Mohon tunggu...
Okta Chandra RK
Okta Chandra RK Mohon Tunggu... Guru - Pengisi Materi di Belajar Bareng Okta Channel

Suka matematika, sekaligus mengajar matematika. Saya juga mengelola blog mathclinic.my.id dan juga channel youtube belajar bareng okta yang berisi seputar matematika. Saya juga sedang mengembangkan blog ladangilmu.my.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Manusia Biasa

4 November 2022   23:06 Diperbarui: 4 November 2022   23:07 135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia biasa

Lelaki itu tertegun memandang payau tanpa arah
Tatapan kosong berbinar menahan keluh kesah
Merasakan setiap keajaiban yang tercurah
Mengucap syukur mengusir gelisah

Lelaki itu bukan robot yang tak terluka
Lelaki itu hanya manusia biasa
Yang juga bisa terluka dan merasakan duka
Namun tertahan oleh tempaan cerita

Mencoba bertahan sekuat tenaga
Menanggung beban yang tak terkira
Mengerahkan segala upaya untuk bangkit dari derita
Tak bisa dikatakan derita, karena setiap manusia punya cerita

Menyingsingkan lengan menambah pekerjaan
Membanting tulang agar roda kehidupan dapat berjalan
Menjamin kebutuhan anak dan istri yang menjadi tanggungan
Meneteskan setiap peluh memastikan semua dalam genggaman

Dia hanya manusia biasa yang sering jatuh tersungkur
Tidurnya tak lagi bisa mendengkur
Sekejap dipejamkan matanya dengan penuh rasa syukur
Mempersiapkan diri lagi untuk kembali bertafakur

Lelaki itu mencoba tak mengeluh
Meski peluh menyudutkan hati untuk mengeluh
Mencari solusi atas setiap pandangan mata yang tak teduh
Memandang sinis atas jalan hidup yang ditempuh

Lelaki itu mengalahkan ego diri
Memberangus segala asumsi
Mengembangkan potensi diri
Agar tercipta kehidupan yang diingini

Baca juga: Hakikat Cinta Abadi

Lelaki itu manusia biasa
Yang terbiasa dengan pukulan yang keras
Bahunya kekar terpahat perjuangan mengais asa
Kerut didahi gambaran manusia yang tak lagi muda

Goresan itu adalah bukti
Perjuangan seorang lelaki untuk diri
Yang juga keluarga yang dicintai
Memberi kebahagiaan sejati tanpa mengharap imbal untuk diri

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun