Mohon tunggu...
Oktavia Varadina
Oktavia Varadina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Cerita ku

ASSALAMUALAIKUM

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Mengapa Anak Usia Dini Lebih Rentan Merasa Disgust dan Shame?

31 Oktober 2022   14:55 Diperbarui: 31 Oktober 2022   15:11 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Shame atau yang berarti malu dapat diartikan sebagai rasa ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri dari suatu hubungan dengan orang lain yang dikenal maupun tidak dikenal. Anak usia 6 bulan keatas sudah mulai bisa merasakan malu (Lubis, 2019). Misalnya, seiring bertumbuhnya anak tersebut maka ia akan malu ketika tidak mengenakan baju ketika dilihat oleh banyak orang. Shame juga termasuk kedalam enam dasar emosi.

Pengalaman rasa malu ini akan berakibat sangat mengganggu kegiatan yang sedang berlangsung, bingung ketika berfikir, dan ketidakmampuan untuk berbicara. Rasa yang dilakukan ketika seseorang merasa malu yaitu tubuh akan menciut, keruntuhan bahu, dan sebagian kepala terasa ingin menghilang (Lubis, 2019). Rasa malu diakibatkan dari rasa kurangnya percaya diri. Karena percaya diri dapat diartikan sebagai bentuk berani tampil dihadapan banyak orang (Wahyuni & Nasution, 2017).

Orang tua dapat membantu agar anak yang pemalu menjadi anak yang percaya diri yaitu dengan cara orang tua menghargai anak dengan segala keunikannya. Dan ketika di sekolah guru bisa meningkatkan percaya diri anak dengan melalui pengembangan bakat dan mencari potensi yang ada pada anak. Kepercayaan diri sebaiknya ditumbuhkan sejak anak usia dini dalam proses pembinaan dan pendidikan anak sehari-hari baik dirumah maupun disekolah.

Shame dan insecure sama-sama memiliki arti rasa takut akan sesuatu, tetapi insecure lebih ke rasa tidak puas dan tidak yakin akan kemampuan diri (Mu'awwanah, 2017). Jika seseorang memiliki rasa malu maka ia akan berusaha untuk bersembunyi dan menghilang.

  • Perbedaan Shame dan Embrassment

Shame diartikan malu adalah rasa ketakutan terhadap sesuatu dan akan menarik diri dari khalayak ramai.  Sedangkan embrassment adalah rasa malu dan tidak nyaman ketika berada di suatu kondisi. Contoh dari embrassment yaitu ketika kita akan presentasi didepan kelas maka kita akan merasa grogi dan tidak nyaman. Sedangkan contoh dari shame yaitu ketika kita berpakaian tidak pantas dan dilihat banyak orang maka sebagai manusia normal akan merasa malu.

  • Implikasi Shame Terhadap Perkembangan Sosial Anak

Anak pemalu akan sering menghindar dari orang lain merasa ragu, curiga, takut, dan berhati-hati ketika melakukan sesuatu ditempat yang menurutnya asing. (Wahyuni & Nasution, 2017) mengatakan ada beberapa sebab mengapa anak memiliki kepercayaan diri yang rendah, yaitu:

  • trauma transisi dari bayi ke anak.
  • transisi dari tergantung menjadi tidak tergantung.
  • krisis dasar kepercayaan.
  • kecemburuan yang dimiliki anak dalam keluarga.
  • krisis kompetensi dengan teman.  

Anak yang memiliki rasa malu tinggi cenderung tidak menyukai lingkungan barunya dan menghindari tempat dimana ia merasa kemampuannya tidak mencukupi jika berasa ditempat tersebut. Karakteristik anak pemalu dalam situasi sosial biasany mereka tidak mengambil inisiatif, lebih sering diam, berbicara dengan suara yang pelan dan berbisik, dan menghindari kontak mata dengan orang lain. Biasanya anak yang pemalu jarang membuat masalah karena mereka sering tidak diperhatikan oleh orang sekitarnya.

Daftar Pustaka

Lubis, M. Y. (2019). Mengembangkan Sosial Emosional Anak Usia Dini Melalui Bermain. Generasi Emas, 2(1), 47. https://doi.org/10.25299/ge.2019.vol2(1).3301

Mu'awwanah, U. (2017). PERILAKU INSECURE PADA ANAK USIA DINI Uyu Mu'awwanah. Jurnal Uin Banten, 2(1), 47--58.

Palmer, A. R., Lakhan-Pal, S., & Cicchetti, D. (2019). Emotional Development and Depression. In Handbook of Emotional Development. https://doi.org/10.1007/978-3-030-17332-6_26

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun