Mohon tunggu...
Oktaviana KK
Oktaviana KK Mohon Tunggu... Koki - human

human

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Musim Buah Bikin Lingkungan Tercemar

5 Februari 2020   18:13 Diperbarui: 5 Februari 2020   18:15 213
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan kebeberagam buah-buah tropis musiman. Buah-buah tropis musiman di Indonesia yang paling umum antara lain durian, rambutan, duku, manggis, cempedak, dan lain-lain.

Kalimantan merupakan pulau terbesar yang ada di negara Indonesia. Kalimantan sendiri terkenal dengan jenis tanah gambut yang kaya akan bahan organik. Kalimantan memiliki banyak sekali buah-buah tropis musiman yang dapat dikatakan hanya terdapat di pulau yang dikenal pula dengan sebutan "Pulau Borneo" ini.

Buah-buah tropis musiman khas Kalimantan, khususnya di Kota Ketapang Kalimantan Barat yaitu mentawak, satar, limat, kusik, teratong, rambai, pekawai, dan lain-lain. Buah-buah ini ketika sudah memasuki masa panennya akan sangat jumlahnya. Musim panen atau masyarakat biasa menyebutnya "musim buah" terjadi di akhir bulan November hingga awal bulan Maret, sehingga pada rentang waktu tersebut akan sangat banyak sampah-sampah kulit buah mulai dari kulit buah durian, kusik, teratong, pekawai, mentawak, satar, dan lainnya yang berserakan di mana-mana.

Hal ini tentunya menjadi masalah lingkungan di mana sampah buah-buah tersebut menumpuk dan mencemari lingkungan. Bahkan tak sedikit sampah-sampah kulit buah ini dibuang ke sungai.

Permasalahan sampah kulit buah ini belum menjadi konsentrasi masyarakat maupun pemerintah setempat. Sampah kulit buah yang merupakan sampah organik yang pada dasarnya dapat teurai, namun tidak semua sampah kulit buah ini dapat teurai dengan mudah. Sampah kulit buah yang keras seperti durian, teratong, kusik, dan pekawai memerlukan waktu yang lama untuk terurai dengan sendirinya.

Sampah-sampah kulit buah-buah musiman ini perlu diolah agar dapat teurai dengan cepat dan tidak hanya menjadi sekedar sampah, melainkan bisa dijadikan sebagai sesuatu yang berguna seperti dibuat pupuk kompos. Pemerintah dapat menanggulangi permasalahan lingkungan karena pencemaran sampah kulit buah ini dengan menyediakan komposter yang dapat  membantu penguraian kulit buah ini menjadi pupuk yang nantinya dapat digunakan untuk memupuk tanaman masyarakat.

Selain itu, banyak sekali kandungan dalam kulit buah yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi barang yang lebih berguna. Seperti penelitian yang sudah dilakukan oleh seorang mahasiswi Institut Teknologi Sepuluh November yakni memanfaatkan kulit durian sebagai pengusir nyamuk. Menurut beliau kulit durian memiliki bau yang sangat menyengat dan tidak disukai oleh nyamuk dan dapat memengaruhi syaraf pada nyamuk yang mengakibatkan nyamuk mengalami kelabilan dan akhirnya mati.

Dengan melakukan pengolahan pada sampah kulit buah, masalah pencemaran lingkungan karena kulit buah dapat diatasi bahkan dapat menguntungkan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun