Mohon tunggu...
Oktavia Wijaya
Oktavia Wijaya Mohon Tunggu... Freelancer - Content Writer

Travel Enthusiast🍃 □ 📝 www.aivatko.com □📷www.instagram.com/oktaav

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Jadi Orang Tua Itu Berat, Cuma yang Siap yang Bakalan Kuat!

7 Februari 2019   13:42 Diperbarui: 7 Februari 2019   15:10 70
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mindset tentang makan adalah untuk kenyang juga ternyata berlaku untuk beberapa orang tua terhadap anak mereka. Terkadang, mereka tidak memastikan nutrisi dalam makanan dan hanya ingin membuat anaknya kenyang. Kesalahan berfikir itu bahaya loh. Status gizi kurang terutama pada anak merupakan salah satu permasalahan pertumbuhan yang mengacu pada kondisi berat badan yang ideal menurut tinggi badan. Kenapa anak bisa kurang gizi? Faktor terbesarnya adalah praktek pemberian makan yang salah dan ketidak tahuan orang tua.

Dampak berat badan kurang pada balita cukup mengerikan baik secara jangka pendek maupun panjang. Dampaknya mulai dari sistem kekebalan tubuh anak akan turun sehingga anak jadi rentan terhadap penyakit, pertumbuhan anak tidak optimal sampai dengan gangguan perkembangan otak dan fisik anak. Lalu apa yang harus dilakukan untuk mencegah hal tersebut?

dokpri
dokpri
Orang tua berperan penting disini. Mereka harus waspada dan terus memantau berat badan dan tinggi badan anak secara cermat. Orang tua juga penentu dalam memilih asupan makanan yang baik bagi anak. Gak cuma itu, komunikasi dengan kalimat positif juga penting untuk menanamkan afirmasi yang baik di benak anak-anak tentang makanan.

Apakah para "Orang Tua" Sudah Siap Menjadi Orang Tua?

Menjadi orang tua memang ditandai dengan mempunyai anak, tapi apakah mereka sudah siap menjadi orang tua secara psikologis? Faktanya, banyak orang tua yang tidak siap menghadapi permasalahan berat badan anak dan menganggap masalah ini bukanlah sesuatu yang penting. Beberapa orang tua cenderung menghindari percakapan tentang masalah berat badan anak supaya tidak menjadi beban psikologis bagi diri mereka sendiri. Mereka tidak menyelesaikan masalah, hanya menunda.

Orang tua juga wajib memiliki pengetahuan yang luas tentang tumbuh kembang anak. Sayangnya, kesadaran masyarakat untuk memantau tumbuh kembang anak secara rutin saja masih rendah. Selama tahun 2018, baru sekitar 54,6% anak balita yang dibawa ke fasilitas kesehatan untuk ditimbang dan diukur tinggi sesuai standar, yaitu paling sedikit 8 kali dalam setahun. Kartu Menuju Sehat (KMS) saja mungkin hanya dianggap sebagai kertas biasa tanpa tahu artinya apa.

Tapi, banyak juga orang tua yang berusaha untuk menghadapi masalah tumbuh kembang anak. Mereka secara aktif mengakses dan mencari informasi mengenai cara menghadapi anak dengan berat badan kurang atau datang langsung kepada ahlinya untuk berkonsultasi. Inilah yang seharusnya dilakukan orang tua, mencari solusi dari permasalahan bukan menunda permasalahan.

Cara Mudah Memantau Tumbuh Kembang Anak

Jika sering mendatangi fasilitas kesehatan tidak memungkinkan, orang tua tetap bisa mengecek berat badan ideal anak secara berkala. Di era digital ini, berbagai informasi bisa kamu dapatkan dari internet. Untuk menjadi solusi dari permasalahan sekaligus bentuk dukungan terhadap para orang tua, Danone Indonesia menyediakan flatform website untuk mengecek berat badan ideal anak. Orang tua tinggal masuk ke www.cekberatanak.co.id , masukan data yang dibutuhkan, dan informasi mengenai berat badan anak langsung muncul.

Dengan rutin mengecek kurva pertumbuhan anak melalui website ini, semoga orang tua dapat lebih siap dan waspada bila terjadi gejala berat badan kurang sehingga segera mencari solusi dengan berkonsultasi kepada ahli kesehatan.

dokpri
dokpri
See? Jadi orang tua itu berat, cuma yang siap yang bakalan kuat. Makannya, persiapkan diri kamu baik secara fisik maupun mental sebelum menjadi orang tua. Dan jangan lupa, saling mendukung!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun