PADA era saat ini, memasarkan produk UMKM secara door to door atau membuka stan di pinggir jalan dan berharap orang datang membeli produk yang dijual agaknya sulit dilakukan. Penjualan semacam itu tidak salah, namun dengan cara itu kemungkinan calon customer produk UMKM tidak sebanyak yang diharapkan.
Display semacam itu cocok untuk produk dan pasar tertentu. Jika ingin mengembangkan pemasaran, cara itu saja tidak cukup. Dibutuhkan cara lain agar produk lebih banyak dikenal dan akhirnya mendatangkan konsumen. Para pelaku UMKM diajak menggunakan pemasaran yang lebih efektif dan strategis, yaitu dengan menerapkan marketing. Meski demikian, penerapan digital marketing juga harus disesuaikan dengan target pasar dan jenis produknya.
J&T Express Jawa Timur dalam kegiatan J&T Connect Preneur Tour yang diadakan di Kunokini Cafe & Resto, Surabaya, memberikan talkshow gratis untuk para pengusaha UMKM tentang digital marketing. Kegiatan itu dihadiri 100 peserta dari berbagai daerah sekitar Surabaya, Kamis (27/6/2024).
Mengusung tema Optimalisasi Digital Marketing Zaman Now, J&T Connect Preneur Tour yang berlangsung tidak hanya membahas kiat sukses menjalankan digital marketing, tetapi memaparkan sulitnya mencari pasar yang sesuai dengan produk UMKM yang dijual. Matt Junior, salah satu pembicara yang hadir di talkshow itu menceritakan sulitnya mendapatkan pasar dari produk yang ia jual dengan digital marketing.
"Selama 10 tahun saya menawarkan produk dengan cara digital marketing, saya harus membuat kontenkonten yang segar untuk menarik calon customer. Membuat konten yang menarik harus sesuai dengan produk yang dijual dan target pasarnya," ungkap Founder dan CEO Mediatics itu.
Matt menjelaskan kalua ingin membuat konten produk UMKM jangan asal membuat atau yang penting jadi. Akan tetapi, harus sesuai target pasar yang dituju. Semisal ingin menjual produk kecantikan, otomatis konten yang dibuat harus cerah dan serba berwarna merah muda untuk bisa menarik para perempuan untuk membeli produknya. Kemampuan menangkap kesan itu yang harus terus diasah Ketika membuat konten.
Konten yang menarik saja tidak cukup jika itu tidak menunjukkan produk yang ingin dijual. Konten menarik dan sesuai dengan produk itu yang sulit diwujudkan. Jika sudah mendapatkan konten menarik dan sesuai, itu saatnya menggelontorkan konten sebagai bagian dari pemasaran. Bagaimana membuat konten yang menarik, sesuai dengan produk, dan tepat membidik sasaran? Itu yang dipelajari Bersama oleh para pelaku UMKM.
Selain Matt Junior, J&T Connect Preneur Tour menghadirkan M Thobroni Ali selaku founder dari produk Bromen. Pria yang akrab disapa Roni itu, memaparkan cara membuat konten iklan yang efektif, kompetitif, dan efisien.
"Supaya dapat membuat konten produk UMKM yang mudah diingat oleh calon customer, jangan membuat iklan yang tidak relevan dengan produk yang dijual," ungkap Roni. Roni menjelaskan kepada para peserta talkshow kalua membuat iklan produk jangan sampai menipu calon pembeli. Itu sangat penting agar pembeli merasa puas dan akan membeli produk itu di saat lain. Contoh iklan yang menipu seperti ada orang berjualan jeruk di pinggir jalan kemudian
pedagang itu membuat tulisan harga jeruknya Rp 10.000 per 2 kilogram. Dari tulisan itu, otomatis orang yang melihat dari jauh akan tertarik membeli jeruk itu. Namun, setelah tulisan itu didekati, ternyata tulisannya baru tampak, harga jeruknya Rp 10.000 per 1/2 kilogram.
Dari fenomena itu, memang banyak calon customer akan tertarik untuk membeli jeruk pedagang itu. Namun, tidak sedikit yang berubah pikiran untuk tidak jadi membeli karena harga yang ditawarkan tidak sesuai apa yang dilihat calon customer. Oleh karena itu, untuk membuat iklan terlebih konten digital marketing jangan sampai coba-coba menipu calon customer agar mereka tidak kecewa dengan produk yang dijual.
Di akhir sesi kegiatan itu, para peserta talkshow dapat mengikuti J&T Connect Preneur Business Competition yakni kompetisi dan inkubator bisnis yang terbuka untuk seluruh penjual di Indonesia. Para peserta berkesempatan mendapat dukungan pengembangan usaha total Rp 300 juta.
(Penulis : Ryan P Putra)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H