Mohon tunggu...
Prabangkara Mahidhara
Prabangkara Mahidhara Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis Bebas

Penulis Blogger

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Golput Bukan Pengecut

7 April 2019   21:31 Diperbarui: 8 April 2019   03:33 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebuah pernyataan mengatakan bahwa golput adalah pengecut dan tidak punya pendirian (plin plan). Bahkan golput dicaci sebagai bukan WNI atau banci.

Menurut saya, golput bukan tindakan pengecut, atau cemen, ataupun pengkhianat bangsa karena tidak ikut serta dalam menentukan nasib bangsa Indonesia 5 tahun kedepan. Ini adalah pernyataan yang sungguh tidak etis, apalagi pernyataan-pernyataan itu datangnya dari golongan orang-orang terpelajar yang notabene adalah kaum elit.

Golput adalah pilihan, dimana golputers juga memiliki suara, yang tidak terbeli oleh kedua paslon. Artinya ada protes terhadap kedua paslon, ada protes terhadap sistem yang ada. Yang mana substansi protes-protes itu kembali ke diri pribadi masing-masing golputers. Bukan sekedar malas untuk memilih.

Protes-protes itu sebenarnya terjadi karena ketidakpuasan atas apa yang dikampenyekan oleh kedua paslon. Isu-isu yang diharapkan menjadi substansi pembahasan dalam kampanye untuk dicarikan solusinya justru hilang, tergantikan oleh isu-isu tak berfaedah. 

Kampanye hanya sekadar ajang untuk memamerkan keberhasilan petahana bagi kubu petahana dan ajang memamerkan ketidakberhasilan petahana bagi kubu penantang. Sementara visi misi yang lebih konkret mengenai solusi-solusi dari root cause dari semua problematika bangsa Indonesia ini sedikit sekali disinggung. Kampanye juga lebih sering hanya sekedar menebar isu-isu provokatif yang menebar kebencian dan ketakutan.

Golputers hadir dan berusaha menempatkan diri mereka sebagai oposisi siapapun yang menjadi presiden. Golputers ingin tetap sehat akalnya dan tidak pro pada pihak manapun, sehingga harapannya tetap bersuara demi kepentingan rakyat dan kemajuan bangsa. Golputers ingin suaranya dipertimbangkan bahwa PR untuk siapapun yang menjadi presiden nanti masih banyak, meskipun PR itu tidak pernah disinggung dalam kampanye.

Golput Masuk Neraka 

Sebuah pertanyaan besar mungkin perlu dipertanyakan kepada MUI, sebagai lembaga yang merepresentasikan ulama islam Indonesia. Bagaimana mungkin golput itu haram?

Meskipun pada akhirnya MUI meralat fatwa tentang golput itu haram dan meluruskannya menjadi memilih pemimpin itu wajib. Ya kalau wajib, berarti tidak memilih pemimpin yang dalam istilah umum golongan putih (golput) menjadi dosa besar (auto haram). Padahal memilih atau tidak memilih itu adalah hak setiap warga negara. Apapun alasanya terkecuali malas, kita harus tetap menghargai pilihan itu.

Kenapa Memusuhi Golput?

Golputers bukan pembangkang yang harus dimusuhi. Golputers juga bukan pengecut yang harus dihinadina. Bagaimana mungkin anda menginginkan seseorang mendukung anda, tetapi anda hina orang itu, menganggapnya sebagai penjahat dan musuh? Golputers ingin suaranya didengarkan, bukan dibukam, dicaci-maki, dan didoakan masuk neraka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun