“Iya itu panggilan dari Tuhan untuk segera melaksanakan shalat,” tegasnya. Ia beranjak dari mukaku.
“Kamu mau kemana?” tanyaku sebelum kakinya jauh melangkah.
“Ke masjid,” tangannya menunjuk ke sebuah tempat yang tak jauh dari kami berdiri.
Tempat itu bersih, seperti ada cahaya yang memancar disetiap sudut tebingnya.
Apakah benar itu rumah Tuhan? Benarkan Tuhan ada di sana?
Azan, Shalat, dan Masjid, bukankah sesuatu yang selama ini sering ku dengar sekaligus ku abaiakan. Aku lupa kapan kali terakhir beranjak dari tempat nongkrong saat Azan berkumandang menuju masjid untuk melaksanakan shalat—menghadap Tuhan.
Perlahan dengan langkah penyesalan, aku mengikuti lelaki berpeci itu menuju masjid
Tapi, Tuhan di mana?
"Tuhan ada dihatimu, sedekat tali nyawamu," kata kakek tua bersorban putih yang tiba-tiba lewat didepanku.
Menyadarkanku dari lamunan.