Mohon tunggu...
Okta Juniyanti
Okta Juniyanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Sosial Politik

Ilmu Sosial Politik

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Filsafat Pancasila: "Sila Kelima Pancasila: Pilar Keadilan Sosial di Indonesia"

24 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 24 Desember 2024   13:54 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Animasi Keadilan Sosial (Sumber : https://images.app.goo.gl/oRDYc9kdRsAqwsZt9) 

Pancasila merupakan dasar negara dan pedoman hidup bagi bangsa Indonesia. Di antara kelima silanya, "Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia" menjadi tonggak utama dalam membangun masyarakat yang sejahtera dan inklusif. Artikel ini akan mengulas konsep filosofis Sila ke-5, tantangan dalam implementasinya, serta strategi untuk menjadikannya sebagai kepribadian bangsa. 

1. Konsep Nilai-Nilai Filosofis Sila Kelima Pancasila

Sila ke-5 berakar pada nilai-nilai keadilan, kesetaraan, dan gotong royong. Filosofi ini mengajarkan bahwa:  

- Keadilan Sosial adalah hak setiap warga negara tanpa memandang perbedaan latar belakang, status ekonomi, atau suku.  

- Kesetaraan dalam Akses mencakup pendidikan, kesehatan, serta kesempatan berpartisipasi dalam pembangunan.  

- Solidaritas Nasional menekankan pentingnya gotong royong sebagai cara untuk mengatasi kesenjangan sosial.

Sila ini juga mencerminkan tujuan bangsa Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bersama dan menciptakan masyarakat yang harmonis.

2. Tantangan dan Hambatan Implementasi Nilai-Nilai Pancasila

Meskipun idealisme Sila ke-5 sudah tertanam dalam konstitusi, implementasinya masih menghadapi berbagai kendala, seperti:  

- Ketimpangan Ekonomi: Kesenjangan antara wilayah perkotaan dan pedesaan masih signifikan. Banyak masyarakat pedesaan yang kesulitan mengakses pendidikan dan fasilitas kesehatan.  

- Diskriminasi Sosial: Kelompok marginal, seperti masyarakat adat dan penyandang disabilitas, sering kali tidak mendapatkan perhatian yang layak.  

- Korupsi dan Lemahnya Penegakan Hukum: Praktik ini memperburuk ketimpangan dan menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.  

- Globalisasi: Modernisasi dan arus budaya global dapat mengikis nilai-nilai gotong royong dan solidaritas.

3. Strategi Mewujudkan Pancasila sebagai Kepribadian Bangsa

Untuk menjadikan Sila ke-5 sebagai kepribadian bangsa, beberapa langkah strategis dapat dilakukan:  

1. Reformasi Kebijakan Publik: Pemerintah harus merancang kebijakan yang berpihak pada kelompok rentan. Program seperti subsidi pendidikan dan kesehatan perlu diperluas.  

2. Peningkatan Kualitas Pendidikan: Pendidikan harus mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila, termasuk kesadaran akan pentingnya keadilan sosial.  

3. Penguatan Partisipasi Masyarakat: Masyarakat harus dilibatkan aktif dalam proses pembangunan melalui forum musyawarah dan program komunitas.  

4. Penegakan Hukum yang Adil: Hukum harus ditegakkan secara transparan dan tanpa diskriminasi, sehingga kepercayaan masyarakat dapat terbangun.  

5. Penghargaan Terhadap Keberagaman: Menguatkan dialog antarbudaya untuk memperkuat rasa persatuan dan keadilan di tengah keberagaman.

Menjadikan Sila Kelima Sebagai Karakter Bangsa

Mewujudkan keadilan sosial tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab seluruh elemen masyarakat. Dengan menanamkan nilai-nilai Sila ke-5 dalam setiap aspek kehidupan, Indonesia dapat menjadi bangsa yang adil, makmur, dan berkepribadian Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun