Mohon tunggu...
okmi astuti
okmi astuti Mohon Tunggu... Guru - Menulis is habit, menulislah sepanjang hayat

Perempuan dengan tiga anak, yang kesehariannya mengajar dan menjadi ibu rumah tangga. Ingin menjadi penulis tapi belum terbiasa menulis. Saat ini sedang mengikuti kelas belajar bersama Omjay dan rekan-rekan. Semoga bisa menjadi penulis hebat seperti mereka.

Selanjutnya

Tutup

Hobby

Semua Butuh Proses

18 Agustus 2021   23:27 Diperbarui: 18 Agustus 2021   23:32 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Menulis akan menjadi sulit dan rumit kalau tidak dilakukan. Masih terngiang di telinga ketika Nara Sumber berkata," Jangan takut tulisan jelek, jangan takut tulisan tidak dibaca, berkaryalah kalau mau jadi luar biasa. Jangan mau jadi luar biasa baru berkarya."

Kalimat motivasi tersebut telah membawa saya untuk menulis di Kompasiana. Saya sadar tulisan saya biasa-biasa saja, tapi saya menikmati proses nya. Maret 2021 mulai mengikuti pelatihan belajar menulis bersama Om Jay, dari tidak tahu apa-apa menjadi tahu sedikit demi sedikit. Berkat niat dan keinginan kuat, menulis mulai menjadi rutin.

Jika dipikirkan, memang tidak akan sanggup menjalaninya. Kesibukan wanita sungguh luar biasa. Pagi bekerja, sebelum bekerja memikirkan makan anak dan keluarga, ketika bekerja banyak hal yang harus dilengkapi, pulang kerja mengurus suami, rumah, dapur, kasur, anak. Hampir semua hal diurus. Kata untuk diri sendiri kadang kala hilang.  Jam 7 malam belajar menulis, itupun kalau sempat. Kalau tidak sempat maka hutang bertambah.

Kapan istirahat? Kapan membuat tulisan? Pertanyaan seperti itu memang wajar. Kita manusia bukan robot. Ada waktu  harus beristirahat. Sebelum pelatihan saya juga sempat berpikir begitu. Pikiran itu teralihkan ketika kalimat pamungkas muncul di kepala, "Kesempatan datang sekali seumur hidup."

Kalimat itulah yang membawa dan membantu diri ini serius mengikuti pelatihan. Tak pernah terbayang bisa menulis apalagi punya karya buku. Ternyata waktu mampu membawa keberhasilan melahirkan 3 buku antologi dan 1 buku solo.

Saya sangat bersyukur dengan pencapaian yang luar biasa ini. Dari belajar menulis juga saya bisa menulis di Kompasiana sampai hari ini. Ada-ada saja yang ingin ditulis. Tentu saja menulis dengan pertimbangan tertentu.

Walaupun tulisan yang dihasilkan sederhana, tidak membuat saya berhenti menulis. Setiap membaca tulisan-tulisan Kompasianer, saya melihat kemampuan menulis saya jauh di bawah. Tapi lagi-lagi saya tidak berhenti. Saya menulis apa yang ingin saya tulis tapi tidak merugikan siapapun. Saya menulis dalam kewajaran.

Tuangkan ide sebanyak mungkin, tuliskan apa yang ingin ditulis. Tapi harus tetap Dalam batas kewajaran dan aturan. Sambil menulis saya belajar karena saya sadar kalau tidak menulis maka tidak tahu apa-apa. Menulis dimulai dari membaca. Dengan banyak membaca wawasan makin luas. Semakin sering membaca semakin mudah menulis.

Siapapun yang membaca tulisan singkat ini, terutama yang belum membiasakan diri menulis, ayo sama-sama kita belajar menulis. Saya yakin tulisan yang akan dihasilkan lebih bagus fari tulisan saya. Ayo kita manfaatkan waktu untuk memulai berliterasi karena negara lain lebih maju dari kita dikarenakan budaya membaca dan menulis.

Okmi

Pangkalpinang, 18-08-2021

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun