Mohon tunggu...
Okta Piliang
Okta Piliang Mohon Tunggu... Seniman - seniman/penyair/

penyihir kata

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Maulidan 2

1 September 2022   13:12 Diperbarui: 1 September 2022   13:21 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2

ia katakan percintaan serupa langit menidurkan bumi dengan kerlip bintang

kadang cerlang, kadang redup seakan rindu memang begitu, lahir dari penasaran

ia katakan sekali lagi bahwa dada adalah panggung bencana, sebab percintaan memang butuh rencana seberapa kuat tak bersiasat

maulidan bermuslihat. mencari dalil dari kitab, dari ramalan zodiak menerka perempuan dalam bilangan hari

mestinya begitu, lagu lama mirip pantun rima. berirama sepanjang kisah romeo juliet. ruah di tepi tepi gelisah. yang satu mati bertuba dengan sengaja, yang satu hidup setelah terjaga. tapi percintaan itu tak pernah ada, kecuali dalam puisi

ia ingat pertama kali jatuh cinta. debur pantai, pasir yang ditulis namamu, katakan sebelum ombak menghapus tepian, sebelum senja keburu kelam. "nanti, tulisan itu akan ada di dada. sungguh!"

maulidan menabung lara sebisanya tetap tertawa, dari matanya kisah-kisah berjatuhan, berbaur di pantai air manis. "tanggis memang bukan kerja lelaki, tetapi sebagai manusia tak ada larangan"

kepak elang laut, kapal-kapal berangkat menyisakan kepergian dan kembali. dermaga membesarkan penungguan

maulidan menyetel lagu disko sebisanya hentakan memanggil hesti, sebisanya menari dalam puisi tanpa melodi. sepanjang perjalanan pulang, tak satupun kata yang membuat geming. maulidan hening sendiri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun