Mohon tunggu...
Okshadni
Okshadni Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

hi! i'm melancholic person and i like something sweet:)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Konflik Suriah di Timur Tengah

5 Desember 2024   21:31 Diperbarui: 5 Desember 2024   21:44 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebih dari 500.000 orang telah tewas dalam konflik ini, dan jutaan lainnya telah kehilangan tempat tinggal mereka. Rakyat Suriah sekarang bergantung pada bantuan internasional karena infrastruktur dasar seperti rumah sakit, sekolah, dan sistem air telah hancur. Kondisi pengungsi di kamp-kamp di negara tetangga seringkali buruk, dengan akses terbatas ke sekolah, perawatan medis, dan kesempatan kerja. Instabilitas di Timur Tengah diperparah oleh konflik Suriah. Iran dan Arab Saudi semakin bersaing, sementara kelompok militan seperti ISIS menyebar ke banyak negara. Akibat jumlah pengungsi yang besar, masyarakat dan ekonomi negara tetangga seperti Turki, Lebanon, dan Yordania mengalami tekanan. Reputasi Rusia sebagai pemain utama di Timur Tengah diperkuat oleh intervensinya di Suriah. Dengan kemenangan militer, Rusia memperkuat posisinya dalam perundingan geopolitik global dan meningkatkan kekuatan regionalnya. Gelombang pengungsi dari Suriah telah menjadi salah satu bencana migrasi terbesar dalam sejarah abad ini, memicu perdebatan sengit di Eropa tentang kebijakan imigrasi dan solidaritas global. Kelompok politik sayap kanan juga memanfaatkan krisis ini untuk meningkatkan perasaan anti-imigran. Perang di Suriah juga menyebabkan banyak kerusakan lingkungan, seperti polusi air dan udara, kerusakan lahan pertanian, dan kerusakan infrastruktur energi. 

KSIMPULAN 

Salah satu konflik geopolitik dan kemanusiaan paling rumit di abad kedua puluh satu adalah konflik Suriah. Situasi ini dengan cepat berubah menjadi perang saudara yang melibatkan berbagai pihak di dalam dan di luar negara, dimulai dari demonstrasi damai yang menuntut perubahan politik. Keterlibatan negara-negara seperti Rusia, Iran, AS, dan Turki menambah kompleksitas konflik ini, menciptakan dinamika yang sulit diprediksi. Konflik ini memiliki konsekuensi yang luas, termasuk ratusan ribu kematian, jutaan pengungsi yang terpaksa meninggalkan rumah mereka, dan kerusakan infrastruktur yang parah. Instabilitas regional, serta masalah sosial-ekonomi, muncul sebagai akibat dari krisis ini di negara-negara tetangga dan di Eropa. Meskipun berbagai upaya telah dilakukan melalui perundingan internasional untuk mencapai perdamaian, konflik kepentingan antara pihak-pihak yang terlibat sering kali menghalangi hasilnya. Dibutuhkan komitmen jangka panjang dari komunitas internasional untuk mendukung proses perdamaian, menyediakan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan, dan memfasilitasi rekonstruksi setelah konflik jika kita ingin mengakhiri penderitaan rakyat Suriah dan menciptakan stabilitas di kawasan. Masa depan Suriah yang lebih baik hanya dapat dicapai melalui pendekatan yang komprehensif dan inklusif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun