waktu
Mengantri giliran menghitung semua laku
Mempersiapkan segala bekal untuk itu
Menghadirkan ikhlas dalam ilmu
Patah tumbuh hilang berganti
Menyadari semua yang hidup pasti mati
Semua yang berkuasa akhirnya akan diganti
Semua rezeki akhirnya akan terhenti
Semua yang dimiliki akhirnya tak berarti
Harta akan ditimbang, meringankan atau memberatkan
Memberi beban atau justru menambah kebaikan
Bagaimana cara mendapatkan akan diperhitungkan
Kemana saja diberikan akan ditanyakan
Laku diri akan dihakimi
Baik buruk tergantung dari diri
Hati tak lelah memperingati
Kesombongan diri terkadang mengkhianati hati
Daun hijau menunggu waktunya mengering
Ranting kokoh menanti saat patah dan terguling
Naik tinggi pada akhirnya akan terbanting
Menikmati teguran mengembalikan eling
Sebagus apapun siasat
Setinggi apapun martabat
Bila waktunya tiba tak kan bisa berkilat
Meskipun kita coba minggat
Sejauh apapun lari, tetap akan dicari
Takdir diri tak bisa dipungkiri
Kembalilah dan renungi
Agar tak semakin jauh dari hakikat diri
Daun kering bukan hanya karena tua
Bisa jadi karena tidak peka
Bahwasanya hujan tiba
Tapi tidak disikapi dengan seksama
Bangga dengan yang dipunya
Tak kan bisa menyelamatkan raga
Segagah apapun kita
Pada akhirnya akan tua
Bahkan sebelum tua ada yang sudah tiada
Kembalilah pada hakikat menunggu waktu
Introspeksi diri sangatlah perlu
Merenungkan setiap laku yang keliru
Bukan malah berlalu maju
Mengabaikan setiap peringatan yang berlaku
Bila waktu yang ditunggu telah tiba
Tak kan bisa kita perbaiki segalanya
Saat giliran kita tiba menangis pun akan sia-sia
Mari kita renungkan bersama
Agar diri tak semakin terlena
Okta Chandra RK
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H