"Tuhan itu tidak ada," kata seorang pejalan yang sedang mabuk.
Aku linglung, bersandar di tebing yang berlumut, dinding yang telah berkerak. Tuhan engkau di mana? kenapa Kau tak masuk dalam pencarian hidupku, apakah aku lupa atau Engkau yang melupakanku.
Tuhan di mana?
Tetiba dari jauh perlahan ada suara, sepertinya aku kenal suara itu, "Allahu akbar. Allahu akbar," suara yang selalu ku dengar lima kali dalam sehari.
"Hayya 'alash sholah." Suara itu syahdu sekali,berirama, meliuk mendamaikan jiwa.
Suara apa itu? apakah itu panggilan dari Tuhan, kenapa suara itu mendamaikan dan menggetarkan, ini pasti bukan senandung biasa.
"Bukankah suara ini yang selalu engkau dengar dalam hari-harimu?" tanya seorang pria, berjenggot dan berpeci putih, wajahnya bersih, seperti ada cahaya dari air mukanya.
"Suara apa itu?" tanyaku.
"Itu panggilan dari Tuhan untuk segera menghadapnya, orang menyebutnya Azan” jawabnya.
Benarkah itu panggilan Tuhan, kenapa selama ini aku tak menghiraukannya. Saat ku dengar suara itu, aku masih santai-santai saja, kadang duduk di cafe-cafe, mengobrol dengan teman.
“Panggilan dari Tuhan?” aku mencoba mengkonfirmasi.