GOLPUT PEMILU 2014 = Bayangan Hitam Masyarakat
Tahun ini adalah tahun 2014, tahun dimana seluruh rakyat Indonesia memilih presiden dan wakil presian yang baru serta wakil rakyat legislative untuk memimpin dan merubah Indonesia menjadi yang lebih maju dari sekarang. Semua masyarakat dituntuk untuk memilih pemimpin yang mungkin semuanya belum masyarakat kenal. Untuk itu para caleg yang akan menjadikan dirinya seorang wakil rakyat mulai bergerak untuk melakukan kampanye sepeti memasang foto mereka  di baliho atau spanduk – spanduk atau menggunakan media cetak yaitu Koran, dan media massa dari radio dan televisi dengan bertuliskan nama dirinya dan Partainya serta nomor urut mereka di Pemilu padahal untuk memulai kampanye berdasarkan keputusan dari KPU yaitu 15 Maret 2014, sebenarnya tindakan para caleg yang melakukan kampanye sebelum tanggal yang ditentukan adalah tindakan yang melanggar dan termasuk kedalam undang-undang pemilu tahun 2013.  Kemudian, masih banyak para caleg untuk menarik perhatian masyarakat mereka menggunakan politik uang sehingga masyarakat nantinya pada tanggal 9 April 2014 dan 7 Juli 2014. Dan akhirnya di salah satu kota yaitu Bandung membuat spanduk bertuliskan “Terima Saja Uangnya, tetapi jangan pilih orangnya“. Untuk hal ini mungkin sudah banyak diperbincangkan di lingkungan masyarakat luar dari berbagai media untuk menghindari Politik Uang. Kemudian, muncul salah satu nama calon presiden yang berasal dari partai PDI-P, yang namanya sedang naik daun dan terpilih menjadi walikota terbaik di dunia dan sekarang masih menjabat sebagai salah satu Walikota Propinsi DKI Jakarta yaitu JOKOWI, berkat hasil kerjanya yang baru satu tahun menjabat sebagai Walikota DKI Jakarta dan sudah dianggap cukup baik dia akhirnya menjabat sebagai Calon Presiden Indonesia berikutnya setalah SBY, kemudian muncul statement dari Direktur Eksekutif Cirus Surveyors Group, Andrinof A Chaniago mengatakan jika Joko Widodo (Jokowi) tidak maju menjadi calon presiden pada pemilu mendatang, maka angka pemilih yang Golongan Putih (Golput) akan meningkat sebanyak lima persen.
"Jika Jokowi tidak dicalonkan, pemilih akan sebagian pindah suara dan sebagian lagi golput. Kalau ia tidak dicalonkan diperkiran angka pemilih golput akan naik sekitar lima persen dari sebelumnya," ujarnya saat memaparkan hasil survei "Posisi Partai dan Capres Satu Bulan Menjelang Pemilu" di Jakarta, Sabtu (8/3).
Ia menjelaskan angka golput murni ini sebesar 1,8 persen. Tetapi jika Jokowi tidak jadi maju sebagai calon presiden maka angka golput ini akan menjadi 6,8 persen.
Untuk itu hindarilah GOLPUT dalam Pemilihan Presiden dan Legislatif untuk tahun 2014, hilangkan lah bayangan hitam pada diri anda dan jadilah pemilih yang memilih wakil rakyat yang bisa membuat Indonesia dan tempat tinggal kalian menjadi lebih maju dari periode sebelumnya dengan jujur dan hati nurani yang anda miliki, dan selidiki terlebih dahulu dari program yang akan calon wakil rakyat ingin jalankan jangan langsung memilih sehingga pilihan anda tidak salah dan untuk tahun 2014 angka GOLPUT menurun drastis dari apa yang sudah di perkirakan sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H