Mohon tunggu...
Okta Chandra RK
Okta Chandra RK Mohon Tunggu... Guru - Pengisi Materi di Belajar Bareng Okta Channel

Suka matematika, sekaligus mengajar matematika. Saya juga mengelola blog mathclinic.my.id dan juga channel youtube belajar bareng okta yang berisi seputar matematika. Saya juga sedang mengembangkan blog ladangilmu.my.id

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Apakah Orang Lain Perlu Melihat Ibadah Kita?

13 November 2022   08:35 Diperbarui: 13 November 2022   08:35 1083
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Oleh Okta Chandra RK 

Justru yang keliru adalah saat kita merasa, merasa paling benar. Merasa paling baik. Merasa kitalah yang harus didengar. Bahkan tidak jarang bila sudah merasa, secara tidak sadar kita memaksa orang lain untuk mengikuti cara pandang kita. Nah, yang seperti itu yang menurut penulis pribadi, penulis anggap keliru. Karena merasa, sejatinya samar. Kebenaran sudah menjadi bias oleh nafsu, karena merasa.

Hakikat hidup itu pilihan. Yang pasti hanyalah jodoh, Riski dan mati, selebihnya adalah pilihan. Artinya setiap orang lain bebas menentukan pilihan hidup yang akan dijalaninya. Sejatinya ibadah pun masalah hati, jalani sesuai pilihan hati masing-masing. Kita sebaiknya hanya cukup mengajak, bukan mengingatkan yang terkesan memaksakan dan memandang buruk orang-orang yang lalai bila diingatkan.

Pada saat kita sudah mengingatkan, kewajiban kita sudah gugur. Masalah dilakukan atau tidak, itu urusan orang yang sudah diingatkan. Sehingga kita tidak perlu marah ataupun memaksakan apa yang kita anggap benar. 

Dalam hal ini, penulis berpendapat bahwa yang terbaik adalah saling menghargai pilihan hati masing-masing orang. Terlepas mau ditunjukkan ataupun memilih untuk menyembunyikan. InsyaAllah beragama akan lebih indah. Tak perlulah kita mengkritik orang lain yang tidak sesuai dengan kita, karena mungkin kita yang mengkritik belum tentu lebih baik. Cukup tingkatkan kualitas keimanan kita dan ibadah kita, tanpa perlu mencemaskan orang lain yang bertentangan dengan cara pandang kita.

Pandangan diatas merupakan pendapat pribadi penulis. Merujuk dari beberapa kajian yang pernah penulis dapatkan. Semoga bisa memberikan pandangan lain dalam menyikapi perbedaan pilihan yang berbeda. Mari melihat dari sisi lain, jangan berfokus dengan apa yang kita pikirkan. Karena orang lain punya cara pandangnya. Dengan demikian, kita akan bisa saling menghargai dan menjadikan kehidupan jd lebih indah.

Wallahualam Bissawab

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun