Pukul 7 malam pada akhir pekan, Nyonya Rose dan Tuan Murphy berjalan pulang dari stasiun setelah mengantar puteri semata wayangnya ke sebuah kota yang terletak di bagian selatan, negara bagian Florida.Â
Malam itu rintik hujan turun. Nyonya Rose dan Tuan Murphy memilih untuk makan malam di sebuah kedai makanan sederhana tidak jauh dari stasiun kereta api.Â
Memasuki kedai, keduanya menaruh payung mereka ke dalam rak payung di dekat pintu masuk untuk kemudian duduk dan memesan makanan. Mungkin karena akhir pekan, beberapa tempat di kota itu lumayan ramai pengunjung meskipun diguyur hujan, termasuk di kedai tersebut.Â
Pengunjung di dominasi pasangan muda dan keluarga yang sedang berakhir pekan. Tidak terlalu lama setelah memesan, makanan Tuan Murphy dan Nyonya Rose datang ke meja makan mereka. Pandangan Nyonya Rose teralihkan kepada pasangan yang berada di seberang mejanya. Â
Pasangan itu terlihat romantis layaknya pengantin baru yang sedang dimabuk asmara. Mungkin umurnya sekitar umur puteri Nyonya Rose. Setelah berumur 50-an, Nyonya Rose mulai merasa Tuan Murphy sudah tidak lagi perhatian kepadanya.Â
Nyonya Rose memandang pasangan hidupnya yang duduk didepannya itu sedang lahap menyantap makanannya sendiri. Ingin sekali Nyonya Rose sedikit disuapi hanya untuk terlihat romantis seperti pasangan muda yang ada di kedai tersebut. Â Rasanya seperti puber kedua. Terlihat raut wajah Nyonya Rose sangat jengkel, tetapi ia berusaha menutupi perasaan tersebut.Â
Selesai makan, keduanya beranjak pergi. Seperti biasa, Tuan Murphy yang duluan jalan dan mengambil payungnya sendiri di rak payung kemudian keluar dari kedai.Â
Sesaat Nyonya Rose akan mengambil payungnya, wajahnya cemberut melihat payung milik pengunjung lainnya yang bermotif bunga. Sial sekali hidupnya, memiliki suami yang cuek dan juga payung berwarna gelap yang sudah rusak sehingga susah untuk dikatupkan.Â
Terbesit niat dalam benak Nyonya Rose untuk menukar payung miliknya dengan payung bermotif bunga tersebut. Setelah Nyonya Rose yakin bahwa tidak ada yang memperhatikannya, ia bergegas mengambil payung milik pengunjung lain itu dan keluar dari kedai.Â
Nyonya Rose membuka payung diluar kedai dengan senyum sumringah bak memenangkan lotre. Namun, betapa kagetnya Nyonya Rose setelahnya. Payung yang terlihat indah saat terkatup itu ternyata saat dibuka memiliki lubang yang lumayan besar di sisi kirinya sehingga pakaian Nyonya Rose sedikit basah terkena air hujan.Â
Dari samping, muncul Tuan Murphy yang tadi sudah duluan jalan kemudian memilih berbalik arah menuju istrinya karena istrinya tidak kunjung muncul. "Kenapa kamu lama sekali?