Seraut wajah duduk bersandar
Menatap nanar keluar
Angannya memancar dengan liar
Memikirkan hal-hal diluar nalar
Merenungi setiap denting waktu yg telah berlalu
Membayangkan setiap tapak langkah yang lalu
Memohon ampun atas khilaf yang telah berlaku
Merencanakan masa depan yang dituju
Seraut wajah duduk termangu dan bertopang dagu
Menghayati peran menuansakan sendu
Apa saja yang berlalu?
Kenapa bisa begitu?
Takdirnya harus begitu
Dia memikirkan hal itu
Kepergian bukan hanya kehilangan
Kepergian merupakan gambaran
Bagaimana nanti bila kita meninggalkan
Apakah bisa sesuai harapan?
Seraut wajah menggambarkan rasa syukur
Atas segala cerita yang telah diatur
Menghayati gejolak jiwa yang harus akur
Kita tak usah ikut-ikutan mengatur
Semuanya harus sesuai prosedur
Seraut wajah bangkit berdiri
Meninggalkan kursi tempat menyandarkan diri
Mengambil keputusan yang sedari tadi dipikiri
Menapaki jalan yang sudah diputusi
Seraut wajah pun berlalu
Hari demi hari akan dituju dengan cara baru
Tak lagi memikirkan nuansa yang mengharu biru
Dengan tegas berjalan menghilangkan halu
Seraut wajah optimis
Hidup memang bengis namun jangan sampai terkikis
Memikirkan cara untuk menangkis dengan realistis
Berpasrah pada garis yang sudah ditulis
Menjadikan setiap tapak begitu puitis
Seraut wajah gambaran jiwa
Jiwa bergelora yang membara
Menghilangkan duka lara
Menanti hari-hari yang penuh warna
Seraut wajah
Sidoarjo, 19 September 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H