Cantik rupa mu
Manis bibir mu
Lembut suara mu
Indah tumbuh mu
Kaya diri mu
Tak lagi menarik bagi ku
Hanya satu kata skeptis
Dulu, kamu kuagungkan
pahitnya asam rasanya manis
kau, bak bidadari di atas awan
cantik, jelita, dan aduhai
Kau lah kecantikan alami
Semakin aku mengenali mu
semakin sempurna pula dirimu di mataku
Aku wanita, kau pun sama
Tapi aku jauh berbeda darimu
Gadis desa, berambut panjang
Berkulit kuning langsat
Jika kau putih, maka aku hitam
Jika kau tinggi, maka aku biasa saja
Yang menyatukan kita adalah pernah serumah karena tugas kuliah
Komunikasi antara kita sangat lancar
Kau butuh aku karena prestasi akademik ku
Aku tak pernah membedakan satu sama lain
Bagiku semua sama, kecuali kelebihan dan kekurangan masing-masing
Hubungan kita sangat alami
Bukan romantis karena kita tidak pacaran
Lagu romantis adalah awal sebuah masalah
Aku skeptis
Sungguh skeptis
Setelah pertunjukkan drama kampus
Asli mu muncul, kau bermesraan
Aku benar-benar skeptis
Aku geli sekaligus merinding
Ternyata kau pecinta wanita
Aku menjadi semakin skeptis
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H