Mohon tunggu...
OKOCE
OKOCE Mohon Tunggu... Lainnya - Gerakan sosial penciptaan lapangan kerja.

Kunjungi kami www.okoce.net

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sandiaga Dukung Green Tourism Expedition Bersama OK OCE Forever

19 Juli 2021   17:05 Diperbarui: 19 Juli 2021   17:07 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sandiaga Dukung Green Tourism Expedition OK OCE Forever Bersama OK OCE Indonesia

Pariwisata hijau bermakna dua hal yaitu wisata di alam dan wisata ramah lingkungan. Sebagai negara yang beraneka ragam, Indonesia dikaruniai oleh beragam keindahan alam dan lingkungan yang luar biasa. Oleh karena itu, gagasan atau ide "green tourism" atau pariwisata hijau perlu dikembangkan dan dilestarikan. Pelaksanaan pariwisata hijau (green tourism) ini pun bermanfaat dalam segi kesejahteraan lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi negara. Pariwisata merupakan salah satu sumber pemasukan yang berdampak signifikan pada negara. Tercatat pada 2020, terdapat 280 triliun rupiah pemasukan atau setara 5,5% dari PDB (Produk Domestik Bruto) berdasarkan sektor pariwisata. Selain itu, sektor pariwisata pun menyerap 13 juta lapangan pekerjaan di Indonesia.

Namun, hadirnya pandemi COVID-19 saat ini menyebabkan keberlangsungan Green Tourism menjadi kurang terlaksana oleh masyarakat atau wisatawan di Indonesia. Di sisi lain, pandemi COVID-19 memberikan berkah bagi alam karena berkurangnya wisatawan yang datang ke alam pada situasi saat ini, dapat membuat alam memulihkan dirinya atau recovery menjadi lebih bersih. Selain itu, pandemi COVID-19 menjadikan kita sebagai masyarakat Indonesia untuk mempersiapkan diri dalam pelaksanaan pariwisata hijau selanjutnya. Contoh perisapan yang dapat dilakukan ialah pemerintah atau sektor pengurus pariwisata dapat melakukan perbaikan infrastuktur dan pembaharuan kebijakan pariwisata mendatang.

Azam Rofiullah, Kaldera Indonesia menyatakan gagasan atau idenya dalam ekspedisi pendakian gunung yang telah dilakukannya. Sejak tahun 2016, Azam Rofiullah telah melaksanakan ekspedisi atau pendakian 12 gunung secara marathon dan pada tahun berikutnya dilakukan ekspedisi atau pendakian 20 gunung. "Pendakian gunung secara marathon tersebut dilakukan sembari menerapkan konsep zero-waste atau pendakian tanpa sampah," ungkapnya saat Webinar Green Tourism Expedition bersama Menparekraf RI, Jumat, 16 Juli 2021.

Dalam pernyataan tersebut, hal ini disambut baik oleh Sandiaga Uno, yang juga sekaligus membuka acara tersebut.

Sandiaga Salahuddin Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif menegaskan kekayaan dan kelestarian alam merupakan salah satu aset keberlangsungan hidup dan tercapainya pembangunan keberlanjutan di Indonesia. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam melestarikan alam tentunya menyebabkan kerugian, baik dalam peningkatan biaya pemeliharaan alam maupun kerusakan lingkungan. Cara yang paling mudah dilakukan dalam pemeliharaan ini ialah membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi pemakaian produk atau kemasan sekali pakai.

whatsapp-image-2021-07-19-at-15-55-01-1-60f540a470de0554ad4aa7b2.jpeg
whatsapp-image-2021-07-19-at-15-55-01-1-60f540a470de0554ad4aa7b2.jpeg
Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2021, Kaldera Indonesia merasakan kesulitan dalam membangun kesadaran wisatawan melalui kampanye green tourism pendakian zero-waste tersebut. Sebagai konsep kampanye yang memberikan dampak positif bagi lingkungan, Kaldera Indonesia berkolaborasi dengan OK OCE Forever  dan Kemenparekraf.

Dalam pelaksanaan pariwisata hijau, terdapat tiga konsep yang dapat diterapkan oleh pemerintah, pengunjung, dan pengelola pariwisata. Konsep pertama yang dapat dilakukan ialah mengimplementasikan less-waste atau berkurangnya sampah.

Kemudian, konsep yang kedua ialah mengimplementasikan zero-waste atau tidak ada sampah yang terbuang. Berkaitan dengan kedua konsep tersebut, pemerintah maupun pengelola pariwisata alam dapat membuat kebijakan atau peraturan tegas yang dapat menyadarkan pengunjung mengenai pengurangan pembuangan sampah di alam.

Selain itu, kedua konsep tersebut pun berkaitan erat dengan pelaksanaan kegiatan UMKM. Dalam rangka pelaksanaan pariwisata hijau ini, pelaku UMKM dapat mencari celah dan memanfaatkan peluang pasar wisatawan alam dengan menjual maupun menyewakan kemasan bekal makanan atau minuman yang dapat dipakai berulang kali.

Selain itu, pengusaha atau pelaku UMKM lainnya dapat memutarbalikkan otak untuk menciptakan ide wadah kemasan makanan dan minuman yang baru dan inovatif, berbeda, lebih praktis, dapat dilipat, dan dapat digunakan berulang kali untuk dibawa saat pendakian oleh pengunjung.

 Peluang bisnis ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku UMKM dalam menciptakan keuntungan, terutama di masa pandemi saat ini. Kemudian, konsep yang terakhir ialah mengimplementasikan alam yang regenerative atau baru. Implementasi yang dapat dilakukan pada konsep regenerative ialah dengan membuat pembangkit listrik mandiri atau pengelolaan sampah mandiri di wilayah pariwisata alam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun