurut fiqhiyah.

Kecintaan, Hubbul Wathan Minal Iman terhadap tanah air diungkapkan dalam bahasa umat Islam, khususnya masyarakat NU. Secara bahasa, Hubbul Wathan Minal Iman berarti mencintai tanah air, sebagian dari iman.

 Gagasan Hubbul Wathan Minal Iman tidak pernah lepas dari peran ulama dan kiai Indonesia, khususnya peran NU pada masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. 

Di era globalisasi saat ini, semangat juang masyarakat sangat diperlukan untuk menghadapi dampak negatif dari penyalahgunaan perkembangan teknologi  oleh pihak lain. Sebab perjuangan rakyat kita tidak berakhir dengan proklamasi kemerdekaan  oleh Sokarno dan Hatta. 

Perjalanan kita dalam mempertahankan kemerdekaan nasional masih sangat panjang. Sebagai anak bangsa yang mewarisi kemerdekaan, sudah selayaknya kita bersyukur kepada Allah SWT atas karunia-Nya yang begitu besar melalui berbagai kegiatan yang telah berkontribusi bagi bangsa dan negara.

 Inilah yang dimaksud dengan kesadaran hubbul Wathan minal iman. Terbentuknya bangsa Indonesia tidak dapat dipisahkan dari berbagai elemen masyarakat.

Wujud masyarakat majemuk yang terdiri dari berbagai suku, bangsa, bahasa, budaya, adat istiadat, ras bahkan agama sangat erat kaitannya dengan  dasar negara Pancasila. Keanekaragaman ini digabungkan menjadi satu reservoir negara Indonesia. 

"Bhinneka Tunggal Ika" adalah semboyan  Republik Indonesia yang artinya "walaupun kita berbeda-beda, kita tetap satu". Semboyan tersebut digunakan sebagai gambaran persatuan dan kesatuan bangsa dan negara Republik Indonesia. Selain lagu kebangsaan Indonesia Raya, lagu kebangsaan Indonesia adalah lagu ya lal wathan atau dikenal juga dengan syubbanul wathan (pemuda cinta tanah air). Lagu tersebut diciptakan oleh  kiai NU berjudul lateinen. KH Wahab Hasbullah yang jasa-jasanya begitu besar bagi bangsa Indonesia untuk kemerdekaan. 

Selain itu, sikap patriotik setiap orang dapat tercermin dalam perilaku menjaga dan melindungi tanah airnya, siap berkorban untuk negara, mencintai adat istiadat, budaya dan lingkungan. Dalam Sultan Hamengku Buwono X Merajut Kembali ke Indonesia Kita (2007), patriotisme adalah cara berpikir, bersikap, dan bertindak yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan terhadap bangsa. Sebagai sikap terhadap bahasa, lingkungan, masyarakat, budaya, ekonomi dan politik nasional.

Cinta tanah air juga merupakan perilaku cinta tanah air bangsa, sehingga harus selalu siap membela tanah air Indonesia dari gangguan atau tantangan apapun. Semangat cinta tanah air yaitu. hubbul Wathon Minal Iman harus ditanamkan sejak dini terutama pada anak-anak. Agar anak-anak sudah mengenal Indonesia dan merasakan cinta  bangsa dan negara.

Hal ini penting karena anak selalu mengingat kesan dan pesan yang diterimanya selama perjalanan. Tempat wisata memiliki banyak cerita dan informasi tentang perjuangan kemerdekaan Indonesia. 

Dari situlah semangat cinta tanah air mengakar di benak anak-anak, karena kisah perjuangan rakyat Indonesia untuk kemerdekaan dan perlindungannya. Memang di era global saat ini, mungkin tidak perlu melawan produk budaya asing, tetapi diperlukan model yang seimbang untuk tetap menghargai nilai budaya dan produk budaya bangsa kita, seperti upacara adat, cara hidup. . , seni dll. 

Untuk memahami kepercayaan minimum kerusuhan Wathan. Cinta tanah air kuncinya, pancasila harus menjadi sesuatu yang terlintas dalam pikiran, langkah dan hati anak semua  bangsa. Jika memang ada, tentunya ancaman digital, internet bisa kita minimalisir. 

Hubbul Wathan Merupakan kekuatan dasar yang menjadi dasar keamanan, ketertiban dan kesejahteraan rakyat dan bangsa Indonesia. Jadi cinta tanah air  sering dikenal dengan  nasionalisme. Singkatnya, nasionalisme adalah ideologi nasional, yaitu kesetiaan individu yang  tertinggi  terhadap bangsa dan tanah airnya. Cinta tanah air adalah bagian yang tidak terpisahkan dari setiap orang. 

Bentuk kepercayaan minimal Hubbul Wathan  adalah kemauan untuk menjadi warga negara yang baik, mematuhi semua hukum dan peraturan, dan terlibat dalam pemantauan pelanggaran.

Sikap yang menunjukkan cinta tanah air, seperti menggunakan produk rumah tangga, giat belajar dan menjaga serta menghargai lingkungan, termasuk menerapkan bela negara dalam kehidupan sehari-hari.

 Cinta tanah air dengan demikian adalah sikap dan perilaku warga negara yang dipengaruhi oleh kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia  berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD 19)  dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara. Dalam hal ini, kata kuncinya adalah cinta NKRI, bukan penindasan dari satu jabatan.

Setiap warga negara, apapun profesinya, dapat berpartisipasi dalam pembelaan negara. Untuk memahami bangsa kita hari ini, kita harus memahami dari mana orang-orang kita berasal. Mempelajari sejarah masa lalu dapat menciptakan pemahaman tentang apa yang terjadi pada suatu bangsa saat ini dan memandu keputusan di masa depan. Salah satu ulama Indonesia KH Muhammad Hasyim Asy'ari (1871-197) mampu menegakkan prinsip hubbul wathan mina fido (cinta tanah air sebagian dari iman). Konteksnya saat itu adalah membangkitkan nasionalisme bangsa Indonesia untuk mengusir  penjajah.

 Kiai Hasyim Asy'ari adalah seorang ilmuwan yang dapat membuktikan bahwa agama dan nasionalisme dapat saling menguatkan dalam membangun bangsa dan negara. Kedua unsur tersebut tidak dapat dipisahkan. 

Islam mewajibkan tanah air sebagai tempat dakwah dan menyebarkan agama, sedangkan tanah air ditaburi dengan nilai-nilai agama agar tidak gersang dan kering. Mengutip pernyataan Pendeta Kempek Cirebon KH Said Aqil Siroji, agama  akan menjadi ekstrem tanpa nasionalisme.

Pada saat yang sama, nasionalisme tanpa agama mengering. Hal ini terbukti ketika fenomena ekstremisme agama justru bersumber dari orang-orang dan kelompok masyarakat yang terlalu eksklusif dan berpikiran sempit untuk memahami agama tanpa memperhatikan realitas sosial kehidupan.

 Pada awalnya, pernyataan cinta  Kiai Hasyim Asy'ar kepada negaranya dianggap sebagai hadits oleh sebagian kalangan, bahkan ulama di tanah Hijaz (Mekkah dan Madinah), karena saking terkenalnya.

 

Di samping semua itu, karya-karya Kiai Hasyim dan Asy'ari serta sumbangsih para ulama lainnya memunculkan jiwa nasionalisme yang tinggi. Tentunya perjuangan ini harus terus dilakukan untuk beradaptasi dengan kondisi yang berbeda saat ini. 

Cinta tanah air dapat diwujudkan dalam belajar dengan rajin, menjaga kebersihan lingkungan, menghormati orang tua dan guru, menghormati teman meskipun berbeda keyakinan, belajar agama secara mendalam dari seorang kiai atau pendeta dan berusaha agar keberadaannya bermanfaat bagi masyarakat, umat. . . dan negara. 

Orang yang beriman dan cinta  tanah airnya benar selalu memperhatikan keselamatan tanah airnya, tempat tinggalnya, rumahnya. Dia tidak menciptakan gangguan satu demi satu, tidak menyebarkan permusuhan dan  permusuhan timbal balik antara semua kelompok etnis dan  pemilik identitas berbeda yang menempati setiap jengkal tanah airnya.

Orang yang mencintai negaranya karena perintah agama bahkan rela mengorbankan hartanya atau yang lainnya. Ia bahkan mengorbankan nyawanya untuk melindungi tanah airnya dari segala ancaman, baik internal maupun eksternal. Cukuplah  kita belajar dari bangsa lain, yang penduduknya terpecah belah, saling menumpahkan darah, saling membunuh, dan masing-masing berperang atas nama agama yang sama, tetapi mereka tidak peduli dengan nasib tanah airnya. Semua itu terjadi karena kecintaan mereka pada agama, yang tidak dibarengi dengan cinta tanah air, yang juga merupakan tuntutan agama.

 Melindungi negara adalah sikap dan perilaku warga negara yang penuh cinta tanah air Negara kesatuan Republik Indonesia  berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam memperkuat kelangsungan hidup bangsa dan seluruh bangsa.

 Peran penting pertahanan negara dapat diungkap lebih jelas dan mendalam melalui perspektif pertahanan. Keutuhan wilayah Indonesia beserta segala sumber daya, kedaulatan dan kemerdekaannya selalu terancam oleh serangan dari luar dan perjuangan bersenjata dari dalam. Jika ancaman ini terwujud dan Indonesia tidak siap, semuanya bisa kembali ke titik nol.

Harapan para pencipta bangsa tertuang dalam  satu butir tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa Indonesia dan  tumpah darah seluruh Indonesia. Pernyataan ini merupakan dasar dari tujuan konservasi. Ia tidak sendiri, tetapi berbagi ruang dengan tujuan keamanan atau ketertiban masyarakat, dan sejajar dengan 3 (tiga) tujuan lainnya, yaitu tujuan kesejahteraan (promotion of general well-being), tujuan peradaban ( pendidikan kehidupan rakyat). ) dan tujuan perdamaian (partisipasi aktif dalam perdamaian dunia yang adil dan abadi). 

Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam  pembelaan negara, dan syarat-syarat pembelaan diatur dalam undang-undang. Kesadaran untuk melindungi negara pada dasarnya adalah kesediaan untuk berbakti kepada negara dan  berkorban untuk melindungi negara. Spektrum pertahanan negara  sangat luas, dari yang halus sampai yang berat. Mulai dari hubungan sipil yang baik hingga bersama-sama melawan ancaman nyata dari musuh bersenjata, termasuk bertindak dan melakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara.

Hubbul Wathon Minal dalah perasaan nasional dan juga milik daerah tertentu(individu). Perasaan ini diungkapkan sebagai kerelaan berkorban untuk melindungi wilayahnya dari berbagai  gangguan dan  ancaman.

 Pentingnya rasa cinta tanah air ini menjadikannya sebagai sifat atau kebiasaan alami seseorang yang berakar sejak lahir. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, cinta tanah air adalah perasaan yang timbul dari hati seorang warga negara untuk melayani, melindungi, menjaga, melindungi negaranya dari berbagai  ancaman dan gangguan.

Hubbul Wathon Minal Iman berarti perlindungan dari segala macam gangguan dan bahaya dari mana-mana. Selain itu, cinta tanah air juga merupakan rasa kebanggaan, rasa memiliki, rasa hormat, loyalitas yang tinggi dan juga rasa hormat yang dimiliki  setiap orang terhadap negara tempat tinggalnya, yang dapat diekspresikan dalam perilaku menjaga negara. . Menjaga dan melindungi ibu pertiwi, siap berkorban demi kebaikan bersama, serta mencintai dan  melestarikan adat dan budaya  juga merupakan bagian dari patriotisme.

 Cinta tanah air sering disebut dengan  nasionalisme. Secara sederhana, nasionalisme ini adalah konsep nasionalisme, yaitu kesetiaan tertinggi seseorang terhadap bangsa dan tanah airnya. Cinta tanah air adalah bagian penting dari setiap warga negara.

 Seperti konsep patriotisme yang telah dijelaskan sebelumnya, istilah ini sangat identik dengan nasionalisme. Pada saat yang sama, cinta tanah air juga merupakan wujud amalan dan pedoman persatuan Indonesia, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, baik itu dalam lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat. Pernyataan cinta tanah air ini pada hakekatnya adalah 

pengabdian kepada tanah air dan kerelaan berkorban untuk mempertahankan negara termasuk  dalam Hubbul Wathon Minal Iman. Oleh karena itu, rasa cinta tanah air harus ditanamkan dalam jiwa setiap orang yang menjadi warga negara atau bangsa sejak dini, agar tujuan hidup bersama  tercapai.

Cinta tanah air dinyatakan dalam perilaku menjaga tanah air, menjaga dan melindungi ibu pertiwi, siap berkorban demi kebaikan bangsa dan negara, mencintai adat atau budaya yang berlaku di tanah air sambil melestarikannya.

kiai H.Hasyim Asy'ari mengatakan bahwa siapa saja yang mengurus  Nahdlatul ulama saya anggap santriku, dan siapa yang menjadi santriku saya doakan Khusnul khotimah dan keluarganya juga.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun