Maksud dari objektivisme sendiri adalah bersifat objektif atau mendominasi, dan maksud dari subjektivisme berarti melakukan sesuatu diluar struktur.
Salah satu konsep yang digunakan Bourdieu untuk menjembatani keduanya yaitu habitus.
Habitus merupakan sebuah warisan masa lalu yang di pengaruhi oleh struktur yang ada. Selain itu, habitus juga menjelaskan serangkaian persitiwa yang dimana suatu perilaku sosial dapat terbentuk menjadi kebiasaan.
Analisis Batik Lurik dari Teori Posmo Bourdieu
Dalam hal ini Batik lurik memiliki kelas sosial yang dimana pada zaman kerajaan Majapahit kain lurik ini hanya diperkenankan untuk lingkup pedesaan dan lingkup keraton saja. Selain itu terdapat motif yang menggambarkan ciri kelas tinggi maupun kelas bawah.
Motif yang digunakan dari berbagai kalangan berbeda-beda, mulai dari kalangan bangsawan serta rakyat jelata. Begitu juga pada saat upacara adat, kain lurik yang dikenakan harus sesuai dengan waktu dan tujuan.
Namun di zaman modern seperti ini, stigma tersebut sudah dipatahkan dan tidak diterapkan lagi. Kini batik lurik memiliki ciri khas adat jawa yang dimana sering kita jumpai di daerah Yogyakarta dan sekitarnya.
Motif kain lurik saat ini banyak diolah para desainer menjadi suatu busana modern dengan berbagai macam model. Mulai dari digunakan sebagai komposisi warna seperti halnya jas, rompi, dan kemeja.
Bahkan motif lurik bisa dijadikan untuk bluss atau kebaya yang bisa dijadikan ouffit kondangan lho!
Hal ini sesuai dengan teori Posmo Bourdieu dimana suatu perilaku sosial dapat membentuk kebiasaan yang ada masyarakat tertentu.
Kesimpulan
Dari pemaparan diatas bisa disimpulkan bahwa perilaku sosial dapat membentuk kebiasaan tertentu. Seperti halnya penggunaan kain lurik yang berkembang seiring berjalannya waktu, mulai dari zaman kerajaan majapahit sampai sekarang.
DAFTAR PUSTAKA