Pembelajaran Sastra Indonesia MAN 2 Wonosobo

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Pelaksanaan proses pembelajaran perlu dilakukan secara sistematis berdasarkan prosedur pembelajaran yang telah dikembangkan.Oleh karena itu, salah satu kemampuan yang harus dimiliki oleh pengajar adalah mampu memahami dan melaksanakan prosedur pembelajaran dalam pembelajaran kelompok, individual maupun klasikal. 

Seperti halnya yang dilakukan oleh salah satu guru Bahasa Indonesia MAN 2 Wonosobo. Narasumber yang saya wawancarai adalah Ibu Titin Sumarni, S.Pd., M.Pd. Beliau merupakan guru Bahasa Indonesia di MA Negeri 2 Wonosobo sejak tahun 1993 sampai sekarang. Dulu Beliau menamatkan pendidikan S1 di Universitas Pendidikan Indonesia dan S2 di Universitas Negeri Semarang. Setelah melakukan wawancara dengan Ibu Titin Sumarni, S.Pd., M.Pd. Ibu Titin Sumarni, S.Pd., M.Pd. menjadi guru sejak tahun 1993. 

Mulai mengajar di MA Negeri 2 Wonosobo hingga sekarang. Awalnya beliau mengajar mata pelajaran PKK, setelahnya baru mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Beliau pernah mengajar kelas XI dan XII. Beliau sudah melewati berbagai macam perubahan materi Bahasa Indonesia kurang lebih 29 tahun, dari materi yang dulu lebih banyak sekarang menjadi sangat sederhana.

Setelah saya melakukan wawancara dan mengajukan beberapa pertanyaan, beliau menjelaskan dengan rinci proses pembelajaran Sastra Indonesia di MAN 2 Wonosobo. Kurikulum yang sedang diajarkan adalah kurikulum 2013. Sekarang mengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XII SMA. Beliau pernah mengajar bidang sastra dalam materi puisi, novel, dan drama. Saat ini beliau mengajar kelas XII bidang bahasa dengan materi surat lamaran kerja. Menurut beliau mengajar bahasa dan sastra itu seimbang antara kemudahan dan kesulitnnya. 

Apalagi kurikulum saat ini yang sangat menyederhanakan materi pelajaran Bahasa Indonesia. Dalam pembelajaran sastra beliau lebih menyukai materi yang lama karena masih ada praktik, untuk materi sekarang yang lebih sederhana hanya ada teori tanpa adanya praktik. Padahal kebanyakan siswa lebih menyukai ketika ada praktik pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Metode dan media pembelajaran yang beliau gunakan yaitu,

1. Pendekatan : Scientific Learning

2. Model Pembelajaran : Discovery Learning (Pembelajaran Penemuan)

3. Metode : Ceramah, diskusi dan penugasan

Media/alat, bahan mengajar

1. Media LCD projector

2. Laptop

3. Bahan tayang (Power Point)

Kesulitan yang dirasakan saat mengajar yaitu daya serap siswa yang masih belum efektif. Ada siswa yang dapat menyerap materi dengan cepat adapun yang lambat. Siswa juga lebih suka sibuk sendiri daripada memperhatikan guru menerangkan materi di depan. Tetapi sebagai seorang pengajar, guru juga harus bisa memahami karakter setiap siswanya. Solusi yang beliau lakukan adalah dengan meminta siswa menerangkan kesimpulan materi yang telah diajarkan, dan mencari metode pembelajaran yang lebih menarik agar siswa memperhatikan materi yang disampaikan.