Mas Erianto Anass,
Saya suka membaca, termasuk tulisan yang sangat provokatif yang berbau sara, memang ini topic yang sangat mudah sekali menjadi trending.
Membaca tulisan terbaru Mas Erianto Anass, saya
memiliki sedikit tanggapan sebagai bagian koridor
comentar lintas member yang bukan mencaci, bukan diskusi atau sekadar saran. Tapi hanya
gubahan sedikit.
Begini Mas,
Memang kesadaran anda sudah taraf tertinggi dari dialektika pemikiran yang tinggi setinggkat lebih tinggi dari tingkat jabatan Tuhan. Hukum pancung telah anda vonis secara sadis terhadap Tuhan manusia, entahlah apa maksud anda.
Manusia tidak akan salah kaprah dalam keyakinannya yang matang, jatidiri seakan sudah tepatri dalam dimensi pikiran nan jauh disana, Erianto Anass pun begitu, anda tidak salah, di luar aspek pemikiran anda, ada berbagai opini lain yang masih terus membangun, saya termasuk yang berjiwa membangun opini, gagasan ditumpahkan dalam wadah sebuah tulisan, sedangkan tulisan itu bagi saya adalah suatu hal yang harus mengiring pembaca, bagi saya yang mungkin Mas Erianto sepaham.
Lagi pula, visi tulisan diatas sangat menggiring pemikiran pembaca, bak ramuan obat yang akan terus mengerogoti berbagai penyakit.
Saya suka perang.
Bukan perang secara fisik, perang gagasan dan olah pemikiran kita di aplikasikan kepada pembaca, di situlah asal muasal reformasi benih pencerahan.
Lantas, apa tanggapan saya dari tulisan Mas Erianto Anass ?''
Biasa saja, bukan berarti menyepelekan dan merendahkan gagasan yang dipromosikan Mas Erianto Anass. Lalu, di balik tulisan Mas Erianto Anass tidak akan mampu mengubah pola pikiran seseorang yang sudah mempunyai landasan opini sendiri.