Mohon tunggu...
Humaniora

Terbongkar, Gembong Eksploitasi Anak di Bawah Umur di Taiwan!

10 Februari 2016   02:28 Diperbarui: 10 Februari 2016   18:31 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beredarnya video eksploitasi anak-anak di bawah umur di Taiwan (https://www.youtube.com/watch?v=pt48jeaGcuU) menyedot perhatian dari masyarakat dan pihak berwajib setempat. Dalam video bertanggal 21 Oktober 2014 ini, terlihat dua anak di bawah umur, Guan Yu (14 tahun) dan Eavy (12 tahun) dipaksa untuk menggunakan pakaian tidak senonoh dan menarikan lagu "Now" di depan kamera dengan iming-iming popularitas.

Saat diwawancarai tim reportase Kompos, pihak manajemen "Dance Force" yang memproduksi video ini berkilah bahwa kedua anak tersebut memilih untuk belajar koreografi karena terinspirasi duo penyanyi Trouble Maker yang cukup populer di Korea Selatan. Tim investigasi Kompos masih menyelidiki kemungkinan eksposur berlebihan terhadap budaya Korea Selatan dan manipulasi terhadap psikologi anak di bawah umur yang menjadi modus operandi sindikat eksploitasi anak ini.

"Hal ini jelas-jelas melanggar Pasal 68 UU Ketenagakerjaan di Indonesia!" tegas aktivis HAM media sosial, Junro Gunting, saat ditemui di kantornya pada Sabtu (6/2/2016) kemarin. "Kita harus memindahkan negara Taiwan ke belahan Bumi bagian barat karena tindakan ini jelas-jelas bertentangan dengan budaya Timur," lanjutnya.

Dalam menjalankan eksploitasi anak-anak di dunia hiburan, pihak manajemen Dance Force tidak segan-segan menempatkan anak-anak di lingkungan kerja yang tidak memenuhi standar UU Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Pada detik 00:16 di video klip barang bukti, terlihat fasilitas lingkungan kerja yang tidak layak, yaitu ruang resepsionis yang dijadikan lokasi perekaman video.

Lirik lagu ini juga ditengarai sudah berada di luar batas kewajaran untuk dinyanyikan oleh khayalak umum. Beberapa kalimatnya menyiratkan keputusasaan dan nihilisme, seperti:
"uriege naeireun eobseo / mangseoriji ma //"
(tak akan ada hari esok / janganlah ragu //);
serta "uri duri jigeum yeogiseo / sarajigi jeone //"
(berdua di sini sekarang / sebelum s'mua hilang //).

Miris, saat menyanyikan bagian lirik lagu di atas, dalam video klip tampak Guan Yu dan Eavy sedang memperagakan adegan [maaf] berpegangan tangan yang dilanjutkan dengan tindakan Guan Yu meraba [maaf] perut bagian kiri dan kanan Eavy.

"Ini sudah kelewatan! Generasi muda kita harusnya dididik untuk melestarikan adat Indonesia dan adat Timur pada umumnya. Komitmen harus diajarkan sejak kecil," pakar psikologi anak Jinro Ganteng memaparkan opini tegasnya melalui akun Facebook (7/2/2016), "Kita bisa mencontoh daerah Indramayu yang menikahkan anak-anak gadis mereka pada usia 15 tahun. Ini solusi cerdas meringankan beban ekonomi di keluarga yang memiliki anak perempuan."

Lagu "Now" sendiri dirilis pada akhir 2013 oleh duo Trouble Maker, yang beranggotakan HyunA 4Minute dan Hyunseung Beast, dengan mengusung konsep yang mendorong terjadinya tindak kejahatan. Tema kriminal yang digunakan dalam video klip lagu ini merujuk pada pasangan kriminal Bonnie dan Clyde yang populer di masa Depresi Besar tahun '30-an di Amerika Serikat.

Di Indonesia sendiri, film kontroversial "Radit dan Jani" terinspirasi oleh pasangan kriminal tersebut. Dikhawatirkan, maraknya praktik eksploitasi tenaga kerja di bawah umur di bidang hiburan, khususnya dalam bentuk video klip bertema kriminal, akan memicu peningkatan tindak kriminal dan praktik asusila di masyakarat berbudaya ketimuran. [OHS]

Penulis:

Okihita H. S.,

Wartawan senior Kompos.com

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun