Mohon tunggu...
Okky Fajar Tri Maryana
Okky Fajar Tri Maryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pendidik di Program Studi Fisika Institut Teknologi Sumatera

Pendidik di Program Studi Fisika Institut Teknologi Sumatera

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tragedi Pesawat Challenger

27 Januari 2018   14:08 Diperbarui: 27 Januari 2018   14:23 1215
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: Dukumen Pribadi Feynman

Anda tentu mengetahui pesawat ulak-alik atau dalam istilah inggrisnya space shuttle.

Bagaimana kalau pesawat ulak-alik Challenger?

Hari Kamis, tepatnya tanggal 28 Januari 1986 (32 tahun lalu), pesawat ulak-alik Challenger milik NASA(The National Aeronautics and Space Administration) Amerika Serikat meledak dan menewaskan tujuh orang awaknya. Sebuah tragedi besar bagi Amerika dan dunia.

Catatan penting yang menarik adalah pesawat ini sempat menjalani misi sebanyak 9 kali sebelum akhirnya hancur berantakan pada detik ke-73 saat peluncuran untuk misinya yang kesepuluh! (misi STS-51-L). Lokasi terjadinya adalah di atas Samudra Atlantik.

Misi Challenger sangat menyedot perhatian dunia kala itu karena kehadiran sorang guru SMA yang berasal dari New Hampshire, bernama Christa McAuliffe - beliau adalah orang pertama yang berasal dari masyarakat biasa - dan adanya pelantikan program Guru di Ruang AngkasaNASA. 

Ibu McAuliffe akan dijadwalkan untuk memberi pengajaran dari ruang angkasa kepada murid-muridnya, sebuah program yang inovatif dan mencengangkan yang pastinya dapat membangkitkan antusiasme sangat besar di kalangan pendidik dan siswa. Jadi pembelajaran jarak jauh itu bukan hal baru, tapi udah ada dari dulu. Jauhnya ya bener-bener jauh. Luar bumi.

Pemerintah Amerika serikat yang kala itu dipimpin oleh Ronald Reagen kebakaran jenggot. Sebab, tak ada seorang pun yang betul-betul mengetahui dan memahami penyebab peristiwa naas tersebut. NASA? mereka tidak menyerah dan tetap harus memberikan laporan pertanggung jawabannya. 

Hingga muncullah seorang fisikawan yang sudah berusia lanjut berhasil menjelaskannya secara ilmiah dan mudah dimengerti di hadapan para pejabat tinggi melalui demonstrasi percobaan yang sangat sederhana. Ia hanya menggunakan sebuah cincin karet penutup-O (O-ring seal) dan segelas air es!

Fisikawan tersebut bernama Richard Philips Feynman.

Sekedar informasi bagi kita tentang pesawat Challenger,

Pusat segalanya adalah tangki, yang berisi bahan bakar oksigen cair di bagian atas, dan hidrogen cair di bagian utamanya. Mesin yang membakar bahan bakar itu ada di bagian ujung belakang orbiter (Orbiter adalah pesawat yang berisi pusat kontrol dan ditempati oleh awak) yang nantinya terbang ke angkasa. Awak pesawat duduk di bagian depan orbiter; di belakang mereka adalah ruang kargo.

Selama peluncuran berlangsung, dua bahan bakar-padat roket mendorong pesawat beberapa menit sebelum mereka lepas dan jatuh ke laut. Tangki berpisah dari orbiter beberapa menit sesudah itu --jauh di atas atmosfer---dan pecah saat menuju Bumi.

Sumber Gambar: Arsip NASA
Sumber Gambar: Arsip NASA
Sumber Gambar: Arsip NASA
Sumber Gambar: Arsip NASA
Roket pendorong terdiri dari beberapa bagian. Ada dua jenis sambungan yang menyambung bagian-bagian tersebut: factory joint yang bersifat permenen, yang direkatkan di pabrik Morton Thiokol di Utah; yang kedua adalah field jointyang bersifat sementara (termasuk cincin karet penutup-O (O-ring seal)), yang direkatkan sebelum terbang di landasan peluncuran di Pusat Antariksa Kennedy di Florida.

Sumber: NASA dan Tim Penyelidik
Sumber: NASA dan Tim Penyelidik
Disintegrasi seluruh bagian pesawat mulai setelah segel cincin-O di kanan solid rocket booster (SRB) gagal dilepas. Satu dari dua roket pendorong miring dan menggores badan pesawat seketika timbul percikan api disusul meledaknya pesawat.

Tragedi tersebut mengakibatkan kekosongan selama kurang lebih 32-bulan di program ulang-alik. Presiden membentuk sebuah komisi untuk menyelidiki kecelakaan itu dan siapa yang paling bertanggung jawab. Komisi tersebut di pimpin oleh seorang tokoh politis kawakan bernama William P. Rogers. Komisi Rogers menemukan bahwa NASA mengambil proses pengambilan keputusan yang salah menjadi faktor kunci kecelakaan. 

Pihak manajer NASA telah diberitahu bahwa kontraktor Morton Thiokol dengan desain SRB-nya mengandung cacat yang berpotensi kecelakaan sejak tahun 1977, tetapi mereka gagal untuk mengatasinya dengan benar. Mereka juga telah mengabaikan peringatan dari insinyur tentang bahaya meluncurkan pesawat pada waktu suhu yang sangat rendah pagi itu dan gagal melaporkannya kepada atasan mereka.  

Challenger ditetapkan peluncurannya di Kennedy Space Center di Florida pada 22 Januari. Namun, keterlambatan yang dialami oleh misi sebelumnya yaitu STS-61-C, menyebabkan tanggal peluncuran jatuh pada tanggal 23 Januari dan kemudian hingga 24 Januari. Entah mengapa, peluncuran kemudian dijadwal ulang untuk 25 Januari karena cuaca buruk yang melintasi samudra Atlantik. Prediksi cuaca yang tidak dapat diterima di Kennedy Space Center menyebabkan peluncuran akan dijadwalkan kembali 27 Januari.

Perkiraan 28 Januari dengan pagi yang luar biasa dingin, dengan suhu mendekati 31 F (-1 C), suhu minimum yang diizinkan untuk peluncuran. Suhu yang rendah tersebut mendorong kekhawatiran para insinyur di Morton Thiokol. Padahal, saat teleconference pada malam 27 Januari, insinyur Thiokol dan manajer membahas kondisi cuaca dengan manajer NASA di Kennedy Space Center dan Pusat Marshall Space Flight. 

Insinyur Thihokol yang paling berpengaruh bernama Roger Boisjoly telah menyuarakan keprihatinan serupa sebelumnya tentang kekhawatirannya terhadap pengaruh suhu pada ketahanan karet O-ring yang disegel di sendi SRBs. Insinyur Thiokol tersebut berpendapat bahwa jika O-cincin yang lebih dingin dari 53 F (12 C), mereka tidak memiliki cukup data untuk menentukan apakah sendi akan 'mengikat' dengan benar. Para insinyur di Thiokol juga berpendapat bahwa semalam suhu mencapai titik yang rendah yaitu 18 F (-8 C) (pada malam sebelum peluncuran). Tentunya akan hampir pasti menghasilkan suhu di bawah redline mereka yakni 40 F (4 C) .

Namun, laporan para insinyur ditolak oleh pihak manajemen Morton Thiokol, yang merekomendasikan bahwa peluncuran lanjutkan seperti yang dijadwalkan. Manajemen Thiokol dipengaruhi oleh tuntutan dari para manajer NASA.

Rumor yang telah menjadi rahasia umum dan ditulis dalam catatan Feynman adalah NASA tetap memaksa melakukan peluncuran pada tanggal 28 Januari itu, meski temperatur begitu dingin, adalah karena Presiden akan menyampaikan pidato kenegaraan malam itu. Berdasarkan suatu teori, gedung putih telah mengatur segala sesuatunya. Jadi, saat pidato berlangsung Nyonya MacAuliffe akan berbicara dengan Presiden dan kongres dari luar angkasa. Ini tentu akan terasa sangat hebat dan bersejarah: Presiden akan berkata, "Halo! Apa kabar?" dan ibu guru akan menjawab, "Baik". Sungguh sesuatu yang akan sangat dramatis. 

Hal Ini kemudian muncul pasca kecelakaan bahwa manajemen NASA sering menghindari peraturan keselamatan untuk mempertahankan manifestasi waktu peluncuran.

Selama hampir enam bulan, tim Komisi Penyelidikan Rogers berhasil melaporkan hasil temuan mereka kepada Presiden. Mereka menuliskannya dalam sebuah laporan penting berisi sepuluh rekomendasi. Ada cerita yang menarik tentang laporan tersebut sebelum di publikasikan ke masyarakat oleh Presiden di gedung putih. Cerita ini didapat dari catatan khusus Feynman setelah publik mengetahui segala informasi penting yang ada sebelum kecelakaan terjadi. Saat itu para anggota komisi yang di dalamnya ada Neils Amstrong (manusia bulan kita), Sally Ride (pilot perempuan penjelajah pertama) dan tentunya pemenang Nobel Fisika Feynman sedang mengadakan pertemuan akhir mereka secara resmi.

Mencari apa yang salah dengan pesawat itu adalah satu hal. Hal berikutnya adalah pencarian permasalahan di organisasi NASA dan lainnya. Feynman berpikir, dan tentunya para anggota komisi lainnya bahwa pasti akan ada persoalan seperti, "Haruskah kita lanjutkan sistem ulak-alik ini, atau lebih baik bagaimana?" yang perlu dicari jawabannya. Dan kemudian permasalahan yang lebih besar: "Apa yang sebenarnya kita inginkan?" "Apa seharusnya yang menjadi tujuan jangka panjang kita di angkasa?" Komisi yang tadinya semula hanya ditugaskan untuk mencari sebab-sebab ledakan tersebut merasa akan beralih tugas dalam memutuskan kebijakan nasional! Maka lahirlah sepuluh rekomendasi mereka.

Sebelum lahir rekomendasi kesepuluh, ada sembilan rekomendasi yang telah selesai dibuat. Sembilan rekomendasi tersebut disetujui oleh semua pihak dan kemudian dipegang salinannya oleh Tuan Rogers sebagai ketua. "Saya pikir, kita seharusnya membuat rekomendasi kesepuluh. Semua hal dalam laporan kita isinya negatif melulu. Jadi, saya rasa sebaiknya butuh sesuatu yang positif di akhir rekomendasi untuk mengimbanginya." Ujar Rogers. Dan keseruan pun dimulai.*

Rogers pun menunjukkan selembar kertas. Di dalam kertas itu tertulis,

Komisi sangat merekomendasikan bahwa NASA tetap menerima dukungan dari pihak pemerintah dan Negara. Lembaga ini merupakan kekayaan negara dan memainkan peran yang sangat penting dalam eksplorasi dan pengembangan ruang angkasa. Lembaga ini juga merupakan simbol harga diri bangsa dan kepemimpinan di bidang teknologi. Komisi memuji keberhasilan yang spektakuler yang sudah dicapai NASA dan menunggu keberhasilan impresif yang lain yang akan dicapai. Temuan-temuan dan rekomendasi-rekomendasi yang dihadirkan dalam laporan ini dimaksudkan sebagai kontribusi untuk kesuksesan NASA di masa depan yang diharapkan dan dibutuhkan negara untuk menyongsong abad ke-21.

Yang paling keras menentang isi rekomendasi ini adalah Feynman.

"Lucu, bahwa satu-satunya bagian dari laporan itu yang benar-benar seimbang adalah laporanku sendiri. Aku berbicara hal-hal negatif tentang mesin, dan hal-hal positif tentang avonik. Dan aku harus berjuang untuk mendapat tempat dalam laporan (utama), meski 'cuma' (ditaruh) di apendiks!" keluh Feynman. 

Karena kenyataannya hasil temuan-temuan penting dan riset ilmiah selama menjadi komisi penyelidik yang dituangkan dalam sebuah laporan oleh Feynman hanya masuk sebagai apendiks di laporan utama yang akan diberikan kepada Presiden.

Puncaknya ketika Feynman mengirimkan telegram kepara Rogers

"TOLONG HAPUS TANDA TANGAN SAYA DARI LAPORAN KECUALI JIKA DUA HAL DILAKUKAN:

TIDAK ADA REKOMENDASI KESEPULUH, DAN

LAPORANKU TAMPIL DALAM BENTUK ASLINYA, TANPA MEODIFIKASI DARI VERSI #23."

Media mengendus berita yang sangat bagus. 

Tulisan ini tidak ingin membahas hal ini lebih lanjut namun penulis cukup mengerti tentang kegelisahan Feynman. 

Ia menyampaikan dalam catatannya bahwa,

"Satu-satunya cara untuk mendapat sukses nyata di bidang sains adalah mendeskripsikan bukti dengan hati-hati tanpa mempertimbangkan perasaan Anda. Jika Anda punya teori, Anda harus mencoba menjelaskan apa kelebihan dan kekurangannya secara seimbang. Dalam sains, Anda belajar standar integritas dan kejujuran."

Singkat cerita akhirnya rekomendasi kesepuluh tersebut tetap ada di laporan utama Komisi Penyelidik dengan mengganti kata merekomendasikan menjadi mengharapkan.

Hingga kini bencana Challengertelah digunakan sebagai studi kasus dan menjadi referensi utama dalam banyak diskusi keamanan teknik dan etika kerja.

Diolah dari berbagai sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun