Mohon tunggu...
Okta Chandra RK
Okta Chandra RK Mohon Tunggu... Guru - Pengisi Materi di Belajar Bareng Okta Channel

Suka matematika, sekaligus mengajar matematika. Saya juga mengelola blog mathclinic.my.id dan juga channel youtube belajar bareng okta yang berisi seputar matematika. Saya juga sedang mengembangkan blog ladangilmu.my.id

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Secangkir Kopi Kehidupan

7 Oktober 2022   11:12 Diperbarui: 7 Oktober 2022   11:12 886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi : Okta Chandra RK

Secangkir kopi Kehidupan

Kopi panas dalam gelas

Mengeluarkan aroma harum yang khas

Menemani dinginnya hujan yang deras

Menghilang rasa waswas

Di teras ini aku menikmati

Secangkir kopi

Baca juga: Bintang Itu Hilang

Panasnya menghangati

Baca juga: Ichirank Mojokerto

Dinginnya hujan siang ini

Secangkir kopi memberi arti

Bahwa pahit tetap bisa dinikmati

Memberi kehangatan yang sejati

Menghilangkan penat dan jenuh diri

Seperti halnya hidup di bumi 

Terkadang pahit terkadang manis menghampiri

Pahit manis tetap harus dinikmati 

Selayaknya secangkir kopi

Kopi menjadi nikmat karena diproses dengan baik

Kehidupan menjadi indah bila dijalani dengan baik

Indahnya seperti lukisan yang apik

Di abadikan dalam sebuah larik

Kopi kehidupan menghangatkan

Memberi pelajaran penuh kebaikan

Memberi kehangatan dalam perjalanan

Mengabadikan keindahan

Syukur padamu Tuhan

Kopi ini melegakan

Menghangatkan setiap kedinginan

Mengharumkan citarasa yang sepadan

Kopi kehidupan memberi lambang

Bahwa hidup harus berjuang

Meski sering bertemu jurang

Mencari jalan menuju jalan pulang

Meskipun pahit tetap memberi keharuman

Meskipun panas tetap menghangatkan

Meskipun hitam tapi penuh kebaikan

Menghilangkan kepenatan yang melegakan

Teguklah kopimu

Hangatkan dirimu

Nikmati hidupmu

Bersyukur menjadi tentu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun