Mohon tunggu...
Okta Chandra RK
Okta Chandra RK Mohon Tunggu... Guru - Pengisi Materi di Belajar Bareng Okta Channel

Suka matematika, sekaligus mengajar matematika. Saya juga mengelola blog mathclinic.my.id dan juga channel youtube belajar bareng okta yang berisi seputar matematika. Saya juga sedang mengembangkan blog ladangilmu.my.id

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

7 Majas yang Bisa Bikin Puisimu Enak Dibaca

2 Februari 2023   20:14 Diperbarui: 2 Februari 2023   20:20 472
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi oleh Okta Chandra RK 

Pada waktu sekolah dahulu saya pernah diajari beberapa majas oleh guru Bahasa Indonesia. Saya ingat betul majas-majas itu, dari mulai pengertian hingga contoh-contohnya. Ternyata majas-majas tersebut seringkali kita gunakan dalam membuat puisi lho.

Berikut saya rangkumkan 7 Majas yang sering digunakan dalam puisi. Majas-majas inilah yang akan memperindah puisi yang kita buat. Yuk langsung aja kita bahas bersama.

Pertama-tama mari kita bahas dulu apa itu majas. Seingat saya majas adalah gaya bahasa yang indah. Menurut Seni Handiyani dalam bukunya Get Success UN Bahasa Indonesia, pengertian majas adalah bahasa kias, bahasa yang dipergunakan untuk menciptakan efek tertentu dengan cara membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lainnya yang lebih umum.

Sederhananya majas itu, gaya bahasa yang digunakan untuk memperindah suatu karya sastra. Umunya karya sastra berupa puisi ataupun prosa. Jadi sangat jelas, bahwa dengan penggunaan majas yang tepat puisi kita akan jadi lebih indah dan enak di baca. 

1. Majas Metafora

Majas metafora adalah majas yang membandingkan dua hal yang memiliki sifat yang sama. 

Contohnya :

Parasmu cantik bagai bunga

Tutur katamu selembut sutra

Pribadimu hangat sehangat mentari

Membuatmu layak disebut kembang desa

(Kutipan puisi kembang desa : Okta Chandra RK)

2. Majas personifikasi

Secara sederhana majas personifikasi adalah majas yang menggambarkan benda mati seolah-olah memiliki sifat makhluk hidup.  Secara pengertian majas personifikasi adalah jenis majas yang menyamakan benda-benda mati dengan makhluk hidup. Caranya dengan melekatkan sifat-sifat makhluk pada barang atau benda mati tersebut.

Contohnya:

Awan putih berarak bergerak

Sang Surya tertunduk terdesak

Waktu yang kejam menghujam

Memaksa Surya untuk tenggelam

(Kutipan puisi Peristiwa Senja : Okta Chandra RK)

3. Majas depersonifikasi

Majas depersonifikasi merupakan kebalikan dari majas personifikasi yakni melekatkan sifat benda mati pada makhluk hidup. 

Contohnya :

Sehat itu anugerah

Syukurilah dan jagalah

Jangan congkak nan pongah

Saat sakit menerpa bagai bunga tak bersemi


Lunglai layu tak berseri

Hilang sombong diri

Dalam sekejap tak bisa berdiri

Semoga menjadi evaluasi diri

(Kutipan puisi sehat sebelum sakit : Okta Chandra RK)

4. Majas Hiperbola

Majas hiperbola adalah majas yang menggambarkan suatu hal dengan cara yang berlebihan. Tujuannya adalah untuk menambah kesan dan pengaruh dari kalimat tesebut.

Contohnya :

Kepala ini berat tak kuat

Tertunduk lunglai terikat

Tercabik terik mencekik

Tertegun angan berembun

(Kutipan puisi sehat sebelum sakit: Okta Chandra RK)

5. Majas Litotes

Majas Litotes yang umumnya digunakan untuk menggambarkan kerendah hatian dan juga sebagai bentuk sopan santun. Majas ini merupakan simbol dari rendah hati.

Contohnya :

Gubuk reyot ini adalah tempat berteduh

Menghalau hujan membawa teduh

Selamat datang di gubuk ku

Semoga senantiasa dapat menjamu

(Kutipan puisi Gubuk ku istanaku : Okta Chandra RK)

6. Majas Ironi

Majas Ironi adalah gaya bahasa atau majas yang menyampaikan suatu sindiran dengan kalimat yang halus.

Contohnya:

Kuterbangun pagi sekali

Tanpa sadar dikalahkan mentari

Denting alarmnya tak berbunyi

Telinga ini tertutup oleh mimpi

(Kutipan puisi pagi yang aneh: Okta Chandra RK)

7. Majas Satire

Satir adalah gaya bahasa yang digunakan untuk mengkritik secara halus. Umumnya satir digunakan dalam kritik sosial.

Kau

Kalau sampai waktumu

Kau pasti akan tahu

Segala hal buruk akan dipukul pilu

Tak kan berguna penyesalanmu

Tak akan ada yang membantu

Tak juga aku

Tak perlu sedu sedan itu

Kau beringas tanpa ragu

Tak peduli orang disekitarmu

Yang meringis pilu

Tinggallah tangismu menderu

Tak kan berguna air matamu

Kau nanti hanyalah nama

Nama yang tak bisa bersuara

Hanya menjadi cerita

Dari pengalaman nyata

Bahwa ada manusia

Yang sirna karena kelakarnya

(Kutipan puisi kau : Okta Chandra RK)

Nah itu tadi 7 majas yang dapat kita gunakan dalam membuat karya tulisan maupun Lisa. Umumnya digunakan dalam karya puisi, prosa dan lagu. Perlu diperhatikan pula dalam pemilihan diksi, agar tulisan kita bisa keren dan enak di baca. 

Sekian postingan kali ini, semoga bisa bermanfaat. 

Salam

Okta Chandra 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun