Mohon tunggu...
Oki Hajiansyah Wahab
Oki Hajiansyah Wahab Mohon Tunggu... -

www.indepthpublishing.org\r\n

Selanjutnya

Tutup

Sosbud featured

Warga Bahagia karena Taman Kota

26 September 2015   01:40 Diperbarui: 22 Agustus 2020   08:45 1667
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Warga dari Berbagai Kalangan di Taman Merdeka)

Pada gilirannya, ruang publik ini akhirnya secara otomatis membangunnalar publik yang memungkinkan untuk meminimalisir kegaduhan-kegaduhan karena isu ketidakadilan dan diskriminasi, adanya jarak antara yang empunya dengan yang papa, antara kelas elit dan alit. Ruang publik telah berfungsi sebagai rumah bersama yang melahirkan nalar publik dan kreatifitas untuk menjembatani kesenjangan hingga akhirnya semua bisa bersinergi.

Ruang publik sebagai rumah bersama warga kota, adalah ruang publik yang menjadi tempat berinteraksi dan akhirnya melahirkan nalar publik. Warga kota akan menjadi para pekerja produktif dan pekerja kreatif, dan akhirnya merekalah yang akan merencanakan masa depan kota dan menciptakan pekerjaan,gagasan-gagasan baru, dan kreatifitas. Ruang Publik yang dinamis dipercaya akan melahirkan warga yang kreatif dan dinamis.

[Bedah Buku di Taman Merdeka dihadiri oleh Walikota Metro]
[Bedah Buku di Taman Merdeka dihadiri oleh Walikota Metro]
Richard Florida dalam karyanya  The Rise of the Creative Class, Kota yang kreatif adalah kota yang mampu menanamkan budaya dan memberikan inspirasi ‘kreatif’ di masyarakat’. ‘Kreatif’ itu sendiri merupakan sebuah proses, tidak bisa muncul begitu saja secara instan, dan proses kreatif itu sendiri bisa dari cara melihat, cara berfikir, dan cara bertindak.

Belakangan, Pemerintah kota yang menyadari berbagai keterbatasannya juga mulai menggandeng Komunitas untuk melakukan kerja sama pengelolaan ruang publik lainnya yakni, Taman Ki Hajar Dewantara di kawasan Iring Mulyo Metro Timur. 

Kesepakatan kerja sama Pemkot Metro dengan Komunitas sendiri dilakukan pada momentum peringatan Hari Lingkungan Hidup tahun 2015 di Kota Metro, bulan Mei lalu. Wali Kota Metro Lukman Hakim saat itu mengatakan bahwa kolaborasi ini adalah jawaban atas kritik yang ditujukan kepada Pemkot Metro terkait terbengkalainya Taman Pendidikan.

[Mou Pengelolaan Taman Ki Hajar Dewantara Antara Pemkot Metro dan Komunitas]
[Mou Pengelolaan Taman Ki Hajar Dewantara Antara Pemkot Metro dan Komunitas]
Pada akhirnya semakin disadari oleh berbagai kalangan bahwa ruang publik sebagai rumah bersama adalah upaya untuk mendorong bahwa kota dan warganya saling berinteraksi dengan dinamis. Ruang-ruang publik dikota harapannya dapat menjadi muara bagi imajinasi dan ekspresi kreatif.

Ruang Publik dan Indeks Kebahagiaan

Menurut berbagai studi yang dilakukan oleh lembaga-lembaga lembaga penelitian, negara-negara yang memiliki indeks perdamaian, kebebasan, pendidikan berkualitas, kesehatan berkualitas, serta sistem politik yang baik adalah mereka yang masuk dalam daftar negara-negara paling bahagia di dunia. 

Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) misalnya. Organisasi internasional yang mewadahi negara-negara maju di dunia misalnya yang telah meneliti tentang negara-negara paling bahagia sejak awal tahun 2000-an. OECD mengacu pada indikator seperti pendapatan dan kekayaan negara, hingga keterbilatan masyarakat di berbagai bidang di suatu negara. 

Selain itu, indikator sebuah negara yang bahagia adalah kualitas lingkungan, keamanan, kepuasan hidup dan tentu saja kualitas pendidikan dan kesehatan yang baik. Mengikuti indikator ini Indonesia tentu tak masuk dalam 10 besar negara palig bahagia.

Berbeda dengan riset OECD, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Global Research Company Ipsos, pada survei yang dirilis pada awal tahun 2014, menyatakan bahwa Indonesia menempati posisi ke-1 dimana tingkat kebahagiaan masyarakatnya dengan persentase sebesar 55%, lalu diikuti oleh India sebanyak 41%, Mexico 38%, Brazil 33%, Afrika Selatan dan Amerika Serikat sebanyak 26%, dan Kanada sebanyak 24%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun