Pada waktu sekolah dahulu saya pernah diajari beberapa majas oleh guru Bahasa Indonesia. Saya ingat betul majas-majas itu, dari mulai pengertian hingga contoh-contohnya. Ternyata majas-majas tersebut seringkali kita gunakan dalam membuat puisi lho.
Berikut saya rangkumkan 7 Majas yang sering digunakan dalam puisi. Majas-majas inilah yang akan memperindah puisi yang kita buat. Yuk langsung aja kita bahas bersama.
Pertama-tama mari kita bahas dulu apa itu majas. Seingat saya majas adalah gaya bahasa yang indah. Menurut Seni Handiyani dalam bukunya Get Success UN Bahasa Indonesia, pengertian majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu dengan cara membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lainnya yang lebih umum.
Sederhananya majas itu, gaya bahasa yang digunakan untuk memperindah suatu karya sastra. Umunya karya sastra berupa puisi ataupun prosa. Jadi sangat jelas, bahwa dengan penggunaan majas yang tepat puisi kita akan jadi lebih indah dan enak di baca.Â
1. Majas Metafora
Majas metafora adalah majas yang membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama.Â
Contohnya :
Parasmu cantik bagai bunga
Tutur katamu selembut sutra
Pribadimu hangat sehangat mentari
Membuatmu layak disebut kembang desa
(Kutipan puisi kembang desa : Okta Chandra RK)
2. Majas personifikasi
Secara sederhana majas personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat makhluk hidup. Â Secara pengertian majas personifikasi adalah jenis majas yang menyamakan benda-benda mati dengan makhluk hidup. Caranya dengan melekatkan sifat-sifat makhluk pada barang atau benda mati tersebut.
Contohnya:
Awan putih berarak bergerak
Sang Surya tertunduk terdesak
Waktu yang kejam menghujam
Memaksa Surya untuk tenggelam
(Kutipan puisi Peristiwa Senja : Okta Chandra RK)
3. Majas depersonifikasi
Majas depersonifikasi merupakan kebalikan dari majas personifikasi yakni melekatkan sifat benda mati pada makhluk hidup.Â
Contohnya :
Sehat itu anugerah
Syukurilah dan jagalah
Jangan congkak nan pongah
Saat sakit menerpa bagai bunga tak bersemi
Lunglai layu tak berseri
Hilang sombong diri
Dalam sekejap tak bisa berdiri
Semoga menjadi evaluasi diri
(Kutipan puisi sehat sebelum sakit : Okta Chandra RK)
4. Majas Hiperbola
Majas hiperbola adalah majas yang menggambarkan suatu hal dengan cara yang berlebihan. Tujuannya adalah untuk menambah kesan dan pengaruh dari kalimat tesebut.
Contohnya :
Kepala ini berat tak kuat
Tertunduk lunglai terikat
Tercabik terik mencekik
Tertegun angan berembun
(Kutipan puisi sehat sebelum sakit: Okta Chandra RK)
5. Majas Litotes
Majas Litotes yang umumnya digunakan untuk menggambarkan kerendah hatian dan juga sebagai bentuk sopan santun. Majas ini merupakan simbol dari rendah hati.
Contohnya :
Gubuk reyot ini adalah tempat berteduh
Menghalau hujan membawa teduh
Selamat datang di gubuk ku
Semoga senantiasa dapat menjamu
(Kutipan puisi Gubuk ku istanaku : Okta Chandra RK)
6. Majas Ironi
Majas Ironi adalah gaya bahasa atau majas yang menyampaikan suatu sindiran dengan kalimat yang halus.
Contohnya:
Kuterbangun pagi sekali
Tanpa sadar dikalahkan mentari
Denting alarmnya tak berbunyi
Telinga ini tertutup oleh mimpi
(Kutipan puisi pagi yang aneh: Okta Chandra RK)
7. Majas Satire
Satir adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengkritik secara halus. Umumnya satir digunakan dalam kritik sosial.
Kau
Kalau sampai waktumu
Kau pasti akan tahu
Segala hal buruk akan dipukul pilu
Tak kan berguna penyesalanmu
Tak akan ada yang membantu
Tak juga aku
Tak perlu sedu sedan itu
Kau beringas tanpa ragu
Tak peduli orang disekitarmu
Yang meringis pilu
Tinggallah tangismu menderu
Tak kan berguna air matamu
Kau nanti hanyalah nama
Nama yang tak bisa bersuara
Hanya menjadi cerita
Dari pengalaman nyata
Bahwa ada manusia
Yang sirna karena kelakarnya
(Kutipan puisi kau : Okta Chandra RK)
Nah itu tadi 7 majas yang dapat kita gunakan dalam membuat karya tulisan maupun Lisa. Umumnya digunakan dalam karya puisi, prosa dan lagu. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan diksi, agar tulisan kita bisa keren dan enak di baca.Â
Sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat.Â
Salam
Okta ChandraÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H