Mohon tunggu...
Oktavia Wijaya
Oktavia Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Travel Enthusiast🍃 □ 📝 www.aivatko.com □📷www.instagram.com/oktaav

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama FEATURED

Keharmonisan Simbol Agama di Hagia Sophia, Turki

8 Maret 2019   12:11 Diperbarui: 11 Juli 2020   16:03 3220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Museum Pass Istanbul (dokumentasi pribadi)

Sultan memerintahkan arsitek untuk menghjias kota dengan taman, masjid, tempat pemandian, pusat perbelanjaan (sekarang Grand Bazzar), dan membuat istana di tahun 1459 yang dikenal sebagai Topkapi Palace. 

Hagia Sophia sebagai masjid dianggap sebagai salah satu masjid paling suci di dunia, juga berfungsi sebagai masjid utama Istanbul selama hampir 500 tahun dan digunakan sebagai model bagi banyak masjid lainnya.

Jumat pertama, 1 Juni 1453, Salat Jumat pertama digelar di Hagia Sophia. Hari itu Sultan juga menunjuk Paderi Kristen Ortodoks, Gennadius Scholarius dan umat kristen diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menjalankan ibadah di tempat ibadah mereka.

Hagia Sophia sebagai Museum

Hagia Sophia pertama kali dibuka sebagai museum tahun 1935, ketika Turki menjadi Republik dengan presiden pertamanya Mustafa Kemal Ataturk. Hagia Sophia mulai di bongkar, simbol lukisan-lukisan sakral kekristenan ditampakan kembali. Sejak saat itu, Hagia Sophia menjadi objek wisata terkenal dan menjadi salah satu World Heritage UNESCO.

Saat itu, aku berdiri dalam sebuah bangunan besar dan mewah. Cahaya matahari masuk dari jendela-jendela besar di sebelah kanan dan kiri. Aku berdiri, tertegun melihan keindahan arsitektur yang luar biasa ini.

Mosaik Bunda Maria yang sedang menggendong bayi Yesus diapit oleh kaligrafi Allah dan Muhammad tepat di atas mimbar. Keindahan Hagia Sophia membuktikan karya Arsitektur mampu menembus batas-batas agama.

Aku menemukan sebuah kutipan, tapi lupa dari mana. Kutipannya seperti ini:

"Kaum Islam saat itu mengambil suatu tindakan bijak dalam mengubah gereja ini. Mereka sangat menjunjung dan menghormati Nabi Isa yang juga merupakan bagian dari Islam. Sehingga sebisa mungkin, perubahan gereja menjadi masjid sekiranya tidak mengubah desain aslinya, namun masih bisa diterima dalam aturan islam."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun