Mohon tunggu...
Okky Oktora
Okky Oktora Mohon Tunggu... wiraswasta -

Terlahir dari keluarga yang kurang harmonis, mendidik hidup menjadi dewasa sebelum waktunya, tidak ada kasih sayang dan hidup tidak boleh manja. secara tidak langsung jiwa kecil merekam semua alur jalan hidup yang dialami selama ini, dan mencoba menuangkannya dalam bait-bait tulisan... tinta merah kehidupan...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sajak Akhir Bulan Sya'ban

21 Juli 2011   07:13 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:30 463
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lepas sudah malam tanggal 15

Tercatatsudah semua amalan

Satu tahun yang sudah berlalu

Baik dan buruk semua diperhitungkan

Rokib dan Atid

Keduanya tak akan pernah keliru

Mencatatkan setiap perbuatan

Mencatatkan setiap amalan

Lepas malam tanggal 15

Buku bersih buku baru dihadapkan

Sebagai tempat catatan setahun kedepan

Akankah lebih baik dari sebelumnya ataukah tidak

Hanya Allah SWT yang tahu.

Lepas malam tanggal 15

Pintu-pintu neraka ditutupkan

Dan pintu kebaikan dibuka lebar-lebar

Siksaan Allah dimasa penantianpun diliburkan

Mereka penghuni alam kubur kembali pulang

Kembali kerumah kembali menemui keluarganya

Wajahnya ada yang berseri ada juga yang bermuram

Selepas mentari terbenam,

Mereka menanti tepat didepan pintu rumahnya

Tak akan berani masuk jika tak ada

Yang mempedulikan

Sungguh kasihan

Mereka yang bermuram

Akan menangis meraung-raung

Saat melihat anak-anaknya saling berselisih dengan yang lainnya

Saat dirinya mulai dilupakan saat mereka mulai melupakan

Sementara mereka yang berseri

Akan merasa hangat tubuhnya

Karena anak-anak nya yang soleh tiada putus memberi do’a padanya

Tiada lelah mencucurkan air matanya untuk memohon meringankan bebannya,

Saat masa rehat telah usai

Para penghuni alam kubur akan kembali

menjalani masa penantiannya lagi

Dan ada kalanya

Mereka saling bertanya,

”Apa yang mereka bekalkan untukmu disini?”

Yang berseri akan menjawab,

“Alhamdulilah, didikanku dulu tidak sia-sia.”

Sementara yang bermuram sambil wajahnya berpaling, menjawab,

“Tiada yang kudapat, karena dulu aku tak pernah berwasiat baik pada mereka.”

Maha benar Allah dengan segala Firman-Nya,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun