Di dunia ini gender hanya ada dua, yaitu laki-laki dan perempuan tetapi ada di beberapa negara yang memiliki gender lebih dari satu karena operasi. Gender membedakan antara sifat dan fisik laki-laki maupun sifat dan fisik perempuan. Di kebudayaan kita rata-rata membedakan jenis kelamin mulai dari anak masih baru lahir dan memperumpamakan "merah muda dan biru". Merah muda untuk anak perempuan dan biru untuk anak laki-laki (Harahap, 2019). Setelah itu perbedaan gaya potongan rambut, pakaian, dan mainan menjadi ciri khas yang sangat nampak pada setiap gender yang berbeda. Jadi dapat diartikan identitas gender yaitu proses seseorang untuk melakukan klasifikasi terhadap dirinya sendiri apakah ia laki-laki atau perempuan.
Orientasi Seksual
Dari anak baru lahir pastinya para orang tua menyesuaikan kehidupan anak tersebut tergantung jenis kelaminnya. Dan apabila anak mulai beranjak dewasa dan mengenal teman laki-laki dan perempuan maka orang tua harus mengarahkan anak apabila ia laki-laki maka teman mainnya yaitu sesama laki-laki dan anak perempuan teman mainnya sesama perempuan. Tetapi orang tua harus sedikit demi sedikit memperkenalkan kepada anak bahwa ia seorang laki-laki harus berpasangan dengan perempuan dan juga sebaliknya. Upaya tersbeut dilakukan agar anak tidak salah jalur ketika ia sudah dewasa nantinya.
 Kepribadian
Kepribadian menyangkut bagaimana jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan tersebut berperan. Pribadi laki-laki cenderung bersikap cuek ketika tertimpa masalah dan cenderung tenang-tenang saja meskipun masalahnya sudah memuncak. Sedangkan pribadi perempuan cenderung meangis ketika sedang ada masalah dan tidak bisa berfikir jernih atau tidak bisa menemukan jalan keluar.
Seksualitas Pada Anak Usia Dini
Pengetahuan tentang seks pada anak usia dini bertujuan untuk mengedukasi mereka dalam memahami tubuhnya (Aisyah & Isabella Hasiana, 2021). Bagian tubuh mana saja yang tidak boleh disentuh orang lain dan bagaimana bersikap kepada lawan jenis misalnya tidak boleh berciuman, tidak boleh berpelukan sembarangan, dan tidak boleh memegang anggota tubuh yang dilarang. Seksualitas bukan berarti kita berbicara tentang bagaimana melakukan hubungan seksual tetapi pengertian seksualias itu sendiri yaitu peran kita sebagai laki-laki seharusnya tertarik dengan perempuan dan sebaliknya.
Menurut (Bella & Farida, 2017) sebaiknya anak-anak sedini mungkin harus mendapat pendidikan seksualitas dengan mencakup 3 komponen yaitu pembelajaran holistik yaitu pendidikan seksual yang harus menyentuh ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.
Peran Orang Tua Dalam Perkembangan Gender Anak
Seksualitas yang dimaksudkan disini bukan berarti kegiatan seksual seperti bersenggama, melainkan tentang pengenalan bagaimana seorang individu itu tertarik kepada lawan jenis. Secara singkat pengertian seksualitas yaitu ketertarikan kepada lawan jenis. Dan ini perlu diajarkan semasa anak masih kecil untuk mencegah seksualitas yang melenceng kedepannya (Mardhiyyah, 2013).
Orang tua sebagai contoh pertama bagi anak dalam memberikan pendidikan seks maupun pendidikan gender. Orang tua bisa dengan cara memberikan contoh berpakaian. Misal menurut (Indah, 2020) ayah sebagai laki-laki maka ia harus berpakaian layaknya seorang laki-laki. Sedangkan ibu sebagai seorang perempuan berpakaian layaknya seorang perempuan. Maka anak-anak akan meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Dan contoh lagi ketika ke kamar mandi diluar rumah, baik di mall, sekolah, maupun tempat umum lainnya, sebaiknya anak diberikan contoh apabila ada gambar seseorang memakai rok berarti kamar mandi tersebut untuk perempuan dan apabila seseorang digambar memakai celana, maka kamar mandi tersebut untuk laki-laki.