Mohon tunggu...
Oki Wibisono
Oki Wibisono Mohon Tunggu... Wiraswasta - PRO NETIZEN

Diri ini bukan siapa-siapa

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Kalau Tidak dari Sekarang Sinau Syukur, Mau Kapan Lagi?

20 Oktober 2019   22:47 Diperbarui: 21 Oktober 2019   07:31 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Kata syukur diambil dari kata syakara, syukuran, wa syukuran, dan wa syukuran yang berarti berterima kasih keapda- Nya. Bila disebut kata asy-syukru, maka artinya ucapan terimakasih, syukranlaka artinya berterimakasih bagimu, asy- syukru artinya berterimakasih, asy-syakir artinya yang banyak berterima kasih.

Menurut Kamus Arab - Indonesia, kata syukur diambil dari kata syakara, yaskuru, syukran dan tasyakkara yang berarti mensyukuri-Nya, memuji-Nya.

Sebagai pemuda yang 'ngehe' seperti saya ini, saya juga mengerti apa itu syukur. namun mengerti saja tidak cukup, kalau tidak di aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. padahal Allah sudah sangat baik sekali kepada hambanya. coba bayangkan kalau kita bangun tidur terus tidak bisa melihat, kita semua pasti tidak menginginkan hal semacam itu pada diri kita.

Saya yang saat ini berumur 24 tahun, sungguh sangat bersyukur kepada Allah karena masih di beri kesempatan untuk menghirup napas. melihat orang tua, saudara dan teman-teman. terkadang kita tidak menyadari hal itu, kalau itu semua adalah pemberian dari Allah yang harus di Syukuri.

Melihat masih banyak sekali, lulusan Sarjana yang belum mendapatkan pekerjaan, dan saya yang hanya lulusan SMA sangat mudah mendapatkan pekerjaan. 

Setelah lulus dari bangku SMA saya langsung mencari kerja, melihat keadaan ekonomi orang tua yang pas-pasan saya lebih memilih untuk bekerja ketimbang melanjutkan ke perguruan tinggi. lalu saya putuskan mendaftar menjadi Penjaga Sekolah/tukang kebon di Sekolah Dasar, dan langsung di terima. saya yakin ini sudah di dituliskan oleh Allah, selama 3 Tahun saya mengabdikan diri untuk Sekolah menjadi Penjaga Sekolah.

Saya selama 3 tahun bekerja menjadi Penjaga Sekolah, bukan hanya sekedar bekerja. saya juga belajar. belajar terhadap anak-anak kecil di Sekolah Dasar. saya lihat mereka semua masih polos semua, mereka semangat belajarnya luar biasa. buktinya selama 3 tahun saya tidak melihat mereka datang sekolah lalu terlambat, jam 07.00 mereka sudah sampai di sekolah. 

Menurut Pak Anies Baswedan, Sekolah Dasar adalah patokan Pendidikan kalau saat masih SD semangat dan berprestasi maka kedepan nya akan berprestasi, namun ini juga melalui dukungan dari keluarga dan lingkungan.

Mereka semua sangat Optimis sekali, tidak punya khawatir dengan apa yang terjadi dengan hari esok, kebanyakan mereka bercita-cita menjadi Polisi, Guru, Pilot, Dokter, Tentara, dan banyak-banyak mimpi yang lainnya. berbeda dengan saya yang sudah dewasa, selalu di liputi kecemasan dan ketakutan.

Walau kecil kontribusi saya untuk negeri ini, saya sungguh sangat bersyukur sekali. dan memang semua orang sudah ada tugasnya masing-masing yang jadi petani berproses dengan hal tentang tani, yang jualan berproses dengan usaha jualannya, yang menjadi guru juga harus all out mendidik para penerus bangsa ini.

Khoirunnas anfa'uhum linnas. 

Dan lagi-lagi Allah masih berbaik hati kepada saya, salah satu Guru SMA saya, menghubungi saya melalui WA menawari saya untuk bekerja di SMA, dan juga SMA ini tempat saya berproses dan belajar selama 3 tahun. tentunya tawaran ini saya sambut dengan bahagia.

Orang pertama yang saya beritahu tentang hal ini adalah orang tua, karena saya tidak ingin segala keputusan saya tentukan sendiri, walaupun saya punya hak penuh atas diri saya sendiri. tapi saya tidak berani. saya harus melalui restu doa dari orang tua. ya, Orang tua juga setuju.

Tiba saatnya tahun ajaran baru saya di panggil untuk datang ke SMA, untuk bertemu dengan Bapak Kepala Sekolah. ada 6 Orang di antaranya adalah saya, 5 orang di tugaskan menjadi Guru, sedang saya menjadi Laboran. ini yang menjadi pertanyaan saya kenapa yang dipilih saya, dan kenapa menjadi laboran? namun saya yakin segala sesuatunya ini sudah Allah rencanakan. dan saya yang menjadi hamba-Nya/abdun hanya bisa menjalaninya dan pastinya mensyukuri semua itu.

di pekerjaan saya yang baru ini, saya juga masih terus banyak belajar, kepada siapapun dan kapanpun juga. 

Umur saya sudah berkurang 24 tahun. saya tidak ingin melakukan hal-hal yang aneh dan ceroboh. saya ingin bermanfaat untuk orang banyak, apapun itu... iya apapun itu. "MANFAAT NGGO WONG AKEH"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun