Ibu...
Teriakan dan tangisan menderu..
Mengantarkan ikhlas melepas mu ibu..
Kepergianmu seolah hanyalah semu..
Anak-anakmu menangisimu
Mengucapkan segala hal baik tentangmu
Mengingat setiap pesan yang terucap olehmu
Menjalani setiap detik dengan menjaga pesan sebagai wasiatmu
Namun itu hanya semu ibu
Sekian lama waktu berlalu, semua itu tak lagi berlaku
Segala pesan dan amanatmu telah terkikis waktu
Anak-anak mu kembali lagi seperti dulu, bahkan suamimu
Maafkan anakmu ini wahai ibu
Yang hingga kini belum mampu sepertimu
Menahan sabar dan ikhlas dalam sembilu
Kuat dan tangguh seperti dirimu
Anakmu ini terjepit situasi
Segala sesuatu dimanfaatkan kondisi
Kesabaran dan ketangguhan ini pudar kian hari
Berganti keluh kesah yang menyelimuti hati
Saudara sendiri seperti orang lain
Sedang yang lain justru layaknya saudara meski dalam batin
Senantiasa membantu tanpa niat lain
Sedang mereka selalu memberi tekanan batin
Mohon doamu ibu
Hati ini senantiasa meragu
Keikhlasan ini kian diadu
Ketangguhan ini mulai luntur oleh waktu
Ibu, Angan dan cita-cita mu belum terwujud
Anakmu ini belum mampu merangkai wujud
Desir bibir bertutur setiap sujud
Memohon kekuatan dan kemampuan dari Sang Pemberi Wujud
Merangkai kembali benang-benang impianmu ibu
Helai demi helai kami rajut benang itu
Perlahan-lahan terkadang kembali terurai berganti dengan derai
Jerit hati ini riuh mengharap semuanya baik-baik saja
Ibu..
Riuh hati ini terkulai
Menahan setiap derai
Pukulan itu menghantam hingga lunglai
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI