BMI adalah angka yang menentukan apakah berat badan seseorang itu ideal, kurang atau berlebih. Setelah dihitung dengan Kalkulator BMI, Nisa memiliki BMI 20,8 yang berarti dia memiliki berat badan ideal. Tapi karena lingkungannya mengejek dia, akhirnya dia memutuskan untuk diet, sayangnya dengan cara yang salah.
Nasi diganti dengan sayuran yang direbus. Dari mana Nisa mendapatkan menu diet tersebut? Nisa mengumpulkan informasi dari internet, aplikasi dan menyimpulkan sendiri menu diet yang tepat untuk dirinya. Alhasil di hari ketujuh, Nisa terkulai lemas di UGD dikarenakan kelelahan serta asupan makanan yang kurang dan tidak teratur.
Ada banyak sekali Elda dan Nisa lainnya di lingkungan kita, yang menganggap bahwa diet adalah untuk menurunkan berat badan, tidak makan nasi, menyimpulkan sendiri menu diet dan berakhir dengan menyakiti tubuh sendiri.
Mereka salah memahami arti dari diet dan dengan mudahnya menyimpulkan sendiri diet yang mereka jalani hanya berbekal informasi dari internet dan pengalaman orang lain yang berhasil turun berat badan. Lantas mengapa tidak berkonsultasi kepada dokter gizi jika ingin diet? Jawabannya hanya dua, malu dan mahal.
Coba kamu tuliskan kata "Diet" di mesin pencarian Google. Sebanyak 825 juta informasi tentang diet muncul dalam waktu 0,65 detik saja. Ada begitu banyak informasi mengenai diet mulai dari definisi hingga tips turun berat badan dalam waktu singkat.
Dari jutaan informasi tersebut, bagaimana bisa seseorang menyimpulkan diet apa yang tepat baginya dan membuat menu diet sendiri? Pemahaman mengenai diet yang salah kaprah ditambah ambisi untuk kurus membuat banyak orang tidak berfikir logis dan menginginkan hasil yang instan.
Untuk bisa memberikan sebuah menu diet untuk seseorang, ada banyak hal yang perlu dipertimbangkan. Informasi mengenai metabolisme tubuh, riwayat penyakit, kalori yang dibutuhkan, usia dan jenis kelamin dibutuhkan seorang ahli gizi sebelum menentukan diet yang tepat bagi seseorang. Tidak sederhana kan?.
Fenomena diet salah kaprah ini terjadi karena dipengaruhi berbagai faktor salah satunya adalah body image. Body image adalah gambaran mental seseorang terhadap bentuk dan ukuran tubuhnya, bagaimana seseorang mempersepsi dan memberikan penilaian atas apa yang dia pikirkan dan rasakan terhadap ukuran dan bentuk tubuhnya, dan atas bagaimana kira-kira penilaian orang lain terhadap dirinya.
Apa yang dia pikirkan dan rasakan belum tentu benar-benar mempresentasikan keadaan yang sebenarnya, namun lebih merupakan hasil penilaian dan evaluasi diri yang subjektif.
Contohnya adalah Vania. Wanita berusia 22 tahun ini memiliki tinggi yang semampai degan berat badan yang menurut banyak orang ideal, tidak terlalu kurus dan tidak gemuk.
Ketika banyak orang yang menginginkan memiliki tubuh ideal seperti Vania, dia sendiri merasa gendut dan melakukan diet dengan alasan ingin kurus. Inilah body image yang diciptakan Vania terhadap dirinya sendiri. Dia merasa gendut, padahal orang lain menginginkan bisa memiliki body ideal seperti Vania.